Gunung Sinabung berlokasi di daerah Karo, Sumatera Utara. Gunung ini tengah menjadi topik hangat beberapa tahun belakangan. Betapa tidak? Gunung yang semula menyajikan panorama memikat dengan hawa yang sejuk ini, tiba-tiba beberapa kali mengalami erupsi dan memaksa warga di sekitarnya untuk mengungsi.
Gunung Sinabung merupakan salah satu gugusan dari Gunung Toba yang sempat meletus dahsyat sekitar 70.000 tahun lalu dan meninggalkan kaldera terbesar, yaitu Danau Toba. Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.475 meter di atas permukaan laut ini berlokasi sekitar 66 kilometer dari Kota Medan. Sebenarnya, Gunung Sinabung telah dinyatakan tidak memiliki aktivitas selama beratus tahun. Jika kemudian Gunung Sinabung meletus, ini sebenarnya tidak mengherankan.
Dalam Gunung Sinabung sebetulnya terkandung magma yang volumenya bertambah. Magma tersebut kemudian menimbun potensi energi besar karena terus mendapat tekanan tinggi dan tidak bisa keluar. Penimbunan energi yang besar kemudian mendorong terjadinya letusan.
Tipe gunung berapi
Indonesia memiliki kategorisasi untuk gunung api. Dari 150 gunung berapi di Indonesia, pemerintah membaginya ke dalam tiga tipe berdasarkan patokan pendokumentasian Belanda sejak tahun 1600.
Adapun tiga tipe tersebut adalah tipe A, tipe B, dan tipe C. Tipe A adalah gunung yang pernah meletus setelah tahun 1600-an yang jumlahnya 80 gunung berapi aktif. Kemudian ada 34 buah gunung bertipe B karena letusan terakhir sekitar tahun 1600-an (gunung berapi pasif/tidur). Sisanya adalah gunung api tipe C yang sama sekali tidak ada letusannya (gunung mati). Indonesia memiliki banyak gunung berapi karena wilayahnya berada di pertemuan tiga lempeng besar dunia.
Untuk memantau gunung berapi yang tersebar di seluruh Nusantara, pemerintah membuat prioritas tertentu. Pantauan tingkat tinggi dengan peralatan lengkap diberikan kepada gunung api tipe A, sementara gunung api tipe B dianggap ”tidur”.
Warga di sekitar Sinabung sejak dulu menjadikan pertanda alam sebagai salah satu peringatan akan aktifnya gunung tersebut. Contohnya, banyaknya satwa yang turun gunung menjadi tanda kewaspadaan bahwa Gunung Sinabung akan meletus.
Tak sedikit gunung berapi yang mirip Sinabung, yaitu pernah meletus ratusan tahun lampau tapi kini seakan kurang atau tidak memiliki aktivitas vulkanik. Contohnya, Gunung Tangkuban Parahu dan Gunung Guntur di Jawa Barat. Mengingat banyaknya gunung berapi yang tak aktif atau ”tidur”, hendaknya kita selalu waspada.
Nah, untuk berwisata ke gunung yang masih aktif, kita harus selalu memperhatikan status keaktifan suatu gunung yang ditentukan oleh pihak berwenang. Selain itu, taati selalu prosedur keselamatan dan keamanannya. Saat pandemi seperti saat ini, kita juga harus menerapkan protokol kesehatan. [*]