Sebelumnya, saya belum pernah mengunjungi bagian Timur Indonesia. Jangan jauh-jauh deh, traveling ke Lombok saja, pulau terdekat dengan Bali, belum. Namun, saya bangga karena akhirnya saya berhasil menginjakkan kaki dan bahkan bisa menjelajahi sebagian kecil dari keindahan salah satu pulau terbesar di Indonesia Timur, Pulau Sumba.
Selama kurang lebih satu setengah jam perjalanan dengan pesawat dari Bali, saya tak henti-hentinya memikirkan tentang pulau ini; bagaimana di sana, bagaimana orang-orangnya, apa saja yang bisa dieksplor, apa di sana masih primitif, dan lain-lain. Tapi karena takut terlalu banyak ekspektasi, saya memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya, yang penting nikmati saja perjalanan ini dan lihat bagaimana setelah sampai di sana.
Ternyata Sumba itu sangat luas, bahkan di daerah Sumba bagian Barat masih ada beberapa desa yang tidak dialiri listrik, kalaupun ada listrik hanya dinyalakan dari pukul 6 sore sampai 10 malam.
Bagaimana dengan jalanannya? Siap-siap menjadi penumpang ala off road, karena jalanan masih tanah dan berbatu.
Terus sinyal di sana bagus gak? Saya sarankan kalian menyiapkan provider selular Telkomsel, karena hanya provider itu yang bisa digunakan di sana. Saya baru tahu saat sudah di bandara kalau provider lain tidak bisa digunakan, alhasil selama di Sumba saya menjadi fakir WiFi hotel, itu pun hanya bisa digunakan di restorannya. Hiks. Untungnya teman-teman berbaik hati menawarkan tethering atau berbagi koneksi internet dengan provider mereka. Terima kasih, guys!
Orang-orangnya bagaimana? Secara umum, orang-orang Sumba ramah dan gaul. Berhati-hatilah karena di Sumba bagian Barat anak-anak kecilnya sering malakin turis. Saya pun sempat dipalak saat berkunjung ke salah satu desa adat di sana. Namun, hal itu hanya saya rasakan di Sumba Barat. Di Sumba Timur, anak-anak di sana sudah lebih sopan dan berpikiran lebih moderen. Mungkin karena daerah ini lebih dekat dengan Flores di mana pusat ekonomi dan pariwisata pun lebih maju. Hal yang menarik yang saya amati masih banyak orang-orang Sumba, baik tua maupun muda masih nyirih! Bagi mereka itu sebuah tradisi yang sudah sangat mendarah daging. Salut.
Bisa explore pulau dengan motor? Bisa, tapi buat saya lebih enak dengan mobil karena akan lebih aman dan nyaman. Kalau kalian memang explorer sejati, ya silakan saja naik motor. Hehehe.
Apa saja yang bisa dieksplor di Sumba? Sumba memiliki banyak spot untuk dijelajahi, seperti pantai, danau, air terjun, dan bukit. Mungkin masih ada banyak lagi, karena saya pun mengeksplor sebagian kecil saja.
Nah, berikut 7 top destinations yang sempat saya jelajahi:
Desa Adat Ratenggaro
Terletak di Sumba Barat Daya, desa ini menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi bila ingin melihat bagaimana penduduk Sumba asli tinggal dengan berbagai adat-istiadatnya. Jujur saya tidak hafal bagaimana menuju ke desa ini, karena saya orangnya yang sangat pelor (nempel molor) dan tanda jalan pun tidak ada. Yang jelas perjalanan menuju ke sini ditempuh dalam kurang lebih 2 jam-an dari Bandara Tambolaka, Sumba Barat. Bila sudah di sini, jangan heran kalau langsung “disambut” alias dikerumuni oleh anak-anak lokal atau penduduk sana yang menjual aksesoris dan benda-benda khas, seperti kalung, gelang, sasando, dan lain-lain. Hati-hati saat kalian foto-foto anak-anak di sana karena saat sesi foto berakhir mereka akan meminta sejumlah uang. Saya tidak memberi karena buat saya itu tidak baik bagi cara berpikir mereka, dan saya tidak mau tiap turis yang tak sengaja foto dimintai uang. Namun, saya kira wajar karena di sana memang masih cukup terpencil dan belum terjamah hal-hal moderen. Bagusnya, kalian akan bisa melihat pantai yang indah dari atas desa ini.
Pantai Mawanna
Tidak jauh dari Desa Adat Ratenggaro, terdapat satu pantai yang saya rasa masih baru. Saking barunya, di geotag pun tidak muncul nama tempatnya. Pantai Mawanna namanya. Jalan menuju ke tempat ini indah, karena melewati jalan panjang dengan ilalang hijau dan tiap kali melihat anak-anak mereka akan da-da da-da. Berasa artis deh. Hahaha. Setelah sampai pun, masih harus menuruni jalan tanah berbatu dan agak licin untuk sampai ke pantainya.
Danau Waekuri
Danau ini unik karena ia terhubung langsung dengan pantai. Airnya yang berwarna biru toska dan sangat jernih membuat danau ini cocok untuk berenang atau sekadar nyebur dan main air. Agar lebih asyik, kalian juga bisa lompat dari atas dan langsung nyebur ke danau. Seru benar!
Air Terjun Lapopu
Air terjun ini menjadi salah satu iconic spots di Sumba. Untuk menuju ke sana memang harus menyusuri jalan turunan yang cukup jauh, tapi tidak terlalu jauh juga, dan jalannya juga tidak berat. Namun, hal itu akan terbayar saat sudah sampai di air terjun ini. Kalian bisa berenang di airnya yang jernih dan sangat menyegarkan.
Bukit Wairinding
Bisa jadi tempat ini yang paling menjadi ikon Sumba. Bukit yang dikelilingi banyak layer ini memang sangat indah. Saya pun tidak berhenti berdecak kagum saat berada di sana. Walau untuk menuju ke sana harus melewati banyak tikungan tajam, tapi saya jamin hal itu akan terbayar dengan indahnya pemandangan di sana. Waktu yang tepat untuk ke sana adalah saat matahari terbenam.
Bukit Persaudaraan
Tak jauh dari bandara Waingapu, terdapat satu bukit yang juga indah, namanya Bukit Persaudaraan. Bukit ini menawarkan pemandangan yang sesuai waktu. Di siang hari kalian akan dimanjakan dengan pemandangan petak-petak sawah yang indah dari atas bukit, sedangkan di malam hari pemandangan Milky Way yang spektakuler bisa kalian nikmati. Mantap, bukan?
Pantai Walakiri
Ini dia tempat yang paling favorit bagi saya. Pantai Walakiri atau nama kerennyai adalah Dancing Tree Beach karena ada kumpulan pohon mangrove yang memang terlihat seperti sedang menari dari kejauhan. Cantik. Yang bikin pantai ini jadi favorit saya adalah karena pantai ini sangat indah, baik saat maupun sebelum sunset. Lighting-nya super oke menurut saya dan tidak terlalu harsh. Bagi yang gemar foto-foto pantai ini sangat pas dan saya yakin kalian akan betah berlama-lama di sini. Plus, kalian bisa main ayunan di tepi pantainya sambil menikmati indahnya pantai dengan angin sepoi-sepoi. Surga.
Saya yakin masih banyak tempat yang bisa dijelajahi di Sumba. Lain kali saya bila memiliki waktu yang lebih lama, saya akan eksplor lebih banyak lagi tempat. Barangkali kalau dengan menjelajah dengan motor akan lebih seru, ya? Kenapa tidak?
Oleh : I Wayan Susada Arimbawa
Silakan login/daftar akun kompas.id untuk dapat melakukan voting