Semenanjung Indocina mencakup wilayah Laos, Kamboja, dan Vietnam. Kini, pengertian Indocina secara luas juga mencakup Myanmar dan Thailand. Perjalanan mengunjungi wilayah Indocina ini pun menjadi rute favorit bagi pelancong yang ingin menyelami lebih jauh keunikan percampuran budaya masyarakatnya.
Jalan-jalan di wilayah Indocina memang tak bisa lepas dari wisata sejarah dan religi. Kawasan ini menyimpan beragam artefak berusia ribuan tahun yang mengajak kita mengarungi mesin waktu. Seperti halnya kala berada di Yangon, kota terbesar di Myanmar. Tepat di pusat kota Yangon, terdapat Chaukhtatgyi Pagoda yang terkenal dengan patung Buddha tidur raksasa. Di kota ini juga terdapat stupa emas berusia 2.500 tahun yang menjadi salah satu situs suci umat Buddha, yakni Shwedagon Pagoda. Ada pula Golden Rock Pagoda di gunung Kyaikhtiyo.
Jika sudah ke Myanmar, tentu wajib pula mengunjungi Bagan, sebuah kota kuno yang menjadi ibu kota Kerajaan Pagan. Kerajaan inilah yang pertama kali menyatukan wilayah-wilayah dan membuat konstitusi modern Myanmar.
Perjalanan menjelajahi kawasan situs dunia di Bagan diawali dengan mengunjungi pasar Nyaung U, Kuil Ananda yang dibangun pada kisaran abad ke-12, lalu Kuil Thatbyinnyu yang juga dibangun pada periode sama dan merupakan bangunan tertinggi di Bagan. Selanjutnya menuju Kuil Htilominlo, kuil terbesar di Bagan dan terkenal dengan ukiran serta dekorasinya yang indah.
Perjalanan spiritual ini pun dilengkapi dengan menuju Gunung Popa, yang diyakini sebagai tempat tinggal nats (arwah) yang dihormati. Setelahnya menuju Kuil Manuha, salah satu kuil Buddha tertua di Bagan, yang dibangun pada 1067. Ada pula kuil berarsitektur India yang dibangun pada 1113, Myingabar Gubyaukgyi, dan Kuil Dhamanyangyi yang terkenal dengan batu baranya. Menjelang senja, pemandangan dari Sungai Ayeyarwadaddy atau Pagoda Shwesndaw akan memberi kenangan tersendiri dalam menikmati matahari terbenam.
Dari Bagan, Heho menjadi singgahan berikut. Di sini terdapat Gua Pindaya yang di dalamnya terdapat 8.000 gambar Buddha, baik berbentuk patung maupun gambar, Danau Inle yang terkenal dengan kampung terapungnya, dan Phaungdawoo Pagoda. Jangan lewatkan kesempatan mengunjungi Jumping Cat Monastery dan floating garden, lalu mencoba memancing ala warga desa. Keindahan Danau Inle pun dapat dinikmati kala matahari terbenam dengan menggunakan perahu.
Selamilah kehidupan yang khas dan menyambangi pagoda-pagoda kuno di Desa Indein, bagian barat Danau Inle. Salah satunya kompleks Shwe Indein Pagoda yang mengesankan dan menawarkan pemandangan cantik menuju danau dari ketinggian. Dari Heho, perjalanan dilanjutkan menuju wilayah Mandalay. Di sini terdapat jembatan kayu panjang yang indah, U Bein Bridge, dan Biara Shwenandaw (Istana Emas) yang dikenal dengan ukiran kayunya yang indah. Ada pula Pagoda Kuthodaw yang terkenal memiliki lembaran batu kitab suci Buddha terbesar di dunia.
Perjalanan di Myanmar yang mengesankan pun berlanjut menuju Laos. Vientiane, ibu kota Laos, juga memiliki banyak kuil indah. Salah satunya adalah Wat Ho Phra Keo yang merupakan tempat ibadah keluarga kerjaan Laos dan sebagai rumah bagi Buddha Zamrud. Di Luang Prabang, bagian utara Laos, terdapat Royal Palace Museum, dulunya adalah istana raja, untuk melihat koleksi artefak mililk keluarga kerajaan.
Jangan lewatkan pula mengikuti tradisi sakral di Laos, yakni sedekah pagi hari yang dimulai pada abad ke-14. Lebih dari 200 biksu berangkat dari berbagai kuil untuk mengumpulkan makanan sehari-hari. Setelah itu mengunjungi Temporary Morning Market yang terletak di dekat bekas istana kerajaan, tempat di mana orang-orang melakukan barter berbagai macam barang atau makanan.
Saatnya untuk kembali menelusuri kisah bersejarah Sungai Mekong, yang kini menyajikan pemandangan pedesaan yang tenang, di Kota Wat Sene. Di sini juga terdapat Gua Pak Ou, sebuah gua biara dari abad ke-16 yang memiliki ribuan gambar Buddha.
Sisa perjalanan terakhir di Laos biasanya ditutup dengan mengunjungi UXO Visitor Centre yang merupakan tempat dokumentasi perang rahasia di Laos, Kuang Si yang merupakan air terjun terbesar di Luang Prabang, dan mengunjungi desa-desa cantik seperti Ban Thapene, Ban Thinkseo, dan Lao Loum Ban Xom. Semua perjalanan ini akan makin berkesan dengan Avia Tour, yang merangkumnya dalam perjalanan selama 13 hari. [ADT]
Foto: Shutterstock.com
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 21 Februari 2019.