http://indranurhafidh.blogspot.com/2015/06/antiwacana-on-vacation.html
Hallo readers!
Kali ini gue mau nge-dongeng ketika gue melihat indahnya ciptaan yang Kuasa bersama “Anti Wacana”. Setelah perdebatan yang menghabiskan banyak tenaga dan pikiran serta emosi jiwa dan raga, kita memutuskan untuk ke Malang dan sekitarnya
Senin, 2 Maret 2015
Gue, Miraj, dan Yolanda berangkat dari Bintaro dengan commuter line ke Ps. Senen
Di Ps. Senen, kita janjian sama Sandya. Kita naik kereta ekonomi Matarmaja pulang pergi Ps. Senen – St. Malang seharga 130 ribu rupiah . Asli murah banget!
Sayangnya semenjak tidak ada subsidi pemerintah, tiket kereta mahal lagi. Dari yang 65 ribu rupiah, menjadi 115 ribu rupiah.
Lanjut!
Menikmati perjalanan 16 jam yang sangaaaaaat panjang, yang kita lakukan adalah ngalor-ngidul. Kalau dibayangin duduk di kereta hampir satu hari full dengan kondisi kereta duduk yang tegak, emang capek banget sih, tapi maklum anak kost maunya yg murah-murah
Hal yang harus kalian perhatikan selama di kereta ekonomi:
– Di kereta, shalat harus duduk. Seru juga sih ada sensasi yang beda, sambil shalat, sambil gujes-gujes
– Jangan berharap dengan kantin di kereta ekonomi. Disini tuh gak ada apa-apa, jadi kalau lapar, ya nunggu petugas lewat nawarin mie instan, nasi goreng, dan lain lain.
– Kalau charging gadget, jangan ditinggal. Bahaya juga soalnya kalau duduk di kereta sama orang yang gak dikenal tapi kita tidur sambil charging gadget.
Selasa, 3 Maret 2015
Kita sampai jam delapan pagi di St. Malang.
Kita nginep di The Batu Villas yang sudah kita booking dengan harga perkepala 65 ribu rupiah. Sampai hotel, kita belum bisa early check-in, jadi kita cari-cari tempat penyewaan motor via browsing sambil nunjukkin keahlian gue main billiard #padahalkalahmulu. Setelah browsing, kita dapat motor tapi dengan harga yang diatas kewajaran, karena kita minta antar ke Batu dari Malang. Sarannya sih harusnya dari awal udah nemu penyewaannya, jadi dari stasiun tinggal naik dan gak kena charge.
Check in, mandi, shalat, siap-siap, dan cussss ke Museum Angkut+ yang jaraknya tinggal ngesot dari hotel. Tapi sebelumnya kita makan bakso malang dulu di depan hotel.
Di Museum Angkut+, uang yang harus kita bayar sebesar 60 ribu rupiah, untuk weekend seharga 80 ribu rupiah. Disana banyak banget objek foto yang bisa kita ambil. Jempol deh buat para arsitek dan designernya!
Setelah foto-foto ganteng, kita lanjut ke Batu Night Spectacular (BNS). BNS tuh semacam pasar malam hits nya di Batu. Kalau mau main permainan, sistemnya harus bayar tiket terusan lagi. Untuk masuk BNS nya aja, bayar 20 ribu rupiah ketika weekday dan 30 ribu rupiah ketika weekend. Berhubung gue kesana pas hujan turun membawa sejuta kenangan (halah), jadi gabisa main permainan apa-apa karena ditutup kalau hujan. Alhasil kita cuma main laser game ala-ala dan berputar-putar di taman lampion.
Dari BNS, kita ke alun-alun batu. Kita makan lucu di Pos Ketan Legenda tahun 1967. Weekday aja disana tuh crowded banget bahkan sampai waiting list, gak kebayang deh kalo weekend. Tapi karena kepenuhannya itu, jadi makin excited dan penasaran se-enak apa gitu soalnya katanya hits bgt. Gue beli ketan duren keju susu + susu jahe. Nampooool parah!!! Asli harus banget dikunjungin kalau kalian lagi ke Batu!
Rabu, 4 Maret 2015
Rabu pagi kita packing. Sebelumnya kita ke Jatim Park 2 atau yang lebih dikenal dengan Batu Secret Zoo. Bedanya sama Jatim Park 1 (JP1), di JP1 itu kayak dufan, banyak wahananya, kalau Batu Secret Zoo isinya kebun binatang tapi didalamnya ada wahana juga tapi kecil-kecilan. Tiket weekday dibandrol dengan harga 60 ribu dan weekend dengan harga 80 ribu.Malamnya kita langsung menuju Malang karena mau ngembaliin motor yang kita sewa. Kita janjian di alun-alun bundaran malang.
Akhirnya kita ke McD sambil nunggu jam dua belas malam buat jalan ke Kertanegara Guest House, tempat Tasya and the gangs bermalam. Sebelumnya kita udah janjian untuk ke Bromo bareng biar bisa share cost, biar gak mahal-mahal banget hehe (orangnya suka yang murah-murah)
Kamis, 5 Maret 2015
Jam setengah dua malam, kita lanjutkan perjalanan dari guest house ke Bromo, Probolinggo.
Sebelum lanjut ke penanjakkan, kita turun untuk ganti ke jeep. Selama di jeep mual banget. Oiya kita juga menyewa jaket tebal soalnya sumpah disana tuh dingin banget jadi ya mau gamau harus nyewa. Saran dari gue sih, jangan nyewa jaket sama orang yang nawarin ketika turun dari jeep, kalau kalian jalan sedikit aja keatas, ada toko yang isinya tempat penyewaan yang lebih bervariasi pilihannya, juga lebih murah.
Sampai di penanjakan satu, kita nunggu sunrise. Tapi gue lebih suka foto yang latar belakangnya keliatan awan aja, lebih menarik.
Setelah dari penanjakan satu, kita menuju kawah bromo. Disini banyak banget jasa kuda buat ke tangga kawah bromo. Tapi berhubung kita anaknya kuat (atau hemat), kita memutuskan buat jalan kaki.
Dari kawah bromo, kita lanjut ke Bukit Teletubbies. Disini ada bukit-bukit hijau mirip bukit yang ada di film teletubbies gitu dan ada ilalang yang bagus buat di foto
Lanjut dari Bukit Teletubbies, kita ke Padang Savanna. Disana lebih banyak pasir sama batu-batu. Bagus juga buat foto hehe
Setelah dari Padang Savanna, karena kita juga ngejar waktu buat pulang, akhirnya pulang sekitar jam sebelas dari sana dan sampai Malang jam satu siang.
Kita langsung ke St. Malang. Disana kita mandi dulu di pemandian umum. Pemandian umumnya gak begitu jelek, ya lumayan buat para backpacker.
Kita ke stasiun jam lima sore dan cussss pulang. Seperti biasa, 16 jam di kereta. Tapi kali ini lebih santai, karena capek main, kita tidurnya lebih enak dan pulas.
kita bobo~
Jumat, 6 Maret 2015
Sampai Jakarta jam sembilan pagi
Kita turun di Jatinegara. Gue langsung ke Bogor dan yang lain lanjut ke Bintaro lagi. Akhirnya semua penderitaan kesenangan berakhir di hari ini.
Ciaobella~