Italia menjadi salah satu negara dengan industri pariwisata terkuat di dunia. Sektor pariwisata di negara ini menyumbang hampir 12 persen dari PDB-nya. Bahkan, Italia memiliki situs warisan dunia yang tercatat di lembaga PBB UNESCO, terbanyak di dunia.
Mengingat banyaknya aset sejarah bernilai seni tinggi yang ada di negara tersebut, Pemerintah Italia sangat menekankan pada aspek pelestarian dan restorasi. Banyak situs warisannya dibidik wisatawan dunia, beberapa di antaranya sebagai berikut.
Cinque Terre
Nama Cinque Terre kini tak begitu asing di telinga. Dalam lima tahun belakangan, sebuah desa di atas karang dengan warna-warni cat rumah ini menjadi destinasi wisata primadona. Desa ini berada di daerah Liguria, barat laut Italia.
Cinque Terre artinya lima desa. Mereka adalah Riomaggiore, Manarola, Corniglia, Vernazza, dan Monterosso. Desa-desa cantik yang berdiri di tepi karang-karang terjal ini merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO karena keunikannya.
Riomaggiore merupakan desa terbesar di antara kelima desa di Cinque Terre. Letaknya berada di paling timur. Di bagian atas pemukiman terdapat bukit untuk menanam anggur dan zaitun. Riomaggiore memiliki lokasi yang sangat indah nan romantis untuk menikmati terbenamnya mentari.
Sementara itu, Manarola adalah desa yang terletak di sepanjang sungai dan dikelilingi oleh perkebunan anggur. Desa ini terkenal sebagai penghasil wine Sciacchetra. Selain itu, yang menarik di desa ini adalah terdapat la via de’ll amore atau lovers pathway, jembatan yang menghubungkan desa Manarola dengan desa Riomaggiore yang di kanan dan kirinya dipenuhi oleh gembok yang tertulis nama pasangan kekasih.
Berlanjut ke Corniglia. Ini adalah satu-satunya desa yang tidak memiliki pelabuhan karena wilayahnya tidak berbatasan langsung dengan laut. Berada 100 meter di atas sebuah tanjung, desa ini pun lebih dikenal sebagai desa pertanian daripada maritim.
Vernazza sering kali dianggap sebagai desa yang paling menarik dan terindah di antara desa-desa lainnya. Udara di desa ini juga bersih dan nyaman, alamnya cantik, arsitekturnya indah, serta tidak ada kemacetan. Tak heran wisatawan selalu ramai mengunjungi desa yang juga dijuluki fishing village ini. Wisatawan dapat memancing, berenang, atau sekadar berjemur di pantai.
Kemudian, Monterosso. Desa ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu desa tua dan desa baru yang dipisahkan oleh terowongan tunggal yang bisa dilalui oleh pejalan kaki dan juga mobil. Hal yang paling menarik wisatawan dari desa ini adalah pantai pasir landai yang membentang sepanjang garis pantai.
Nah, untuk mengunjungi desa-desa ini, wisatawan bisa dengan hiking berjalan kaki atau dengan menggunakan kereta api yang saling menghubungkan antardesa.
Siena
Siena merupakan salah satu kota di daerah Toscana, salah satu wilayah di Italia yang paling banyak dikunjungi turis. Hal ini selain “kekunoan” kota ini, juga karena setiap dua kali dalam setahun di Siena diadakan perlombaan balap kuda bernama Palio.
Pusat kota Siena masuk sebagai salah satu situs warisan dunia yang dilestarikan oleh UNESCO, khususnya Piazza del Campo, alun-alun kota bergaya abad pertengahan yang masih terawat baik, tempat Palio diselenggarakan.
Foto-foto: Shutterstock.com
Di Siena juga terdapat pasar yang terbesar di Tuscany. Pasar ini biasanya digelar setiap Rabu dan diadakan di La Lizza, area di dekat benteng tua. Pasar biasanya mulai beroperasi pukul 08.30 sampai pukul 13.30 (waktu setempat). Pengunjung bisa menemukan berbagai penjual makanan, pakaian, dan suvenir khas Italia.
Pada hari berikutnya, jangan lewatkan kunjungan ke Duomo of Siena, gereja abad ke-13 yang sangat artistik dan terbuat dari batuan marmer. Selanjutnya, kota San Gimignano yang mendapat julukan Kota Menara karena zaman dahulu kota ini dihiasi dengan 72 menara dan saat ini hanya tersisa 12 menara.
Mengunjungi berbagai situs warisan dunia di Italia dapat dilakukan dengan lebih nyaman dan aman bersama Golden Rama. Biro perjalanan ini menghadirkan paket wisata Favorite Smart Saver Holidays yang dapat dinikmati bersama keluarga terkasih yang tentunya dapat membuat perjalanan wisata terasa lebih mengasyikkan. [*/ACH]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 14 Februari 2019.