Yang pertama kali aku pikirkan saat mendengar kata paralayang adalah sensasi berada di ketinggian berapa ribu kaki. Hal ini sangat menyeramkan tentunya bila dibayangkan. Aku sudah mikir macem-macem. Takut? pasti. Tapi cara untuk mengalahkan rasa takut itu ya harus mencoba. Jadi, kita bisa tahu apa bener semenakutkan itu. Hahaha.
Olahraga paralayang adalah salah satu cabang olahraga terbang bebas. Paralayang dapat diartikan sebagai sebuah parasut yang dapat diterbangkan dan dapat mengangkat badan penerbang. Parasut atau pesawat ini lepas landas dan mendarat menggunakan kaki penerbang.(source)
Sebenarnya, aku sudah berminat pengen naik paralayang sudah sejak magang di Malang tahun 2012 dulu. Tapi baru kesampaian kemaren. Yaiyalah, harus mikir berulang kali, soalnya harganya agak lumayan kalo sekali naiknya. Hehe. Dulu, pas ke Gunung Banyak, cuman liat-liat aja dulu, iri, kapan ya bisa seperti itu. Postinganku ke Gunung Banyak bisa dilihat di sini (Paralayang di Gunung Banyak, Malang). Jadi nabung dulu. hahaha. Selain itu, harus planning jauh jauh hari, soalnya menyangkut waktu luang juga, jarak tempuh, dan tiket ke Malang. Secara sekarang udah kerja di Jakarta, libur cuma hari Sabtu dan Minggu, dan tiket kereta juga sekarang susah dapet kalo akhir pekan. Alhasil, aku sudah membeli sejak 2 bulan yang lalu. Hahaha, niat banget kalo ini. Sekalian melepaskan diri sejenak dari rutinitas.
Karena aku cukup kenal sama guidenya, aku minta di jemput di Mojokerto. Ceritanya, keabisan tiket ke Malang. Aku berangkat dari Gambir hari Jumat jam 7 malem, naek kereta api Bangunkarta, sampai Mojokerto jam 7 pagi. Telat. Pfft. Akhirnya kita langsung pergike Kota Batu, lewat jalan tak bernama, daerah Pacet. Jalannya Kereeeeeennnn. Subhanallah. Kanan kiri ijo. Adem aja gitu liatnya.
Setelah sarapan, kita langsung menuju ke Gunung Banyak, tempat di mana kegiatan paralayang dilakukan. Setelah registrasi, aku langsung disuruh ke spot landasan menemui instrukturku, Mas Rama namanya. Tenang saja, instruktur telah punya lisensi oleh Persatuan Olahraga Dirgantara Layang Gantung Indonesia – Federasi Aero Sport Indonesia / PLGI – FASI. Jadi, gak bisa sembarangan instrukturnya.
Setelah ketemu, aku dipasangin parasut, helm, sambil dikasih aba-aba kalau mau turun nanti. Masnya cuma bilang, mbak nanti pokoknya jalan aja ya, kalo masih nyentuh tanah. Yaelah, sempet merinding sih liat bawah, tapi hal itu tersingkir oleh rasa girangku yang akhirnya bisa naik juga. Kaki kemudian melangkah ke depan. Syuuuutt.. Suara parasut mengembang ditiup angin. Kaki mulai tidak menjejak bumi, mengawang di udara. Rasanya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. It feels like my dreams comes true. Happy 😀
Melayang-layang di ketinggian 1340 dpl, melihat pemandangan Kota Batu dari atas, bukit bukit yang dipenuhi pepohonan, kontur tanah pegunungan, rumah-rumah warna-warni, langit biru, dan awan-awan yang berarak. Menyenangkan sekali. Itu bener-bener pengalaman banget lah. Worth it banget. Tapi cuma sebentar, cuma 5 menitan, bikin nagih pula. Setelah itu kita turun di landasan di Desa Songgokerto. Aku dianter naek ojek ke atas lagi ke spot yang pertama.
Setelah sampai atas, aku diberi sertifikat bahwa aku sudah pernah naik paralayang di sana. 🙂 Next time, pengen nyoba lagi ah. Mari nabung dulu. Hehe. Ini pengalamanku naik paralayang, bagaimana dengan kamu? Pasti seru kan? Hehe.
Artikel ini pernah saya posting di blog pribadi saya di sini: