Home Lomba Blog KTF 2017 Menganti, refleksi diri

Menganti, refleksi diri

oleh Dimitri Herlambang

Kebumen merupakan sebuah kota kecil di sebelah barat kota Yogyakarta. Kota ini mempunyai banyak tempat wisata dan layak untuk di jelajahi para pelancong. Karena letaknya di daerah pesisir pantai selatan, Kebumen mempunyai banyak wisata alam berupa pantai, goa ataupun dataran tinggi berupa perbukitan dan pegunungan kapur.

 

Berhubung saya ada pekerjaan di Purworejo saat itu, akhirnya saya memutuskan juga untuk membuat perjalanan ke Pantai Menganti di Kebumen. Sekalian refreshing, begitu pikir otak traveling saya. Perjalanan saya tempuh dari Purworejo menuju Kebumen dengan menaiki sepeda motor yang saya sewa dari seorang petugas keamanan hotel dimana saya menginap. Saya memutuskan untuk melewati jalur Daendels – dengan pertimbangan lewat jalan ini lebih sepi dan lurus. Tentunya akan memakan waktu lebih cepat. Jalur Daendels sendiri merupakan jalur panjang dari Anyer hingga Panarukan yang dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda.

 

Jalur Daendels sekarang ini kondisinya cukup layak untuk dilalui, di beberapa titik di Purworejo sudah diperlebar hingga kurang lebih 8 meter dan beraspal mulus. Tetapi begitu masuk daerah Kebumen jalannya tidak selebar yang sebelumnya, hanya bisa dilalui oleh 2 kendaraan berpapasan dan aspalnya juga kurang halus. Silahkan cari informasinya di Google ya tentang jalur Daendels ini.

 

Jalan menuju Pantai Menganti sendiri merupakan jalur yang menantang sekaligus menyenangkan; dengan kontur jalan yang dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan, kita harus melewati jalan yang penuh tanjakan dan turunan berkelok-kelok. Memacu adrenalin pastinya, disamping itu diperlukan kesiapan fisik dan kondisi kendaraan bermotor yang prima. Saya salah perkiraan, ternyata jarak dari Purworejo – Kebumen yang sebelumnya saya kira dekat itu berjarak kurang lebih 75 KM, dan saya membutuhkan perjalanan selama 2 jam dari Purworejo. Hahahaha… Beginilah kalau perjalanan tanpa persiapan, selalu ada saja kejutan-kejutan. Kejutan inilah yang membuat perjalanan menjadi sesuatu hal yang bikin ketagihan.

 

Hingga akhirnya saya sampai di Menganti. Dari atas bukit saya bisa melihat lansekap pantai Menganti yang indah di bawah sana. Segera saya melajukan motor menuju ke bawah. Tak sabar menanti kejutan apa lagi dari Menganti. Kamera di tangan saya tak henti menghamburkan shutter begitu sampai di pinggir pantai. Kebetulan tampak beberapa perahu nelayan pulang melaut, dan aktifitas ini sangat menyita perhatian saya.

 

Begitu perahu kelihatan hendak menepi dan bersandar di pasir pantai, dengan bersegera beberapa nelayan lainnya membantu mengangkat perahu itu. Ada juga yang mengangkat motor tempel perahunya dan bertugas mencucinya. Aaah… gotong royong dan kebersamaan itu ternyata masih ada di bumi Indonesia. Barangkali orang-orang parlente di kota-kota besar harus belajar kebersamaan dengan para nelayan disini. Lho kok jadi ngelantur begini sih? Hehehehe…

 

“Kami melaut dari semalam, mas. Tapi ada juga yang berangkat pagi ini. Biasanya jam segini mereka akan bongkar muatan di pasar ikan. Di sana mereka akan memarkirkan perahu mereka, dan ada yang kebagian cuci motor tempel perahu di tempat itu”, jelas Masrori, nelayan yang saya temui itu sedang beristirahat. Segelas kopi disesapnya dari piring kecil alas gelasnya, dan sebatang rokok terselip diantara ruas jari tangan kirinya. Dia menunjukkan beberapa tempat ke saya, menjelaskan maksud pembicaraannya tadi.

 

“Pak, apakah nelayan di sini selalu berangkat melaut di pagi hari? Kok beda dengan nelayan lainnya?” tanya saya ke Masrori

 

“Ada juga sih yang berangkat dari semalam, mas. Tetapi yang berangkat pagi juga ada. Kita lihat situasi cuaca dulu dan juga angin serta ombak,” begitu jelasnya.

 

Lansekap pantai yang menawan dikelilingi perbukitan, langit yang biru cerah dan hilir mudik aktifitas nelayan, buat saya adalah suatu pengalaman dalam sebuah perjalanan. Jangan lupakan keramahan orang-orang di sini.

 

Fasilitas umum seperti toilet dan kamar mandi juga ada. Di area sebelah kanan dari pantai terdapat bukit yang diatasnya terdapat mercusuar, dan juga terdapat saung-saung kecil yang disewakan untuk beristirahat. Juga ada bungalow atau penginapan yang bisa kita sewa, harganyapun cukup murah. Yang menarik dari bungalow yang disewakan ini adalah pemandangannya  ke arah laut lepas itu sungguh “Ahaay”. Keren bingo!!!

 

Pantai Menganti sangat menarik jika kita berkunjung pada waktu pagi menikmati matahari terbit ataupun sore melihat matahari terbenam. Jangan lupa untuk membawa krim pelindung matahari dan pakailah pakaian dan alas kaki yang cukup nyaman. Tidak disarankan untuk berenang karena ombaknya cukup besar.

 

Bagi traveler yang suka perjalanan memacu adrenalin, Pantai Menganti sangat saya rekomendasikan. Keren mampus! Saya bakalan balik lagi kemari. I’m pretty sure.

 

Indonesia memang indah.

Oleh : Yokhanan Prasetyono

[gravityform id=”40″ title=”true” description=”false”]

Artikel yang mungkin kamu suka