Home Lomba Blog KTF 2015 Liburan Seru Seorang Guru

Liburan Seru Seorang Guru

oleh

“Aaah…ribet banget sih ngurusin anak orang.”

“Nggak capek apa ngadain acara jalan-jalan bareng anak-anak.”

“Memangnya bisa enjoy ya jalan-jalan sama anak-anak sebanyak itu?”

Perkataan itu pernah aku dengar ketika aku masih memegang sebuah lembaga nonformal. Kegiatan rutin setiap dua atau sekali dalam setahun ialah pergi jalan-jalan. Tidak hanya anak didik yang kami ajak, tapi orangtua pun diikutsertakan dalam setiap acara jalan-jalan.

Pergi berlibur bareng anak-anak dengan usia yang tidak sama itu memiliki keunikan sendiri. Selain itu, posisiku sebagai guru dan juga pengelola lembaga pun harus bisa bersikap seimbang. Aku harus memberikan kenyamanan sekaligus keceriaan ketika acara jalan-jalan tersebut. Di depan anak-anak aku harus bersikap dengan sikap yang mereka mau. Dan tentu saja, aku pun harus memperlihatkan rasa tanggung jawab dan kedewasaan di depan para orangtua.

Tapi, aku sama sekali tidak ambil pusing dengan sebuah pencitraan. Bagiku bersikap apa adanya, itu jauh lebih baik. Dan itu terbukti, setiap kali mengadakan acara jalan-jalan, anak-anak selalu antusias. Mereka terlihat menikmati acara ayang sudah aku atur sedemikian rupa.

Berlibur bareng murid-murid itu pokoknya selalu menyisakan cerita seru. Meskipun aku sering bertemu mereka di kelas, tapi akan ada atmosfer berbeda ketika kami menghabiskan waktu di luar. Kedekatan kami lebih terasa ketika bercanda bersama di sepanjang perjalanan dan juga di tempat wisata.

Liburan seru itu tidak harus kita rasakan ketika bersama sahabat atau teman-teman seumuran. Berlibur bersama anak-anak ternyata lebih seru. Celoteh dan candaan mereka kadang membuat kita tak berhenti ikut tertawa. Sikap mereka yang selalu penuh keceriaan membuat kita benar-benar bisa melepaskan semua penat. Selain itu, kadang kejahilan mereka pun membuat kita merasakan kedekatan yang luar biasa dengan mereka. Meski kadang kita merasa kesal, tapi tidak terbersit untuk memarahinya karena masih dalam kewajaran.

Saat itu, di saat aku masih belum menikah, aku selalu membayangkan kalau kelak aku menjadi seorang ibu, mungkin aku akan merasakan atmosfer berlibur yang sama. Dan aku jadikan semua itu sebagai caraku untuk belajar memahami mereka. Mereka yang tak pernah mengenal kata lelah. Mendatangi arena wisata itu berarti saatnya keceriaan dimulai. Tidak ada kata berhenti, bahkan untuk sekedar melepas lelah. Kadang disuruh untuk makan saja, susahnya minta ampun.

Aku kadang suka senyum-senyum sendiri ketika melihat keceriaan mereka. Tidak jarang aku merasa lelah mengawasi mereka, tapi semuanya terhapus dengan senyum ceria mereka. Ya, anggap saja learning by doing. Toh, nanti ketika aku punya anak, aku pun harus siap dengan situasi seperti ini. Tapi tentu saja jumlahnya tidak sebanyak ketika aku mengajak anak didikku. Nggak kebayang deh kalau aku benar-benar punya anak sebanyak itu J.

Jadi, memang benar, berlibur asyik dan seru itu bareng dengan anak-anak. Mereka tidak perlu diajak ke tempat yang jauh atau mahal. Karena yang terpenting bagi mereka, mereka bisa merasakan suasana yang berbeda saja sudah sangat menyenangkan. Dan yang terpenting memberi mereka kebebasan untuk mengeksplorasi apa yang mereka temui, akan jauh lebih menarik. Jika kita pandai mengkondisikan, biasanya anak-anak itu akan menikmati acara jalan-jalan, dimulai dari berangkat sampai mereka pulang kembali.

Ya, perjalanan ke tempat wisata merupakan hal yang sangat menyenangkan buat mereka. Mulut mereka tidak akan pernah berhenti merencanakan apa yang akan mereka lakukan di tempat wisata. Matanya akan berbinar melihat ke kiri dan kanan jalan, tak sabar menanti kapan tiba di tempat tujuan.

Dan ketika mereka sampai di tempat tujuan, mereka tak perlu menunggu aba-aba dari kita. Mereka sudah tidak sabar untuk berpetualang dengan apapun yang ada di sana. Memang selalu ada keceriaan, canda tawa dan juga cerita ketika kita berlibur bersama anak didik. Bagiku, inilah tujuan berlibur yang sesungguhnya, mengembalikan keceriaan dan keseruan yang mungkin sempat bersembunyi ketika kita melakukan aktifitas sehari-hari.

Penulis

Intan Siti Noer Rita Daswan

Twitter: @Intandaswan

Artikel yang mungkin kamu suka