Pada liburan sekolah tahun 2014 ini, saya tidak berharap untuk dapat pergi berlibur apalagi pergi ke luar negeri. Tetapi kemudian, kesempatan untuk berlibur itu tiba-tiba datang. Kakak ipar saya mendapatkan bonus liburan selama sepuluh hari ke Turki untuk empat orang. Berhubung kedua anaknya tidak dapat ikut berlibur, dikarenakan kesibukan kuliah mereka, maka ibu mertua dan saya ditawari untuk dapat ikut liburan kali ini! Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Ini merupakan liburan kejutan yang sangat luar biasa bagi saya…
Turki adalah salah satu negara yang memberlakukan Visa saat kedatangan (Visa on Arrival) bagi warga negara Indonesia, sehingga saya tidak perlu mempersiapkan visa kedatangan sebelumnya. Urusan untuk keberangkatan pun tidak terlalu merepotkan.
Kami berangkat dengan menggunakan jasa salah satu biro perjalanan yang cukup ternama di Indonesia. Rombongan kami terdiri dari lima belas orang. Bepergian ke Turki merupakan pengalaman pertama bagi semua peserta tour perjalanan. Sehingga kami sangat bersemangat dan sangat menantikan pengalaman yang luar biasa dari perjalanan liburan ini.
Petualangan ini dimulai saat kami berkumpul di Bandar Udara Soekarno Hatta. Pesawat yang akan kami tumpangi dijadwalkan berangkat pada pukul 19.50 WIB dan transit selama 45 menit di Singapura. Kemudian penerbangan dilanjutkan menuju Istanbul dan dijadwalkan mendarat pada pukul 06.10 pagi waktu Istanbul. Total penerbangan kami kira-kira selama 20 jam.
Setibanya di Istanbul, kami sudah ditunggu seorang pemandu lokal yang fasih berbahasa Indonesia! Ternyata dia pernah belajar bahasa Indonesia selama tiga bulan di Yogyakarta. Dia berkata bahwa dia jatuh cinta pada Indonesia dan memilih untuk menjadi pemandu wisata lokal yang berbahasa Inggris dan Indonesia. Wah, betapa bangganya saya sebagai turis Indonesia yang berkunjung ke Turki.
Kami mengendarai sebuah bus yang cukup besar dan nyaman dalam perjalanan tour keliling Turki, yang terletak di benua Asia dan Eropa ini. Kami menjelajahi daratan Turki yang dimulai dengan mengunjungi reruntuhan kota Troya yang terkenal dengan legenda Kuda Troya dan Perang Trojan nya. Kami menyeberangi laut Marmara untuk dapat melihat sisa kota Troya yang sangat terkenal itu.
Perjalanan menyeberangi laut Marmara dilakukan dengan menggunakan sebuah ferry . Perjalanan ini sangat menyenangkan karena cuaca yang cerah, lalu lintas yang lancar dan kami tidak menunggu lama untuk dapat masuk ke dalam ferry yang kemudian langsung berlayar selama sekitar 45 menit ini.
Kami bermalam di kota Canakkale. Kami berkesempatan menikmati senja di kota Canakkale dengan berjalan menyusuri sungai yang mengalir di tengah kota dan menikmati semilir angin yang seolah-olah mengantarkan matahari yang hendak masuk ke peraduannya. Kami berjalan ke pasar buah tradisional dan menikmati buah semangka yang cukup besar untuk dinikmati oleh semua orang. Pedagang yang ramah beserta anggota keluarganya yang menunggui kedai buah sangat menghibur kami. Meskipun kami tidak dapat saling mengerti bahasa masing-masing tetapi kami dapat tertawa bersama dan merasakan keramahan penduduk Turki di kota ini.
Hari ketiga kami mengunjungi kota Pergamon dimana terdapat rumah sakit pertama yang ada di Turki. Reruntuhan yang terkenal dengan nama Asklepion ini menggambarkan betapa dunia pengobatan di Turki yang sangat berkembang pada masa itu. Di sana kami mencicipi air segar yang mengalir dari mata air di tengah reruntuhan. Konon sumber mata air tersebut dapat mengobati berbagai macam penyakit.
Pasien yang dirawat di rumah sakit itu pun mendapatkan pengobatan secara jiwani dengan cara mendengarkan kata-kata yang positif setiap hari. Mereka akan melewati sebuah lorong yang terdapat lubang di atapnya. Melalui lubang-lubang ini para dokter akan memberikan kata-kata yang menyemangati para pasien untuk dapat segera sembuh. Seperti sebuah lorong yang memberikan harapan hidup bagi para pasien, kita dapat melihat ujung lorong yang bercahaya terang.
Perjalan darat yang kami tempuh selama di Turki adalah sekitar 6.000 km. Perjalanan ini mencakup kota Kusadasi, Ephesus, serta Pamukkale, dimana terdapat sumber air panas bermineral tinggi sehingga batu-batu yang dialiri oleh air dari sumber air panas ini akan berwana putih dan biru cerah. Tempat ini dikenal dengan nama Katil Kapas (Cotton Castle). Kemudian perjalanan dilanjutkan ke kota Konya yang merupakan pusat kerajaan Seljuk dimana ajaran Sufi berpusat,.
Setelah itu kami berkunjung ke kota Cappadocia, di tempat ini kami merasakan pengalaman naik balon udara panas. Kami harus bangun di pagi buta untuk dapat merasakan pengalaman naik balon udara panas. Menurut pemandu wisata kami, pengalaman naik balon udara ini adalah salah satu atraksi yang paling menarik dan menakjubkan untuk dinikmati. Apalagi tempat yang dikunjungi adalah salah satu keajaiban dunia. Pengalaman ini sangat luar biasa. Saya bersama 15 orang yang lain naik balon udara yang dapat mencapai ketinggian 6000 kaki. Sungguh luar biasa perasaan yang saya rasakan saat naik balon udara ini.
Kami melanjutkan perjalanan ke kota bawah tanah dan lembah Gerome yang terkenal karena bebatuan yang menyerupai binatang ataupun benda-benda. Konon tempat ini sering digunakan sebagi tempat untuk mengambil adegan film layar lebar. Menurut saya sangat wajar jika hal itu terjadi, karena keindahan dan keunikan tempat ini memang tidak ada duanya.
Kota Ankara yang merupakan ibukota Turki adalah tujuan kami selanjutnya. Ataturk Mausoleum yaitu tempat peristirahatan terakhir dari Mustafa Kemal Ataturk (Presiden Pertama Turki) adalah tempat yang kami kunjungi. Di tempat ini saya dapat merasakan bahwa rakyat Turki sangat menghargai dan menghormati perjuangan para pahlawan mereka.. Selain untuk belajar sejarah, mereka juga memberikan penghormatan kepada para pahlawan dan terutama kepada Mustafa Kemal Ataturk yang berjasa untuk memimpin Negara Turki ke arah yang lebih baik.
Perjalanan kami dilanjutkan ke kota Istanbul untuk mengunjungi kota tua di Istanbul. Disini terdapat tempat-tempat yang sangat diminati oleh para turis, yaitu Hippodrome of Constantinople, yang merupakan tempat berlangsungnya lomba kuda pada jaman Constantinople, Blue Mosque (masjid simbol dari kota Istanbul) yang berseberangan dengan St. Sophia Museum (Aya Sofia), sebuah bangunan gereja yang sangat cantik dan kemudian beralih fungsi menjadi masjid yang kemudian menjadi museum. Topkapi Palace (Istana Kesultanan Ottoman) adalah bangunan istana yang sangat indah. Di sini saya melihat berbagai peninggalan yang mengagumkan dari berbagai jaman kesultanan di Turki.
Di kota tua ini pun kami mengunjungi Grand Bazaar, sebuah pasar dengan lebih dari 4000 toko dan kaki lima.
Hari terakhir di Turki ditutup dengan perjalanan dan makan siang di atas ferry yang menyusuri Selat Bosphorus. Selat ini membelah kota Istanbul tepat di bagian benua Asia dan Eropa. Sungguh pengalaman yang sangat manis sebagai penutup liburan yang menakjubkan.