Home Lomba Blog KTF 2015 #3726mdpl, jika niat manusia direstui Sang Khalik semesta akan mendukung

#3726mdpl, jika niat manusia direstui Sang Khalik semesta akan mendukung

oleh

 

Ketika membuat tulisan ini minggu lalu saya sedang berada di Plawangan Sembalun menanti  waktu dini hari untuk berangkat menuju titik 3726 mdpl. Menanti di dalam tenda bersama 3 orang teman berlindung dari terpaan hawa dingin dimana memaksakan diri untuk sekedar memejamkan mata. Di saat itu pikiran dipenuhi banyak khayalan yang mencoba memacu diri untuk mencapai 3726 mdpl yang berjarak 1000 m vertikal dari titik tenda ini berdiri. Salah satu khayalan yang sempat terlintas adalah sebuah TV komersial dari produk apparel Amerika yang dibintangi Michael Jordan. Iklan itu muncul pada saat Michael Jordan kembali dari pengunduran diri dari liga basket Amerika dan dianggap kemampuan sudah habis. Namun dalam iklan itu Michael Jordan meyakinkan dirinya bahwa dia masih mampu terbang tinggi, masih mampu bergerak dengan cepat, dan mampu bersaing dengan yang lebih muda. Dalam kenyataan yang ada Michael Jordan masih mampu meraih 3 gelar juara dalam liga tersebut.

Hasil khayalan tentang MIchael Jordan berhasil memicu diri untuk meyakini kemampuan yang ada saat ini…ya, saat ini saya bukanlah 4 tahun lalu ketika pertama kali mencoba menapaki gunung Rinjani dengan kondisi dan persiapan fisik yang mumpuni atau bahkan 10 tahun lalu ketika latihan fisik sudah menjadi aktifitas keseharian. Namun saat ini yang saya punya pengalaman yang cukup untuk meyakini bahwa saya sanggup mencapai titik tertinggi gunung Rinjani dan mencoba meyakini diri akan membawa teman-teman seperjalanan untuk sampai titik tersebut.

Minggu 29 September 2013 pukul 03.30, Memulai untuk melangkah menuju puncak Rinjani bukanlah perkara yang mudah. Kondisi sekitar masih gelap gulita dan terpaan hawa dingin ditambah badan yang masih kaku karena meringkuk di dalam tenda sudah menjadi tantangan tersendiri. Namun beruntungnya angin tidak bertiup sekencang malam sebelumnya yang menyebabkan kami menunda pendakian menuju ke puncak selama 1 hari. Memulai dinihari dengan berjalan menanjak bukanlah suatu hal yang menyenangkan namun tekad yang membara dan celotehan diantara kami memanaskan sendi dan otot yang kaku. Dari antara kami hanya satu orang masih berusia kepala dua sisanya sudah berusia kepala tiga bahkan berkepala empat dimana secara fisik dianggap tidak terlalu mumpuni untuk menghadapi kondisi alam yang ada. Dari beberapa teman saya di saat kuliah merupakan pendaki gunung yang tangguh saat ini sudah merasa terlalu jompo untuk mendaki gunung lagi selalu perut mulai membuncah seperti layaknya bentuk gunung yang pernah mereka daki, berbagai penyakit mulai menggerogoti mereka karena kehidupan mereka saat ini terlalu nyaman di balik meja.

Perjalanan tidaklah berakhir di ketinggian 3000 mdpl karena masih ada elevasi sebanyak 726 m vertikal yang perlu dijalani untuk mencapai puncak Rinjani dan itu bukanlah perkara mudah. Selain masalah persediaan air yang mulai menipis kondisi fisik sudah mulai menurun dan matahari makin meninggi menyebabkan salah satu dari kami menyerah di ketinggian 3400 mdpl. Di saat seperti seorang manusia diuji tentang ego dan kemampuan dirinya apakah tetap melanjutkan perjalanan menuju puncak melayani egonya walau sudah kehabisan tenaga atau berhenti melanjutkan perjalanan menuju puncak. Akhirnya tinggal kami bertiga yang melanjutkan perjalanan menuju puncak. Udara cukup cerah, langit bersih dari awan, semua terlihat jelas saat itu, Sang Pencipta langit dan bumi sudah memberikan tanda bahwa kami diperkenankan untuk menaiki puncak Rinjani. Tak ada yang menghalangi kami saat itu kecuali mental kami yang sedikit demi sedikit drop mengikuti menurunnya kondisi fisik. Tak mau melewatkan momen yang baik itu kami bertiga mencoba melawan rasa lelah yang ada di dalam diri masing-masing dan teori musuh terbesar dalam hidup adalah diri sendiri benar-benar terjadi saat itu. Namun hanya jiwa yang ingin menikmati kebesaran karya luarbiasa dari Sang Pencipta yang mampu mengangkat kaki-kaki letih ini menuju Puncak Rinjani menuju titik 3726 mdpl membawa kami ke titik dimana kami adalah orang yang pernah merasakan bagaimana indahnya sekeliling alam Pulau Lombok dari titik tertingginya. Mungkin tidak ada kata yang tepat saat berada di momen itu namun semua ucap syukur yang dipanjatkan akan menjadi bagian rasa hormat kami terhadap alam semesta ini bahwa manusia hanyalah kecil di hadapanNya. Terima kasih #3726mdpl atas momen yang mengajarkan kami tentang kehidupan ini.

 

Penulis

krisman leberty s

Twitter: @codymavs

Artikel yang mungkin kamu suka