Home Lomba Blog KTF 2015 Liburan Seru Ke Singapura Dengan Sepupu

Liburan Seru Ke Singapura Dengan Sepupu

oleh

Bukan fans travelling rame-rame, walaupun pada beberapa kesempatan kita pergi juga dengan anggota keluarga yang lainnya. Sudah terbiasa jalan berdua Dudu tanpa ribet tanpa harus banyak kompromi. Apalagi kalau pergi dengan keluarga besar, makin banyak peserta, makin banyak ide dan menyatukan banyak kepala itu tidak mudah. Tapi sekali ini saya mengiyakan tawaran Tante saya dan keluarga nya untuk jadi tur guide dalam perjalanan perdana mereka ke luar negeri.

Tantangan tersendiri buat saya yang egois ini untuk mengikuti itinerary orang. Tapi buat si Dudu makin banyak orang memang makin asyik. Karena biasanya jadi peserta paling muda dan satu-satunya Anak kecil di acara travelling keluarga. Andrew senang karena ada tiga sepupu saya yang seumuran dia ikutan dalam travelling kali ini.

Mendarat di Changi pagi-pagi, kami berdua harus menunggu pesawat Tante saya mendarat dari Kota lain. Untungnya Bandara Singapura ini terkenal canggih dan memiliki banyak fasilitas. Jadi menunggu 5 jam itu tidak terasa karena banyak hal yang bisa dilakukan mulai dari main, jalan-jalan di Taman hingga nonton TV. Buat yg suka shopping, Changi juga banyak pilihan. Nah keseruan dimulai di sini ketika keluarga Tante mendarat dan sibuk dengan segala fasilitas yang ada di Changi sampai lupa keluar dari airport.

Mencari hotel tempat menginap, sebuah hostel backpacker di daerah Lavender juga jadi tantangan soalnya ketika para sepupu saya yang seumuran Dudu ini jarang jalan Kaki. Maklum di Indonesia kan susah trotoar. Jadi begitu jalan beberapa Blok dari MRT, mereka mulai lelah. Tapi karena Dudu semangat dan terlihat santai, mereka jadi tidak mau kalah. Yang ada malah Tante dan Om saya yang kerap tertinggal saat jalan kaki.

Seru karena banyak hal baru yang butuh penyesuaian. Mulai dari hal paling simple seperti menyebrang jalan pada tempatnya hingga membeli dan menggunakan karcis MRT. Dudu jadi tur guide dadakan. Jadi setiap kali kita naik MRT, Dudu akan masuk duluan sambil menunjukkan caranya dan saya akan masuk paling akhir karena harus memastikan bahwa semua anggota rombongan bisa melewati gate dengan aman.

Soalnya keluarga Tante ini tidak bisa bahasa Inggris.

Penyesuaian berikutnya adalah kemana bisa pergi? Soalnya saya dan Dudu biasanya keluar jalur dan bahkan pernah muter-muter Singapura hanya untuk berburu buku. Lalu, objek wisata apa yang menjadi lebih seru ketika dikunjungi bersama?

Malam pertama kita ke Orchard. Soalnya si Tante tidak mau ke zoo. Buat apa jauh-jauh ke Singapore kok malah ke kebun binatang, mendingan kita lihat yang di Indonsia tidak ada. Jadilah kita ke Orchard, mondar-mandir antara ION dan Takashimaya sambil foto-foto lalu makan es potong. Lha tadi katanya mau cari yang di Indonesia tidak ada? Alasannya, es potong itu jadi berbeda karena makan di depan ION Orchard.

Hari kedua kita ke SEA Aquarium di Pulau Sentosa. Thanks to si Tante yang sudah langsung beli tiket sepaketan, kita jadi mampir ke SEA Aquarium yang ternyata bagus sekali. Sorenya kita main di pantai sambil menuggu Songs of The Sea mulai (yap, waktu itu masih Songs of The Sea). Dan karena ada temannya inilah, Andrew jadi semangat main di pantai meskipun cucaca mendadak mendung. Pertunjukan pertama jam 7.40 kita sudah antri dari jam 6 sore, yang menyebabkan tante saya terheran-heran kenapa kita antrinya sepagi seperti mau beli barang diskonan di mall. Haha.

Hari berikutnya, kita mengunjungi Singapore Science Center. Meski sudah bolak balik ke sini, ini pertama kalinya kita pergi bersama dengan anak-anak lainnya. Dudu senang karena ada teman untuk bermain. Apalagi beberapa permainan memang harus dikerjakan beramai-ramai. Tidak heran kalau tempat ini populer sebagai tujuan karyawisata anak. Om saya yang malas ikutan memutuskan buat duduk di restoran cepat saji di depan sementara saya dan Tante saya ikutan masuk dan bermain.

Full-day terakhir kita habiskan di Universal Studios. Ke theme park seperti ini, semakin rame rombongan semakin seru karena biasanya euphorianya jadi lebih terasa. Bisa gantian foto-foto jika tongsis dilarang dan kalau naik wahana tidak perlu sharing dengan orang lain. Dudu juga senang karena ada beberapa wahana khusus anak-anak yang bisa dia naikin bersama seorang teman. Hebohnya bisa dua kali jika dibandingkan dengan kalau naik sendiri!

Tapi cerita paling seru terjadi di Food Court. Yah yang ini memang bukan objek wisata tapi, food court dan Kopitiam jadi ajang belajar praktek Bahasa Inggris buat para sepupu saya. Mendekati hari terakhir kunjungan kita ke Singapore, sepupu saya yang paling besar sudah berani memesan makanan sendiri. Soalnya, sebelum ini sayalah yang harus memesankan makanan untuk semuanya. Belum lagi kalau ada yang picky eater lalu mogok makan. Atau yang stress karena saya bolak-balik makan Indian Food yang baunya lumayan menyengat haha.

Kapok?
Tidak tuh. Si Tante malah sudah mengajak kembali mau ke Singapura. Alasannya? Ternyata sewaktu pulang ke kotanya, orang tua murid di sekolah sepupu saya bertanya kenapa tidak ke kebun binatang kan Singapore Zoo bagus dan terkenal. Jadi sekarang saya diuber-uber sama si Tante (dan ketiga anaknya) buat ke Singapore lagi demi mampir ke kebun binatang tersebut. Waduh.

Cerita ini juga dipublikasikan di blog pribadi saya: 
http://andrewandme.blogspot.com/2015/08/liburan-seru-ke-singapura-bersama-sepupu.html

Penulis

Ruth Ninajanty

Twitter: @_RuthNina_

Artikel yang mungkin kamu suka