Mendengar nama Taiwan yg ada dipikiran saya adalah Negara yang mempunyai bapak bangsa bernama Ciang Kai Shek,tentu ada museumnya yang bisa dikunjungi untuk mengetahui peradaban bangsa nya,ternyata ada lain yang sangat menarik untuk dikunjungi selain museumnya yaitu Menara 101 ,sebuah bangunan berupa menara anti gempa dimana lokasinya berada diarea mega mall, yang di klaim sebagai menara tercanggih didunia,jika terjadi gempa walau magnitude skala 9,sang menara tetap gagah berdiri, tapi dibagian dasar menara tergantung pendulum raksasa, dan pendulum ini yang justru bergerak gerak menstabilkan menara untuk tetap tegak kokoh berdiri.
Tentu saja siapa yang tak tergerak untuk membuktikannya,singkat cerita kami berempat juga pengunjung lain yg antriannya mengular, dengan sabar menanti giliran naik ke menara setelah membeli tiket yg cukup mahal, tiba antrian kami memasuki lift, dan ziiiiiing suara sangat halus yg tiba2 membuat telinga saya agak tuli dikarenakan tekanan mendadak dan kecepatan sangat tinggi dari lift dan tiba2 juga dalam waktu 59 DETIK kami sudah berada diruang lantai 101 dari menara. Kami semua merasa masgul rasanya belum hilang rasa tuli di telinga sudah langsung disuguhi pemandangan elok dibawah sana, kelap-kelip ada yang bergerak sebagai pertanda lampu aneka jenis kendaraan bermotor, kelap-kelip riak air laut yang ditimpa sinar lampu pun menambah cetar pemandangan yang menerangi bumi TOUYUAN kota tempat lokasi Menara 101.
Setelah puas mengelilingi lantai 101, dimana selain pemandangan yang indah kita juga bisa menikmati hasil kerajinan tangan rakyat Taiwan termasuk memahat coral laut warna warni menjadi sebuah karya seni yang aduhai. Kami juga melihat betapa besarnya pendulum yang nampaknya memang tergantung didasar menara. Kaki saya pun merasa geli melihat kedalaman lokasi pendulum…. bukan main Allah memberikan jalan bagi mereka yang mau berpikir. Akhirnya setelah kenyang memanjakan mata melihat suguhan yang memikat, kami mengikuti pengunjung2 yang lain untuk mendapatkan foto dengan latar belakang sang Menara. Saya dapat giliran berpose, dan pengarah gaya bicara dalam bahasa yang tak saya mengerti, kira-kira saya disuruh foto dengan gaya saya sendiri dengan latar belakang sebuah layar besar terpampang disana foto Menara 101, dengan gaya yang rasanya …wuuuah walau malu2, disusul pengunjung lain. Dalam hitungan menit foto sudah tercetak dan kami menyimpannya kedalam tas masing2. Ketika kami menuruni lift dari lantai ke lantai kami window shopping di tiap lantai mall tersebut.
Sambil bercanda kami jalan santai,lama-lama ada rasa aneh karena kami acap kali diajak tersenyum oleh orang2 yang lalu lalang,kamipun berpikir apa ada yg salah dari kita? Apa kami terlihat seperti ‘Ndeso’? Tiba-tiba seorang ibu mendekati saya sambil tersenyum mengarahkan jari telunjuknya keatas ke sebuah layar ..ternyata terpampang pose foto saya…. Onde mande foto saya terpilih untuk ditayangkan serentak diseluruh lantai yang terdapat layar dan bisa dilihat semua pengunjung mall….weleh weleh jadi selebriti dadakan pantesan banyak pengunjung tersenyum berpapasan dengan kami, justru kami tidak ‘ngeh’ dengan apa yg ditayangkan di layar besar. Saya pribadi jadi berpikir kalau tiket yang saya rasa cukup mahal ternyata tidak ada apa2 nya setelah melihat sendiri kecanggihan teknologi untuk antisipasi gempa, bukankah Indonesia juga hampir semua wilayah terbentang sebagai Ring of fire yang rawan gempa. Akankah suatu saat ibu pertiwi juga berinovasi dalam mengantisipasi gempa dalam bentuk lain? s e m o g a.
Last but not least ternyata dng tiket cukup mahal saya mendapat bonus jadi selebriti sekejap,terima kasih pada sang fotografer.