Home Lomba Blog KTF 2017 Indahnya Menjelajah Kyoto di Musim Semi

Indahnya Menjelajah Kyoto di Musim Semi

oleh Dimitri Herlambang

Jepang, negeri yang terkenal dengan sakuranya. Banyak sekali yang bermimpi bisa datang ke negeri ini. Khususnya pada musim semi. Dan itu sudah jadi mimpi juga bagiku. Datang ke negeri sakura adalah mimpiku sejak lama. Dan akhirnya dengan segala keberuntungan aku bisa menapakkan kakiku disana.

Sebenarnya aku kesana dalam waktu seminggu. Namun kota Kyoto inilah yang membuatku jatuh cinta. Pemandangannya, makanannya, budayanya, juga keramahan penduduknya. Aku tiba di kyoto malam hari, setelah seharian keliling Osaka. Dari stasiun kyoto aku berjalan kaki menuju penginapan yang berjarak kurang lebih 500m dari stasiun. Berbekal Google maps aku berjalan menyusuri kota Kyoto di malam hari. Sesampainya di penginapan aku disambut di meja resepsionis. Dengan bahasa Inggrisnya yang lancar dia menunjukkan tempat – tempat seperti living room, toilet, shower room dan juga peraturan yang ada disana. Setelah itu aku mandi dan langsung tidur lelap.

Keesokan harinya aku sudah segar, sudah siap untuk berkeliling Kyoto. Jam 8 pagi aku sudah siap. Aku segera menuju stasiun Kyoto. Aku segera menuju tourist information disana. Ternyata sudah sangat ramai, para turis mancanegara mengantri disana. Aku segera membeli Kyoto bus pass seharga 500 yen. Dengan tiket ini kita bisa berkeliling kota Kyoto sepuasnya selama satu hari full. Yay…

Setelah mendapatkan Bus pass aku segera menuju terminal bus. Pertama aku ingin menuju Arashiyama. Aku mencari petunjuk arah dimana antrian bus menuju Arashiyama. Bus datang dan langsung penuh. Diatas supir ada layar yang menunjukkan cara pembayaran, baik menggunakan bus pass, kartu suica maupun cash. Juga ada informasi cara turun, lokasi selanjutnya dll. Semuanya sangat membantu bagi turis.

Akhirnya sampai juga di Arashiyama. Pertama aku melewati Togetsukyo bridge. Pemandangan disini benar – benar indah. Bunga sakura yang berguguran tertiup angin menambah keindahannya. Puas menikmati pemandangan tersebut saya langsung lanjut menuju Bamboo Forest. Tempat ini salah satu objek wisata terkenal di Kyoto. Terbukti jalur Arashiyama Bamboo Forest ini penuh dengan wisatawan.

Usai menapaki seluruh Bamboo forest aku mampir ke area penjual makanan. Pesan karage dan orange juice. Sayangnya ketika mau duduk karagenya jatuh, mau tak mau beli lagi. Sudah kenyang saatnya lanjut menuju Kinkakuji. Naik bus lagi, namun kali ini tidak langsung melainkan transit dan berganti bus. Tenang saja, masih bisa menggunakan bus pass kok jadinya masih gratis.

Sampai di Kinkakuji aku harus antri untuk pembelian tiket masuk seharga 400 yen. Penggunaan tripod, monopod dan drone dilarang disini. Sampailah aku di depan kuil berwarna emas ini. Kuil Buddha ini memang salah satu wisata andalan. Pengunjung mengular dengan tertib. Saat berkeliling di kompleks Kinkakuji ini ada salah satu spot dimana banyak orang melempar koin ke sebuah patung kecil. Aku juga ikutan, 1 yen harus ku korbankan. Lempar dan tidak masuk hehehehe. Sebelum pintu keluar banyak yang menjual oleh – oleh. Aku beli sebuah gantungan Kinkakuji seharga 600 yen.

Dari sini aku menuju Philosoper path. Sebuah jalan yang terkenal karena dipenuhi pohon sakura dengan sungai kecil ditengahnya. Jika ingin menikmati hujan bunga sakura mungkin ini salah satu spot terbaik. Sungai kecil ditengahnya berubah pink karena dipenuhi oleh kelopak bunga sakura yang gugur. Di tengah perjalanan aku duduk dan memakan Taiyaki yang kubeli sebelumnya. Terlihat para turis berfoto dengan menggunakan kimono. Senyum bahagia menghiasi wajah mereka.

Usai menikmati sakura aku lanjut menuju kiyomizudera. Ternyata terjebak macet saat menuju kesini. Untuk menuju Kiyomizudera kita harus melalui jalan yang menanjak. Jalan yang tak terlalu besar ini pun sudah dipenuhi orang. Usai membeli tiket aku terbawa arus menuju keatas. Dari sini aku bisa melihat Kota Kyoto. Kyoto Tower pun bisa terlihat dari sini. Oh ya, disini kita bisa ikut ritual minum dari air mancurnya lho. Konon katanya bisa enteng jodoh. Aku yang masih single nan rupawan ini mau gak mau harus turut serta. Biar gak traveling sendirian lagi seperti sekarang. Antri cukup panjang demi bisa meminum air dari pancuran. Disana disedakan gayung dengan gagang yang panjang untuk menggapai airnya. Airnya segar, mungkin karena ku juga lagi haus hahaha.

Hari sudah mulai gelap, saatnya cari makan. Aku naik bus menuju stasiun Kyoto. Dari sana aku menuju restoran Ayam-ya. Sebuah restoran ramen halal. Aku membeli tiket pesanan di vending machine. Lalu memberikannya dan pesananku tak lama datang. Salah satu keunikan Jepang adalah praktisnya sistem Vending machine ini. Setelah makan kenyang aku kembali ke penginapan.

Hari kedua di Kyoto, Aku lebih santai. Jadwal hari ini tidak padat. Jam 10 pagi aku check out dan langsung menuju stasiun, kali ini aku pergi ke Fushimi Inari. Tempat yang terkenal dengan jajaran Torii berwarna orange. Sebelum itu aku menyewa loker untuk menaruh tas. Di dalam kereta sudah penuh sesak dari orang berbagai negara. Dan semua tumpah disini. Butuh 2 – 3 jam untuk mencapai puncak. Hanya sebagian orang yang meneruskan sampai atas, sebagian lagi putar balik setelah setengah perjalanan. Aku termasuk orang yang putar balik. Perut lapar, begitu sampai bawah langsung beli takoyaki dan ditutup dengan es krim matcha yang memanjakan lidah.

Sudah kenyang, aku pergi menuju ke stasiun. Selanjutnya aku ingin bersantai di tepi sungai Kamogawa Delta Demachiyanagi. Kamogawa delta merupakan tempat pertemuan dua sungai, antara sungai Takano dan Kamo. Ditengah sungai yang jernih ada batu batu dengan berbagai bentuk yang menarik. Aku menuju tengah sungai dan duduk di sebuah batu berbentuk Kura – kura. Suasana yang nyaman dengan bunyi air mengalir sungguh menyejukkan hati. Burung gagak beterbangan diatas, ada juga semacam burung bangau mencari ikan di sungai. Suasana seperti ini sungguh dapat menghilangkan rasa lelah setelah perjalanan panjang. Dari situ aku beranjak menuju sebuah toko mochi yang cukup terkenal sehingga pembelinya antri untuk mendapatkannya. Setelah mendapatkan mochi aku membawanya kembali ke kamogawa delta. Menyantap di tepi sungai dibawah pohon sakura. Waktu sudah sore, menandakan waktu di Kyoto yang indah telah berakhir. Karena aku harus menuju stasiun Kyoto untuk menunggu bus yang akan membawaku menuju Tokyo.

Selamat Tinggal Kyoto, suatu saat mungkin aku akan kembali lagi.

Oleh : Van Arbi Tama

[gravityform id=”40″ title=”true” description=”false”]

Artikel yang mungkin kamu suka