Home Lomba Blog KTF 2014 Friendship and The Journey

Friendship and The Journey

oleh

~tinung tinung~

 Bunyi dari notification hapeku terus berbunyi sedaritadi. Aku yang baru saja terbangun dari tidur, merasa malas untuk membacanya langsung. Aku keluar ambil minum dulu untuk melegakan tenggorokan ku yang masih terasa seket.

Aku kembali ke kamar dan mengambil hape yang daritadi sudah minta dibaca. Wow, 300++ notification dari chat grup, pantas daritadi berisik sekali.

 

♦Cialot : “Wei, liburan sebelum masuk sekolah kita jalan-jalan yuk rame-rame gitu kan enak”
♦Ciide  : “Kemana? kalo disini aja mah sama aja boong, mendingan yang agak jauhan sekalian biar belajar mandiri.” 
♦Ciana : “Yang jauh? ke luar jakarta gitu pede dah yuk.”
♦Ciiclo  : “Liburannya kita jalan-jalan doang apa nginep gitu?”
♦Ciadil : “Yang nginep aja sekalian biar seru, bisa lama kan jadinya haha.”
♦Cieci  : “Aih boleh banget tuh.”
♦Cianip : “Ke Jawa Timur aja kan dekat Bromo, terus ada Kampung Inggris tuh, hitung-hitung liburan+belajar terus jauh lagi haha”
♦Ciole : “Ayo dah, ngikut aja pede haha.”
 

Begitulah kira-kira apa yang kami bicarakan di grup.  Sebagai info, kita memang memanggil nama masing-masing terkadang pake ci(nama orang) seperti ci(deki) jadi cieki, tidak ada maksud tertentu tapi memang begitulah kami adanya. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Kediri, Jawa Timur selama 2 minggu. Perjalanan pun dimulai.

Kami pergi dengan menggunakan kereta api, perjalanan 16 jam yang panjang namun terbayarkan dengan indahnya pemandangan sepanjang perjalanan. Canda tawa dan nyanyian tidak luput dari kegiatan kami di kereta, perjalanan yang panjang itu kita lalui dengan senang bersama-sama.

Kami tiba di stasiun Kediri pukul 3 pagi, dimana suhu masih sangatlah dingin dan keadaan stasiun masih sepi. Kami yang bingung mau gimana kelanjutannya, memutuskan untuk tinggal di stasiun hingga pagi hari. Pukul 7 pagi, kami mulai pergi keluar stasiun dan menyewa sebuah jasa antar jemput untuk membawa kami ke tempat dimana kami akan tinggal selama 2 minggu. Sampai di kos tempat kami tinggal, kami langsung menaruh barang bawaan kami yang sedaritadi menempel di punggung. Tiba-tiba Cieki memecahkan keheningan.

Cieki : “Gimana nih? kita udah di sini, selain belajar gitu kan lebih enak kalo kita bikin planning jalan-jalan kita di sini.”  
Ciiclo : “Di wilayah ini kan lumayan banyak juga objek wisatanya, atur aja haha.”
Ciana : “Nah ini, gimana kalo kita ke Bromo?”
Ciide : “Bromo…. nah boleh banget tuh!”
Ciadil : “Masa ke Bromo doang sih? tambah lagi dong ke air terjun Cobanrondo hehe.”
Cianip : “Sekalian ke BNS Malang (Batu Night Spectacular) juga!”
Ciole : “Kan ada juga Gua di sekitar sini, Goa Surowono itu, kayanya bagus juga kita kunjungin.”
Semuanya : “Nah kalo gini kan enaakkk! Sekalian GOR Jayabaya hahai”
Ciide : “Tapi kita bisanya cuma sabtu-minggu, kan hari lainnya belajarr hehe.”
Semuanya : “Bisa diaturr.”
   

Seketika kamar yang tadinya sunyi menjadi sangat riuh. Hari yang telah ditentukan pun sudah tiba, kini saatnya kami pergi menjelajahi wilayah ini. Destinasi pertama kita adalah menuju Bromo, kita berangkat pukul 9 malam dan tiba di sana pukul 3 pagi. Dingin, dingin sekali terasa sekali hingga menembus tulang tulang ini. Kami berjalan kaki menuju puncak Bromo, itu adalah salah satu spot paling indah untuk menyaksikan sunset. Akhirnya, matahari pun mulai memancarkan cahayanya, momen terindah dan sayang untuk dilewatkan. Betapa indahnya ciptaan Tuhan ini.

pohon   Bromo

Setelah puas menikmati keindahan sunset ini, kami melanjutkan perjalanan disekitar kawasan Gunung Bromo. Sepanjang mata melihat, hanyalah terdapat hamparan pasir yang indah. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju air terjun Cobanrondo. Perjalanan menuju tempat ini masih terbilang asri, karena di sepanjang jalan hanya terlihat berbagai macam pohon-pohon yang rindang dan sejuk dipandang. Air terjunnya benar-benar indah, suara deraian air yang jatuh pun ikut menambah kesannya.

Namun, waktu kami disana tidak lama karena kami harus pergi ke BNS Malang (Batu Night Specatcular). Wow, ternyata tempat ini cukup indah, bahkan sangat attraktif dengan sentuhan lampunya yang warna warni. Pertunjukan air warna-warni nya juga tidak kalah menarik. Wah, benar-benar spektakuler seperti namanya. Setelah itu, kami pun melanjutkan perjalanan pulang. Minggu depannya, sebelum kami pulang, kami diajak oleh pemilik kos untuk jalan-jalan keliling wilayah Kediri ini. Kami pun mengiyakan, mumpung masih tersisa beberapa hari lagi.

Ternyata kami diajak ke Goa Surowono, Goa ini berada dibawah tanah dan untuk masuknya kita harus berjalan menunduk dengan air setinggi lutut. Goa ini cukup panjang dan sempit, namun kesannya sangat indah. Airnya juga sangat segar dan masih asri terlihat dari pantulan cahaya yang menembus air hingga ke dasarnya. Setelah itu, kami diajak berkeliling lagi dan kami pun mampir ke GOR Jayabaya, GOR yang cukup besar. Disini kalau sore hari menjadi pilihan para warga sekitar untuk bermain, ada juga yang berolahraga. Dan kami pun singgah di Simpang Lima Gumul yang ditengahnya terdapat semacam bangunan kotak dengan arsitektur seni yang tinggi. Bangungan ini meniru gaya monumen Arc De Triomphe yang ada di Prancis. Kami pun terkesima melihat kegagahan dan keindahan seni yang diberikan bangunan ini.

Ternyata wilayah Kediri, Jawa Timur ini menyimpan banyak sekali objek wisata yang sangat menakjubkan. Tentu tidak ada rasa penyesalan sedikit pun dari kami yang sudah jauh-jauh datang ke sini. Tempatnya, orangnya, bahasanya, semuanya menyimpan kenangan yang baik dan berarti bagi kami tersendiri. Belum lagi perjalanan dilakukan bersama teman-teman, lengkap sudah liburan kali ini.

“Yes, this is one of my unforgettable moments. And thank you God for gave me this friendship and this journey.” 

 

Kediri, Jawa Timur.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penulis

Andi M. Isra’

Twitter: @onlyisra_

Artikel yang mungkin kamu suka