Perjalanan dimulai dari Stasiun Senen, Jakarta. Saya dan teman saya menunggu kereta Progo keberangkatan jam 22.30 WIB. Lumayan hampir larut malam, tapi enak juga karena bisa berangkat Kamis malam sepulang kerja.
Tujuan kami ke Kutoarjo-Purworejo, silaturahim sekaligus numpang makan, mandi dan beristirahat semalam. Tak terasa perjalanan 7-8 jam sudah kami tempuh. Hey Kutoarjo-Purworejo..kampung halaman kami, we’re coming.
Tepat pukul 06.00 WIB kami tiba di Kutoarjo, dan disambut banyak angkutan umum di Stasiun. Namun bentor (becak motor) menjadi pilihan kami, di Jakarta nggak ada kan? Setelah cukup alot tawar menawar (saya kurang fasih berbahasa Jawa, mengerti namun tidak bisa membalas pertanyaan) jadi teman saya yang tawar-menawar. Akhirnya deal Rp. 45.000 sampai ke rumah kami. Lucunya naik bentor, suarany sedikit bising dan jalannya tidak lebih cepat dari bemo (di Jakarta masih ada bemo).
Di tengah perjalanan, tiba-tiba mogok entah kenapa. Sempat panik karena kami benar-benar euforia kembali ke kampung halaman, ehhh…mogok. Beruntungnya Bapak bentornya sigap dan segera menelepon temannya untuk mengantarkan kami. Syukurlahh..
Esok paginya, sekitar pukul 05.00 WIB kami sudah bergegas menuju Stasiun Kutoarjo lagi, untuk menuju Yogyakarta. Kami naik kereta Prambanan Ekspress dan turun di Stasiun Tugu Yogyakarta. Harga tiket Rp. 8.000 dengan waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan. Tepat pukul 06.15 WIB kereta berangkat.
Yeay..tepat jam 07.30 kami tiba di Yogyakarta. Halo Yogya, berjumpa kembali yaa, please be nice.
Lanjut berjalan kaki menyusuri jalanan Malioboro, saat itu masih terlalu pagi. Pedagang belum banyak yang buka, sehingga Malioboro menjadi tujuan akhir kami. Dan sekarang mari kita berjalan menuju destinasi pertama, Benteng Vrederburg. Perjalanan ditempuh cukup dengan berjalan kaki, tidak terlalu jauh, sekitar 15-20 menit berjalan kaki menyusuri lorong Malioboro.
Tak sangka, dapat kejutan ternyata benteng ini berhadapan dengan Istana Kepresidenan Yogyakarta, wahh..bagus sekali, arsitekturnya mirip dengan Istana Merdeka dan Istana Bogor. Dengan penjagaan ketat, kami hanya bisa mengabadikan foto di depan Istana.
Saya salut sekali, disini meskipun ramai, banyak wisatawan lokal maupun mancanegara, namun telihat tertib. Kendaraan dan delman (angkutan yang menggunakan kuda) saling bertoleransi, begitu juga dengan pejalan kaki. Lelah berjalan, kami beristirahat sejenak. Trotoar disini diperindah dengan dipasang bangku taman yang cukup banyak dan teduh, nyaman bagi yang ingin beristirahat sejenak.
Heeeiii, ternyata di pojok sana ada tupai yang sedang bergaya. Waahh, lucu sekali tupai ini, kalau dilihat seperti yang ada di film Ice Age. Saya bingung mengapa gaya statue-nya seperti ini, tapi mungkin ini adalah simbol pengharapan ya, karena tupai ini seperti sedang make a wish di depan makanannya. Yaa, semoga bangsa Indonesia selalu diberikan kesejahteraan, amin.
Okay, lanjut lagi berjalan kaki. Kali ini tujuan kita menuju ke titik nol kilometer Yogya. Tak perlu berjalan lama, sekitar 5-10 menit juga sudah sampai. Yap inilah titik nol kilometer Yogya, yang berdekatan dengan Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949.
Lanjut dengan icon titik nol kilometer Yogyakarta, apalagi kalau bukan gedung Bank BNI 46 dan gedung kantor POS.
Meski bukan ke gunung dan pantai, namun spot disini tak kalah keren. kami sengaja mengunjungi wisata tradisional yang menjadi iconik seperti ini, karena memang waktu liburan yang tidak terlalu lama. Selanjutnya adalah, mengasah pengetahuan di Taman Pintar Yogyakarta. Yuk mari kita berjalan kaki lagi, menyusuri jalanan Yogya yang cukup ramai saat itu. Dan hey, sudah sampai. Sekitar 5-10 menit berjalan dari titik nol Km Yogya.
Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB, kami bergegas meninggalkan Taman Pintar, dan mencari masjid karena pada hari itu adalah Hari Jum’at. Setelah menyelesaikan ibadan Shalat Jum’at, lanjut makan siang dan berbelanja di Malioboro. Berhubung sangat ramai dan konsentrasi memilih oleh-oleh, kami lupa mengabadikan.
Saatnya kembali ke Jakarta, liburan kali ini telah usai. Sesungguhnya masih sangat ingin jalan-jalan explore Yogyakarta dengan segala potensi alam dan budayanya. Semoga lain waktu liburannya bisa lebih lama dan mengunjungi tempat-tempat indah lainnya di Indonesia.
Happy traveling, cara termudah mengurangi kepenatan setelah berkutat dengan aktivitas sehari-hari.
Link artikel: http://vigoquinnballack.blogspot.com/2015/08/vigo-dan-yogyakarta-mini-travel-on.html