Home Lomba Blog KTF 2017 Persembahan untuk Pura Kehen

Persembahan untuk Pura Kehen

oleh
Mayoritas penduduk Bali pemeluk agama Hindu memiliki kepercayaan akan tiga alam. Pertama, alam atas yaitu dewata atau leluhur, alam tengah yang merupakan alam kita manusia, dan ketiga, alam bawah yaitu bhuta kala, setan dan sejenisnya. Keingintahuan tentang kepercayaan inilah yang membawa langkah kaki saya menuju Pura Kehen yang berada di Kabupaten Bangli.
Hari ini Pura Kehen tampak berbeda karena sedang berlangsung Upacara Odalan selama tiga hari. Upacara Odalan bisa dikatakan sebagai upacara peringatan ulang tahun pura yang diadakan enam bulan sekali menurut kalender Bali. Dalam upacara ini, umat Bali menghaturkan syukurnya pada alam pertama yaitu dewata atau leluhur. Tentu saja ini sangat menarik bagi saya yang tak pernah melihat tata cara sembahyang masyarakat Bali secara langsung. Semakin kaya pengetahuan akan keragaman Indonesia, menjadikan semangat saya meletup ketika memasuki area Pura Kehen.

Pura Kehen terlihat menjulang tinggi dari luar, karena pura ini memiliki tiga tingkat halaman yang disebut Alit, Madya, dan Utama mandala. Kami harus meniti anak tangga untuk dapat memasuki area pura pada tiap tingkatannya. Tak lama untuk menunggu, banyak orang baik masyarakat setempat maupun umum datang bersama keluarga membawa persembahan yang diusung di kepala para wanita. Persembahan ini sebagai simbol syukur kepada Tri Murti Hindu yaitu tiga kekuatan Brahman (Sang Hyang Widhi) dalam menciptakan, memelihara, melebur alam beserta isinya, terdiri dari Dewa Brahma, Dewa Wisnu, Dewa Siwa. Nantinya persembahan ini bisa kembali dibawa pulang setelah selesai upacara.

Upacara Odalan berlangsung di halaman ketiga Utama mandala Pura Kehen, dipimpin oleh satu pemangku pura atau Holy Man Chief, yang mengajak para umat untuk sembahyang atau berdoa bersama-sama. Saya memperhatikan jalannya upacara dari sisi belakang, melihat para wanita duduk bersimpuh dan lelaki duduk bersila khusyuk mengikuti jalannya upacara. Ada bunga yang dihaturkan saat upacara, dan bunga itu kemudian diletakkan pada telinga atau rambut. Masyarakat Hindu percaya bahwa aroma bunga dapat menetralisir pikiran agar tenang dan jernih. Sembahyang diakhiri dengan pemberian air untuk diminum dan beras kepada umat. Bije atau beras suci, yaitu beras yang telah diberkati, diletakan di kening dengan tujuan agar umat yang menggunakannya diberikan pikiran positif, bicara positif, dan tindakan positif.

 

Sisi lain Pura Kehen

Menuju sisi lain pura, wangi masakan mulai tercium dan terlihat beberapa orang sedang berkumpul. Penasaran, kami masuk ke area itu dan rupanya di sinilah masyarakat menyiapkan segala keperluan untuk upacara. Namun sepanjang mata memandang, yang ada hanyalah para pria yang sedang menyiapkan bumbu masakan. Kenapa pria? Heran menghantui karena biasanya dapur dikelola oleh para wanita.

“Para wanita sudah sibuk menyiapkan persembahan (sajen) untuk dibawa ke upacara, maka kita ini para lelaki membantu siapkan bumbu untuk makanan,” begitu kata salah satu bapak sambil menyiapkan bawang putih. Bumbu masakan ini memang disiapkan untuk salah satu makanan yaitu lawar. Setelah selesai upacara, makanan ini akan menjadi santapan malam bersama.

Berjalan meninggalkan tempat itu, saya melewati halaman kedua yaitu Madya mandala sebagai tempat entertainmentatau tempat untuk pertunjukkan wayang. Kemudian halaman pertama yaitu Alit mandala yang dipakai untuk pelaksanaan cock fighting atau sambung ayam, tutur Pak Erix guide kami. Di tempat ini juga ada area untuk sembahyang, biasanya para penduduk setempat berdoa dulu di sini sebelum memasuki area Trimurti yang berada di tingkat ketiga.

Upacara Odalan hanya satu dari sekian banyak upacara yang diadakan oleh pemeluk agama Hindu. Mengenal lebih dekat Pura Kehen lewat sebuah upacara, memberikan saya sebuah pengalaman baru yang menambah kekaguman akan keragaman budaya Indonesia. Saya percaya bahwa kita semua berdoa untuk mengucap syukur, namun dengan caranya masing-masing. Bagi masyarakat Bali khususnya Bangli, salah satu cara mengucap syukur adalah memberi persembahan terbaik saat Upacara Odalan di Pura Kehen. Persembahan yang tidak hanya diberikan secara fisik lewat sajen, tapi juga persembahan yang datangnya dari hati.
Ratusan doa bergulir dalam upacara, ratusan orang datang bersama keluarga dengan sukacita. Dan banyak hari dilewati oleh masyarakat sekitar untuk bahu-membahu dan berbagi demi mewujudkan Upacara Odalan di Pura Kehen ini.
Oleh : Emmanuela Sabatini
Tulisan ini juga dipubliskan di blog pribadi. http://www.emmasabatini.com/2017/02/persembahan-untuk-pura-kehen.html
[gravityform id=”40″ title=”true” description=”false”]