Selamat siang teman-teman semua. Kenalkan namaku Ummi kali ini aku akan menceritakan liburanku bersama teman-teman kantorku beberapa bulan lalu. Perjalanan kita ini tanpa direncanakan alias dadakan, karena kami jarang sekali libur bersama pada saat weekend maklum kami bekerja di bidang jasa pelayanan. Awalnya, satu hari sebelum kami memutuskan menuju Lombok kami memang sedang stress dengan rutinitas pekerjaan, alhasil ketika cek tiket pesawat menuju Lombok yang ternyata tidak terlalu merogoh kantong kami akhirnya kami pun sepakat menuju Lombok Sabtu dan akan pulang Senin pagi. Rasanya senang sekali betapa tidak aku yang belum pernah menuju Lombok beda dengan Temanku lainnya yang sudah kedua kalinya ke Lombok. Malamnya, kami menginap di rumah Elsa sengaja agar kami bisa terbangun Sabtu pagi dan memudahkan menuju Bandara Soekarno Hatta yang akan take off jam 07.10. Rasa tak karuan menerpaku subuh itu, ini kali pertama aku naik pesawat juga jadi maklum saja aku sedikit panik, bayanganku bagaimana pesawat itu terbang dengan banyaknya penumpang dan bagaimana jika pesawatnya tidak bisa berenti semua campur aduk dengan rasa gembira aku yang akan liburan ke Lombok. Lombok yang aku kenal dengan kota seribu mesjidnya itu betapa agama islam disana sangat kuat belum lagi terkenal dengan pantai Senggigi dan Gili Trawangannya.
Setibanya landing di Lombok International Airport kami pun disambut oleh Bapak Makmud, beliau yang akan mengantarkan kami berwisata di Lombok selama dua hari ini. Bapak Mahmud ini sangat ramah, sesampainya di motel dia kami langsung disuguhkan kopi khas Lombok dan plecing kangkung khas sana. Huh hah huh hah begitu suara yang Ardi keluarkan karena pedasnya plecing kangkung, kami hanya tertawa terbahak-bahak. Sabtu itu kami hanya mengabiskan waktu keliling kota Praya dan menghadiri pernikahan adat di desa Jonggat yang ternyata keponakan Pak Mahmud yang menikah. Adat disini masih kental, kebersamaan tetap jadi prioritas dan gotong royong simbol sebuah desa. Beda dengan aku yang tinggal di Jakarta sudah sedikit susah mencari orang baik untuk menolong. Malam pun tiba kami kembali ke Motel dan mempersiapkan perjalanan Minggu subuh menuju Gili, bukan.. Bukan Gili Trawangan tujuan kami. Perjalanan esok itu kami akan ke Gili Kondo, Gili Kapal dan Gili Pasir. Kata bapak, Gili Trawangan tak lagi indah sewaktu 4 tahun lalu, Gili Trawangan sudah ramai sekali oleh turis-turis mancanegara. Sedangkan Gili yang akan kami sambangi ini ialah gili yang belum banyak orang tahu, sekalipun ada yang tahu sudah pasti orang Lombok asli bukan wisatawan. Sudah terbayangkan gimana tersembunyinya pulau ini. Pukul 04.00 waktu setempat kami berangkat menggunakan mobil Bapak menuju Lombok Timur dengan waktu tempuh 2 jam, udara masih segar dan pagi itu Lombok sedang cerah-cerahnya hingga membuat mata tak ingin terpejam.
Sepanjang perjalanan gunung Rinjani nun jauh disana terlihat dari kejauhan, gagah sekali. Tak lama waktu berselang kami pun sampai untuk menyeberang menuju gili Kapal, disini bukan pelabuhan yang ramai seperti gili lainnya. Sunyi sekali disini hanya ada kami yang hendak menyeberang padahal ini hari Minggu. Disekitarnya terdapat penangkaran mutiara yang dibudidayakan tak jauh beda seperti keramba ikan air tawar. Bapak berpesan, di gili nanti tak ada warung ataupun toilet jadi pergunakan alam yang tersedia nanti untuk kita makan siang dan kami serentak bilang SIAP PAK!!! lalu kami hanya tertawa secara bersamaan. Tak jauh untuk menyebrang ke Gili Kapal ini hanya butuh waktu 20menit sampailah kami disini. Lautan biru dengan landscape gunung Rinjani yang masih terlihat membuat pikiran tenang sekali. Perahu kami pun memecah lautan, ikan-ikan kecil mulai berlompatan rileks sekali melihat itu, hal belum pernah kami jumpai sebelumnya. Pantas saja wisatawan domestik lebih banyak berlibur di Lombok dibanding Bali karena Lombok masih jernih dan tidak terlalu ramai seperti Bali.pukul 9 pagi itu matahari sedang menyengat-nyengatnya kami sampai di tengah-tengah perairan disini rupanya kita akan snorkling, kata bapak coral disini. Sepatu katak, alat snorkel dan pelampung sudah kami pakai dan siap untuk melompat menuju dasar laut. Ternyata benar kata bapak coralnya indah sekali, air lautnya masih jernih tak ada buram pada saat snorkling, dan tak ada ubur-ubur yang menyengat membuat kami betah di perairan. Banyak juga bintang laut didasar sana, sayangnya tidak bisa diambil karena sesungguhnya bintang laut tak bisa berlama-lama didarat, aku pun cukup melihatnya dari kejauhan. Tak luput juga dari pandangan aku yaitu ikan Meno sungguh ini kali pertama aku melihat meno ternyata bentuknya kecil dan licin, biasanya aku hanya melihatnya di layar televisi.
Puas snorkling kami pun beranjak naik ke perahu, cuaca panas sekali membuat kami cepat haus ditambah jam sudah menunjukkan makan siang, kapal kembali bergegas menuju Gili Kapal untuk makan siang. Gili Kapal itu bukan Pulau dengan banyaknya kapal bersandar, gili kapal itu sebuah pulau yang terdapat gundukan pasir ditengah-tengah perairannya berbentuk bulat dan ini disebabkan karena surutnya air laut ketika musim kemarau. Beruntung kami ke Lombok ketika cuaca sedang kemarau. Jadi tak semua orang bisa melihat Gili Kapal. Gili ini ada ketika air sedikit surut. Indah sekali dengan pasir yang lembut dan tak banyak karang-karang mati berserakan, lagi-lagi disini pun hanya ada kami. Tak ada yang berkunjung kesini dan tak ada retribusi masuk menuju sini. Kalian yang akan kesini cukup menyewa perahu saja dna jangan lupa bawa logistik dikarenakan tak ada kehidupan disini. Selesai makan siang yang kami bawa dari kota, aku tak mau membuang-buang waktuku, selepas makam langsung melompat menuju perairan untuk snorkling lagi, belum puas rasanya baru snorkling satu spot saja di awal. Ternyata snorkling di Gili kapal ini tak jauh berbeda dengan spot sebelumnya sama-sama memiliki coral yang baik belum ada yang rusak karena nelayan yang menembak ikan-ikan. Disini lebih banyam ikan-ikan kecil yang menghiasi kacamata yang aku pakai, lucu sekali mereka.
Aku yang sedari tadi memegang roti membuat ikan-ikan kecil ini berkumpul didekatku. Kali ini aku snorkling berdampingan dengan Ardi dan kak Windha, snorkling ramai-ramai lebih seru ketika melihat yang aneh-aneh bentuk ikannya kami cukup menarik kakinya saja tapi jangan ditiru ya. Dua jam snorkling di Gili Kapal cukup membuat kulit gosong, seketika kulit kami berubah jadi hitam kelam dan mata buram mungkin terlalu lama di bawah laut. Spot kedua snorkling di Gili Kapal sudah membuat kami puas, akhirnya bapak memutuskan untuk hopping island ke Gili Kondo sembari menanti sunset. Kami hanya menunjukkan kepala yang mengartikan bahwa kami setuju. Gili-gili disekitar sini sangat belum terjamah tangan-tangan jail, tak ada sampah yang dibuat oleh manusia yang ada hanyalah ranting pohon yang patah, karang-karang yang terbawa ombak hingga kedarat. Sunyi. Sepi, deburan ombak, suara kicauan burung sangat membuat kami merasa tenang dan sangat cocok dijadikan rekomendasi liburan kekita dilombok yang menginginkan suasana tenang seperti gili disini. Kalian yang merencanakan liburan menuju Lombok tak ada salahnya ke gili Kapal inu dijamin tak akan menyesal. Sunset disini menurutku sangat takjub betapa matahari bulat berwarna orange dengan view gunung Rinjani di kejauhan.