Meru Betiri adalah taman nasional dengan lanskap dan keragaman hayati yang kaya. Kita yang menjelajahinya tak akan jenuh karena begitu banyaknya pilihan aktivitas yang bisa dilakukan.
Meru Betiri menjadi area konservasi untuk tiga ekosistem utama: hutan hujan dataran rendah, hutan bakau, dan perairan laut. Taman nasional ini membentang luas dengan cakupan area 580 kilometer persegi di Kabupaten Banyuwangi dan Jember.
Pada 2016, UNESCO menetapkan TN Meru Betiri sebagai bagian dari cagar biosfer dunia. Saat ini teridentifikasi 217 jenis fauna di TN Meru Betiri, termasuk 92 jenis yang dilindungi. Kawasan ini juga menjadi tempat tumbuh lebih dari 130 tanaman obat.
Di samping fungsi utamanya sebagai area konservasi, TN Meru Betiri juga dikelola untuk ekowisata. Jelajah pantai, trekking di hutan, keseruan offroad, atau menyaksikan penyu bertelur bisa dilakukan di tempat ini. Reguklah beragam pengalaman ini ketika kamu sampai di sana.
Berkendara “offroad”
Kalau kamu ingin menjelajah masuk ke taman nasional ini, mobil berpenggerak empat roda adalah modal untuk menjelajah medan Meru Betiri yang terjal. Banyak warga di sekitar Rajegwesi, desa sebelum TN Meru Betiri, menyewakannya. Rasakan keseruan memasuki hutan-hutan Meru Betiri, melintasi kebun-kebun cokelat dan karet, atau menyeberangi sungai berbatu dengan air yang menciprat ke badan mobil.
Susuri keelokan pantai
Betiri dengan formasi bukit dan teluknya menawarkan banyak pantai untuk disusuri. Sebagian besarnya bisa dicapai dengan dua rute, lewat darat dengan trekking atau laut dengan kapal. Sebagai kawasan yang masih sangat alami, pantai-pantai di Meru Betiri menawarkan pesona aslinya.
Yang paling dekat dengan gerbang masuk taman nasional dari arah Banyuwangi adalah Teluk Hijau. Pantai ini memikat dengan air hijau toska, pasir yang lembut, tebing yang gagah, dan air terjun kecil dari salah satu celah tebing. Nikmatilah bermain air dengan ombaknya yang ramah, lalu kita bisa membilas diri di air terjun itu.
Ada juga Teluk Permisan. Pantai yang masih jarang dikunjungi ini menyuguhkan panorama laut biru, dengan ombak tenang yang menyapu hamparan pasir cokelat. Barisan hijau pepohonan membingkainya dengan indah. Jika sempat, tunggulah sampai matahari terbenam di teluk ini.
Kamu juga bisa menyambangi Pantai Bandealit. Meski merupakan bagian dari gugusan pantai selatan, ombak di Bandealit cukup tenang. Kontur pantainya juga landai. Pas untuk kamu yang gemar berkemah. Di pantai ini kita juga bisa berenang, memancing, atau berselancar angin.
“Trekking” di hutannya
Hutan-hutan Meru Betiri sangat menyenangkan untuk dieksplorasi. Flora dan faunanya beragam. Konturnya naik turun. Oleh karena itu pula, kita butuh stamina yang cukup untuk trekking.
Trekking di Meru Betiri menjadi pengalaman mengesankan. Kita seolah kurcaci di antara pohon-pohon raksasa. Sesekali akan terlihat akar sulur yang liat dan kuat, bisa digunakan untuk bergelayutan laksana Tarzan. Selain gemerisik daun yang tertiup angin, kita ditemani ceriap burung.
Mungkin sesekali terdengar suara semacam salakan anjing kecil dari ketinggian. Itu adalah suara burung rangkong yang terbang di pucuk-pucuk pohon.
Bertemu penyu bertelur
Peristiwa ini tidak mudah kita jumpai di tempat lain. Pantai Sukamade yang terleta di dalam TN Meru Betiri adalah habitat asli penyu bertelur. Jika beruntung, kita bisa menyaksikannya.
Ketika hari telah gelap, sekitar pukul 7 malam, kita akan berjalan ke Pantai Sukamade. Lalu kita menunggu dalam hening sampai penyu yang akan bertelur muncul dari laut. Dengan hati-hati penyu akan menggali pasir dan menetaskan telurnya. Jangan terkejut, jumlahnya biasanya lebih dari 100 butir.
Jangan buru-buru bergegas. Kita masih bisa mengantar penyu itu kembali ke laut, dalam khidmat setelah penyu itu selesai bertelur. Selain debur ombak, sekitar sunyi. Syahdu sekali.
Jika kamu berencana ke Sukamade, November sampai Maret adalah musim penyu menetaskan telur. Namun, hampir setiap hari sepanjang tahun ada penyu yang bertelur. Hindari puncak musim hujan pada Desember–Februari.