Home Lomba Blog KTF 2017 Satu Hari di Kota Semarang

Satu Hari di Kota Semarang

oleh Dimitri Herlambang

Berbicara tentang Semarang apa yang di pikiran kalian? Lumpia? Simpang Lima atau Lawang Sewu?. Yap Semarang ibu kota provinsi dari Jawa Tengah ini merupakan salah satu destinasi wisata yang keren banget. Di mulai dari banyaknya destinasi wisata mulai dari klenteng Sham Po Kong, Mesjid Agung Jawa Tengah sampai ke Taman Meiro Koco di Semarang Selatan.

Nah saya berkesempatan traveling ke Semarang. Awalnya tidak niat untuk menjelajah kota ini, kebetulan ada acara di pekalongan dan ternyata tiket ke Semarang lumayan murah dari pekalongan, akhirnya saya berangkat juga ke Semarang. Perjalanan dari pekalongan ke Semarang di tempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam dengan menggunakan kereta api seharga Rp. 40.000.

Semarang kota yang cukup ramai saat saya sampai di stasiun Semarang Poncol. Ada dua stasiun di Semarang yaitu Semarang Poncol dan Semarang Tawang. Sesampai di kota ini saya menginap di sebuah hostel dekat dengan stasiun berbentuk dormintory yang cukup murah permalamnya. Memasuki kota Semarang sudah malam, namun niat saya untuk langsung traveling menuju ke Lawang Sewu malam ini harus jadi.

Menuju kesana saya telpon temen yang kebetulan lagi kuliah di Semarang untuk menemani kesana dan akhirnya dia dateng jam 20.30, titip tas di hostel kami langsung berangkat menuju Lawang Sewu. Tidak tahunya temen ini walaupun sudah kuliah lama di Semarang tapi lupa jalan ke Lawang Sewu dan akhirnya muter-muter mencari jalan lagipula kita tidak bawa helm jadi terpaksa menghindar dari jalur utama.  Sampai di Lawang Sewu sudah hampir jam 21.15 sudah lewat dari jam terakhir kloter untuk masuk ke sana. Akhirnya hanya bisa foto-foto di depanya saja.

Tidak dapat ke Lawang Sewu akhirnya kami mencari makan, menanyakan rekomendasi kuliner melalui pesan singkat ke teman yang merupakan penikmat kuliner di Semarang, dia menyarankan untuk mencoba tahu gimbal di dekat taman KB Semarang. Kami menuju kesana mencari tempat yang di rekomendasikan, sesampai disana ternyata tahu gimbalnya sudah habis padahal menurut teman saya buka sampai jam 00.00  Sudah tidak dapat ke Lawang Sewu, tahu gimbal yang enak habis akhirnya saya memilih makan tahu gimbal yang ada di dekat daerah situ yang merupakan daerah kuliner

Malam itu tidak dapat apa-apa dan akhirnya saya pulang ke hostel, beristirahat karena besok pagi akan mengeksplor kota Semarang . Hari esok saya mengontak sepupu yang kebetulan kuliah di Semarang karena teman yang malam ini mengantarkan jalan-jalan ada kegiatan sehingga tidak bisa mengantar.

Pukul 08.00 saya sudah bersiap untuk mengeksplor kota Semarang, sambil menunggu sepupu datang, saya makan mie instant yang di sediakan oleh pihak hostel. Sepupu datang jam 08.30, dan sepupu saya mengajak sarapan dulu. Mencari sarapan di Semarang tidaklah terlalu sulit, akhirnya kita memilih mie kopyok karena posisinya juga cukup dekat dengan hostel.

Mie Kopyok Pak Dhuwur yang menjadi tujuan kami untuk sarapan pagi itu. Mie Kopyok merupakan mie dengan potongan lontong, irisan tahu pong, tauge, irisan daun seledri, taburan bawang goreng dan kerupuk gendar atau karak yang sudah remah. Kemudian disiram dengan kuah kaldu rempah. Kuah dari mie kopyok ini murni dari nabati bukan dari tambahan daging jadi tidak ada daging di mie ini. Mie ini dalam prosesnya mi dimasak dengan cara dikopyok-kopyok atau dicelupkan secara berulang ke air yang mendidih. Sudah kenyang makan mie ini kami akhirnya menentukan destinasi pertama yaitu menuju Kampung Pelangi Semarang.

Perjalanan menuju Kampung Pelangi di tempuh dengan waktu tidak sampai 15 menit. Kawasan Kampung Pelangi yang baru diresmikan Mei 2017 ini merupakan salah satu destinasi yang merupakan instagramable. Rumah-rumah di daerah ini berbentuk warna-warni yang menjadi lebih menarik untuk berfoto-foto ria. Puas berfoto dan menaiki sampai puncak Kampung Pelangi akhirnya kami kembali melanjutkan ke destinasi berikutnya yaitu ke klenteng Sham Po Kong.

Klenteng yang terletak di daerah Semarang Barat ini merupakan tempat petilasan atau tempat persinggahan laksamana dari negeri china yaitu Laksamana Cheng Ho. Memasuki klenteng ini kita dapat membayar sebesar Rp. 10.000 untuk ke tempat utamanya saja namun untuk memasuki ke pelataran tempat ibadah dengan berbagai macam klentengnya kita harus membayar seharga Rp. 25.000. Klenteng ini juga menyewakan baju cina bagi setiap orang yang ingin berfoto agar dalam berfoto bagai di cina. Puas berfoto seperti di china kami berjalan menuju taman Meiro Koco

Taman Meiro Koco ini merupakan taman yang berisi berbagai bentuk rumah adat Jawa Tengah dari kabupaten-kabupaten yang ada. Selain rumah-rumah adat disini juga ada taman hutan mangrove yang kece abis. Kita dapat menyusuri hutan mangrove ini dengan jembatan bambu. Jembatan bambu ini mempunyai panjang kurang lebih 2 km dan banyak spot foto-foto.

Puas keliling rumah adat Jawa Tengah dan hutan mangrove di Taman Meiro Koco tidak terasa waktu sudah hampir menuju dzuhur. Kami berdua sepakat bahwa untuk shalat dzuhur mau shalat di Masjid Agung Jawa Tengah. Meluncurlah kami menuju ke masjid ini, perjalanan menuju masjid ini cukup jauh kurang lebih 10Km dari Taman Meiro Koco ini. Menempuh kurang lebih 20menit akhirnya kami sampai di masjid. Pelataran masjid yang mempunyai payung berjumlah 6 pasang yang dapat di buka ini seperti di Masjid Nabawi, payung-payung ini biasa di buka pada saat shalat jumat saja. Selain beribadah shalat kita juga dapat melihat museum Masjid Agung Jawa Tengah yang terletak di bawah menara, setelah melihat-lihat museum kita juga dapat menaiki menara masjid yang tingginya kurang lebih 15 lantai memakai lift.

Sudah puas di Semarang? Ternyata masih ada satu destinasi wajib dan menjadi hits di kota ini yaitu Kawasan Kota Lama Semarang. Puas berfoto di Masjid Agung Jawa Tengah kami menuju ke kawasan Kota Lama Semarang yang merupakan destinasi terakhir dari perjalanan saya di kota ini. Semarang masih banyak bangunan tua salah satunya di daerah kota lama ini. Gedung-gedung tua ini menjadi objek wisata dan objek foto bagi para pelacong yang ke kota ini. Salah satu yang menjadi objek adalah Gereja Blenduk yang terletak di jalur jalan kota lama ini.

Sehari cukup di kota ini? Saya belum puas mengeskplor kota ini namun tiket sudah terlanjur di beli untuk kembali kota. Banyak hal yang bisa di eksplor dari kota ini. Mulai dari Sejarah hingga tempat Foto kekinian, dari kuliner juga dapat kita eksplor lagi. Selamat tinggal kota Semarang. Sampai jumpa kembali..

Oleh : Rizki Rakhmat Abdulah

[gravityform id=”40″ title=”true” description=”false”]