Gara-gara iseng main kuis, eh nggak nyangka malah juara pertama. Hadiahnya liburan sekeluarga ke Bali! Yihaa …. *jungkirbalik*
Matahari sudah terik saat kita tiba di Denpasar. Panaaas banget, padahal baru jam 11 pagi. Gimana jam 1-2 siang nanti ya? Hiyaaa …. harus bawa kulkas kemana-mana nih, biar bisa ngadem kalau kepanasan.
Untung mas Darmawan dari travel yang ditunjuk sudah siap menjemput, jadi kita langsung digiring ke kendaraan yang sudah disiapkan. Tapi saya heran, dia kelihatan bingung melihat saya menggiring istri dan anak-anak.
“Oh, Bapak sama keluarga?” tanyanya.
“Iya Mas, ini anak istri saya.”
“Tapi Pak, kendaraannya … ” dia menatap bingung sambil nunjuk mobil di parkiran.
Sebuah VW kodok tanpa jendela!
Gubraaggss!
“Maaf Pak, karena skedul pertama kita adalah rafting, kendaraannya disesuaikan. Saya pikir Bapak nggak bawa anak,” si Mas kelihatan serba salah. Bawa anak kecil naik mobil begitu pasti nggak nyaman. Bukan kendaraannya, saya nggak masalahin itu, tapi anginnya! gelebug banget!
“HAH, RAFTING?”
Gubrag kedua kalinya.
“Iya Pak.”
“Sekarang? ”
“Iya Pak, sekarang langsung menuju lokasi rafting.”
Gubrag lagi. Saya jadi terbiasa gubrag-gubragan siang ini. Kaget bow!
“Tapi saya nggak mungkin rafting sambil bawa anak!” saya nunjuk si Bungsu yang keliatan lemes. Hampir 12 jam nonstop berangkat dari Tasikmalaya sampai tiba di Bali siang itu. Abith dan Rayya nggak cukup istirahat selama di perjalanan.
“Anaknya biar saya yang pegang selama Bapak dan Ibu rafting.”
Haduh, kayak tahu aja anak saya gimana. Tuh anak dua nggak bakalan bisa ngeliat Ayah dan Ibunya ngilang dalam sekejap. Emang mau tanggung jawab kalau tiba-tiba ada kericuhan karena ada dua anak ngamuk dan jerit-jerit di lokasi?
“Bisa cancel nggak Mas, acaranya?” tanya saya setelah sama-sama bingung.
“Hah? Tapi … kita nggak ada skedul lain hari ini. Pulang rafting kita lanjut jalan-jalan ke tempat lain.”
“Tapi anak-anakkecapean Mas.”
Bla-bla-bla saya cerita tentang keberangkatan dari rumah jam 1 dini hari, perjalanan jauh menuju Cengkareng, lalu terbang menuju Denpasar. Tapi saya nggak cerita kalau sampai saat itu kita semua belum pada mandi. Biar aja si mas tahu sendiri dari aroma yang tersebar di sekitarnya.
“Jadi, kita kemana sekarang, ya Pak?”
“Ke hotel aja. Sepertinya lebih baik istirahat saja sekarang. Biar lebih fresh untuk acara berikutnya.”
Dengan bingung Si Mas ngangguk. “Nggak mampir dulu di pusat oleh-oleh?”
Lah, baru datang kok disuruh beli oleh-oleh? Tapi dengan halus saya tolak tawarannya. Saya pengen ngadem dan mandi!
Akhirnya kita dianter menuju hotel Legian Paradiso di dekat Kuta. Yaiyalaah … masa hotelnya deket Surabaya? Dan akhirnya kita pun berlarian riang menuju kamar. Ngadeeeem.
Beres mandi baru nyadar, kita kehilangan makan siang gara-gara ngancel semua acara siang itu. Huwaaa … harusnya yang cancel kan kegiatannya aja ya, kok makan siang ikut cancel juga? Hiks … terpaksa nyari makan siang sendiri. Tapi kemana? Kita blom tahu Legian ini. Dilihat-lihat sih resto sepanjang jalan ini jenis pub semua. Mana ada makanan yang cocok buat anak.
“Perasaan sebelum ke hotel, kita lewat Papa Ron’s Pizza, Bu. Kita makan di sana aja?” Tanya saya.
Istri saya langsung ngangguk setuju. Makan di resto hotel, ih maaf banget … kalau bayar sendiri. Hehehe … mahal ah, mending makan yang jelas-jelas aja … murahnya. Akhirnya kita jalan berdasarkan feeling saya aja. Nggak jelas tadi nemu Papa Ron’s sebelah mana. Tapi sampai jauh begitu, tuh pizza nggak keliatan juga juntrungannya.
“Balik lagi, kayaknya kita salah jalan.”
“HAH?” Istri saya melotot. “Udah jauh jalan begini harus balik lagi? Cari makanan lain aja, nggak perlu pizza.”
“Emang sedari tadi jalan nemu tempat makan? Nggak ada kan? Udah, balik lagi aja.”
Dan sodara-sodara, sampai bolak-balik kita nggak nemu tuh Pizza atau tempat makan lain. Gila nih ya, udah jalan jauh nggak nemu sesuatu yang bisa dimakan dengan layak. Masa harus mampir ke minimarket terus beli Pop Mie? Lagi kemping, Om?
Malu bertanyata sesat di jalan. Akhirnya saya nanya ke Mba penjual suvenir, kali aja di belakang suvenir yang dijualnya dia jualan pizza juga. Hih, ngaco.
“Wah, setahu saya sih Cuma ada Pizza Hut aja. Itupun di daerah Kuta, deket pantai sana.”
Lah, jadi tadi saya lihat billboard Papa Ron’s di mana ya? Halusinasi? Menurut si Mba, jauh banget kalau harus jalan kaki. Tapi kalau mau gempor sih ya silakan. Hehehe … nggak ding, dia nggak ngomong gitu kok. Akhirnya saya anterin Istri dan anak-anak ke hotel. Biar saya aja yang jalan ke Pizza Hut. Pengen tahu, sejauh apa sih?
Daaaan … jadi orang itu nggak boleh takabur. Dari Legian ke Kuta itu jauh Woy! Apalagi dengan perut lapar dan disemprot panas terik. Perasaan saya jalan nggak sampai-sampai. Boro-boro ketemu pantai Kuta, lah jalan Legian aja nggak abis-abis. Saya sudah panik aja mikirin Istri dan anak-anaknya (eh, anak saya juga deng) kelaparan di hotel. Sudah hampir jam 2, dan belum ketemu makan siang.
Dengan putus asa, saya balik kanan grak. Nggak bakalan bener kalau diterusin. Ada dua kemungkinan kalau saya maksa jalan. Ketemu Pizza Hut lalu menempuh perjalanan jauh lagi menuju hotel, atau malah nyasar! Glek. Jalan satu-satunya adalah … dial 108!
“Pizza Hut Kuta berapa ya, Mas?”
Yup! Delivery order! Cerdas banget saya kan? Hallloooooo … kenapa nggak dari tadi? *jeduk! Jeduk! Jeduk!*
Jam setengah 5 kita dijemput kembali untuk menuju Jimbaran untuk makan malam. Wiiih …. atmosfer di sana emang top banget. Sunsetnya mantap. Lokasinya juga oke banget. Sayang, Rayya yang kecapean malah tertidur pas sampai di sana. Kalaupun akhirnya dia bangun, nyawanya belum ngumpul penuh. Jadinya nemplok terus dan nggak bisa menikmati suasana kayak kakaknya. Abith sih jangan ditanya. Dari pertama datang aja dia udah ngider kemana-mana, main pasir, main air, dan maen ngilang-ngilang aja. Doooh.
Jimbaran semakin ramai justru saat kita berniat pulang. Orang-orang mah enak, datang ke sana nggak bawa anak. Jadi mau pulang sampai larut pun nggak masalah. Lah, masa saya harus tega ngebiarin Rayya ditiupin angin pantai yang gelebug-gelebug begitu? Yang penting kita sudah menikmati suasananya, dan menikmati fresh seafood-nya. Mudah-mudahan bisa balik lagi dan ada yang bayarin lagi. Hehehe …
Malam itu kita tepar semua. Tidur nyenyak sampai pagi. Istirahat poll!
http://iwok.blogspot.com/2011/06/liburan-ke-bali-part-3.html