Pura Kehen terlihat menjulang tinggi dari luar, karena pura ini memiliki tiga tingkat halaman yang disebut Alit, Madya, dan Utama mandala. Kami harus meniti anak tangga untuk dapat memasuki area pura pada tiap tingkatannya. Tak lama untuk menunggu, banyak orang baik masyarakat setempat maupun umum datang bersama keluarga membawa persembahan yang diusung di kepala para wanita. Persembahan ini sebagai simbol syukur kepada Tri Murti Hindu yaitu tiga kekuatan Brahman (Sang Hyang Widhi) dalam menciptakan, memelihara, melebur alam beserta isinya, terdiri dari Dewa Brahma, Dewa Wisnu, Dewa Siwa. Nantinya persembahan ini bisa kembali dibawa pulang setelah selesai upacara.
Upacara Odalan berlangsung di halaman ketiga Utama mandala Pura Kehen, dipimpin oleh satu pemangku pura atau Holy Man Chief, yang mengajak para umat untuk sembahyang atau berdoa bersama-sama. Saya memperhatikan jalannya upacara dari sisi belakang, melihat para wanita duduk bersimpuh dan lelaki duduk bersila khusyuk mengikuti jalannya upacara. Ada bunga yang dihaturkan saat upacara, dan bunga itu kemudian diletakkan pada telinga atau rambut. Masyarakat Hindu percaya bahwa aroma bunga dapat menetralisir pikiran agar tenang dan jernih. Sembahyang diakhiri dengan pemberian air untuk diminum dan beras kepada umat. Bije atau beras suci, yaitu beras yang telah diberkati, diletakan di kening dengan tujuan agar umat yang menggunakannya diberikan pikiran positif, bicara positif, dan tindakan positif.
Sisi lain Pura Kehen
Menuju sisi lain pura, wangi masakan mulai tercium dan terlihat beberapa orang sedang berkumpul. Penasaran, kami masuk ke area itu dan rupanya di sinilah masyarakat menyiapkan segala keperluan untuk upacara. Namun sepanjang mata memandang, yang ada hanyalah para pria yang sedang menyiapkan bumbu masakan. Kenapa pria? Heran menghantui karena biasanya dapur dikelola oleh para wanita.
“Para wanita sudah sibuk menyiapkan persembahan (sajen) untuk dibawa ke upacara, maka kita ini para lelaki membantu siapkan bumbu untuk makanan,” begitu kata salah satu bapak sambil menyiapkan bawang putih. Bumbu masakan ini memang disiapkan untuk salah satu makanan yaitu lawar. Setelah selesai upacara, makanan ini akan menjadi santapan malam bersama.
Berjalan meninggalkan tempat itu, saya melewati halaman kedua yaitu Madya mandala sebagai tempat entertainmentatau tempat untuk pertunjukkan wayang. Kemudian halaman pertama yaitu Alit mandala yang dipakai untuk pelaksanaan cock fighting atau sambung ayam, tutur Pak Erix guide kami. Di tempat ini juga ada area untuk sembahyang, biasanya para penduduk setempat berdoa dulu di sini sebelum memasuki area Trimurti yang berada di tingkat ketiga.
Ratusan doa bergulir dalam upacara, ratusan orang datang bersama keluarga dengan sukacita. Dan banyak hari dilewati oleh masyarakat sekitar untuk bahu-membahu dan berbagi demi mewujudkan Upacara Odalan di Pura Kehen ini.
Silakan login/daftar akun kompas.id untuk dapat melakukan voting