Sabtu kemarin 20 Agustus 2014 adalah pengalaman perdanaku mengajak istri dan babyku yang baru berumur 7 bulan jalan-jalan keluar kota. Memang sih destinasi yang kami pilih tidak jauh-jauh dari Jakarta, hanya ke Puncak. Mungkin untuk sebagian orang perjalanan ke Puncak adalah bukan sesuatu yang special sampai harus di ceritakan khusus. Tapi buatku perjalanan ini sangat istimewa, karena perjalanan ini di awali dengan ide spontan dari diriku si sabtu pagi untuk sekedar mengisi liburan weekend dengan mengajak istri dan babyku untuk mencari suasana baru. Kami memang tidak merencanakan untuk menginap, mengigat persiapan minim apalagi mengingat begitu banyaknya perlengkapan baby yang harus kami bawa apabila menginap.
ketika berdiskusi dengan istri tempat yang kami akan kunjungi, spontan dia menyebut “Cimory Riverside”, menurutnya tempatnya cukup nyaman untuk bersantai di tambah kudapan yang di sajikan juga lumayan lezat, mengingat istriku pecinta kuliner sejati, untuk urusan yang satu ini aku percayakan kepadanya untuk memilih.
Jam 9 pagi kami brangkat dari rumah, di dalam perjalanan tidak mendapatkan kemacetan berarti, babyku juga sangat antusias terhadap perjalanan ini, terlihat dari senyuman dari bibir kecilnya di sepanjang perjalanan. Sekitar 11.30 kami tiba di lokasi, pada jam itu sudah banyak sekali pengunjung – gak heran sih secara itu jam makan siang. Hal pertama yang kami lakukan ketika sampai di restorannya adalah, membuka perbekalan untuk baby kami yang telah kami siapkan. Wah dia nafsu sekali, menyantab bubur saring yang telah di siapkan – sepertinya perjalanan yang cukup jauh membuatnya sangat lapar. Kami terus menyuapi Sarah (nama baby kami) sambil kami sendiri menahan rasa lapar. Sementara orang-orang di sekeliling kami sedikit mencuri-curi pandang melihat kehebohan kami saat merayu sarah untuk menghabiskan makanannya. Kehadiran Sarah memang cukup mencuri perhatian pengunjung restoran tersebut, karena memang pipi tembemnya, mata besarnya membuat beberapa orang tidak bisa menahan untuk mencubit Sarah (untuk kalimat ini tidak ada maksud untuk membanggakan anak secara berlebihan, ini kenyataan kok sungguh).
Akhirnya ketika perjuangan untuk memberi makan Sarah selesai, tibalah waktu kami untuk menikmati hidangan yang kami pesan, sepiring nasi goreng hijau di tambah capuccino blend juga sosis spiral dan mocca jelly, kami habiskan dalam sekejap (akhinya terpuaskan juga rasa apar kami).
Setelah itu karena waktu masih sekitar jam 12:30 kami pun memutuskan meneruskan perjalanan kami ke arah Puncak Pas, kami sempat mampir ke Hotel safari garden sekedar mengembalikan memori kecilku pada waktu liburan keluarga, dengan mengelilingi fasilitas- fasilitas yang tersedia di hotel tersebut. Setelah itu karena cuacanya hujan dan arah balik ke jakarta yang sudah mulai macet. Kami memutuskan untuk berbalik arah untuk kembali ke Jakarta, karena apabila kami kemalaman kami tidak cukup membawa perbekalan Sarah.
Selang berapa lama ketika kami memutar arah ternyata kami terjebak arus satu arah ke arah atas, awalnya kami mulai khawatir apabila arus lalu lintas yang di tahan cukup lama, berarti kami bisa tiba di rumah sangat malam. Namun aku berusaha mencairkan suasana dengan mengajak Sarah bercanda, membuat hiburan-hiburan kecil yang membuat Sarah bahkan istriku tertawa. Keriaan yang kami bangun membuat waktu berjalan cepat, mobil di depan kami mulai bergerak dan dari kejauhan terdengar suara sirene polisi, ya arus balik ke Jakarta akhirnya di buka, dengan sigap aku langsung tanjam gas, menuju kembali ke rumah kami.
Rasa letih terbayar lunas, ketika mengingat keceriaan kami selama perjalanan. Akhirnya aku makin menyadari bahwa liburan terindah bukan soal destinasi liburan, bukan soal mahalnya biaya liburan tapi soal keceriaan dalam perjalanan, kepuasan ketika kembali liburan dan ketika kita menikmatinya bersama orang-orang tersayang.
akhir kata…. SELAMAT BERLIBUR…