Libur seminggu di bulan juni saat itu tidak aku lewatkan begitu saja. Karena sangat jarang sekali ada. Aku beserta 5 temanku merencanakan perjalanan ke kota yang sangat terkenal dengan kebudayaannya, DJOGDJAKARTA.
Kami berangkat dengan menaiki kereta api ekonomi dari stasiun Kota. Harga tiket saat itu Rp 110rb. Kereta berangkat sekitar jam 11 siang, dan sampai di stasiun lempuyangan jam 9 malam. Dari stasiun kami langsung menuju ke malioboro. Sebelum berkeliling kami makan dulu. Di sepanjang jalan malioboro banyak sekali warung makan. Kami memilih salah satu warung makan lesehan. Selesai makan kami berkeliling dan membeli beberapa kaos khas jogja.
Puas berbelanja, kami menuju ke tempat yang disebut 0 kilometer. Tempat tongkrongan anak2 jogja. Kami duduk-duduk sembari menikmati kopi hitam. Tak lupa pula kami abadikan momen itu dengan berfoto.
Malam semakin larut, kami pun melanjutkan perjalanan ke alun2 selatan jogjakarta. Karena kami berencana untuk tidak menginap di hotel, kami mencari tempat yang sekiranya cukup untuk kami beristirahat. Akhirnya setelah berkeliling mencari, kami menemukan sebuah masjid, dan tanpa pikir panjang kami langsung menuju masjid itu. Dan akhirnya kami tidur hanya beralaskan lantai dan menggunakan tas untuk dijadikan bantal. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.
Azdan shubuh membangunkan kami, kamipun sholat sebelum melanjutkan perjalanan. Selesai sholat, kami berjalan kembali menuju 0 kilometer. Disitu kami sarapan dulu, sambil diskusi untuk destinasi selanjutnya. Karena kami berencana untuk menyewa mobil, kami langsung saja browsing mencari penyewaan mobil. Dan untungnya kami dapat tempat penyewaan mobil yang terdekat dan murah. Kami menyewa avanza seharga 250rb untuk 24 jam. Cukup murah kan?.
Mobil sudah di dapat, kami langsung tancap gas menuju kabupaten gunungkidul. Yaah destinasi kami berikutnya adalah pantai indrayanti. Letaknya cukup jauh dari kota jogjakarta. Sebelum berangkat kami mampir dulu di minimarket untuk membeli makanan & minuman ringan untuk diperjalanan.
Pantai indrayanti memang sangat jauh dari pusat kota. Sudah hampir 6 jam perjalanan kami belum sampai juga. Kami melihat ada gerbang selamat datang di kabupaten gunungkidul. Kami kira sudah hampir sampai, tapi ternyata masih jauh lagi. Lalu kami memutuskan untuk beristirahat dan makan siang. Saat sedang makan, ada bapak2 yang bertanya kepada kami ” darimana dek? ” tanya bapak itu. Salah satu temanku menjawab ” dari jakarta pak “. ” ooh, mau kemana? ” bapak itu bertanya lagi. ” ke pantai indrayanti pak ” sahut temanku. ” waah.. masih jauh dek, daripada kemalaman terus adek2 ga dapet apa2, mending ke gua pindul saja. Deket dari sini ” bapak itu menjelaskan. Lalu kami berdiskusi dan kamipun sepakat untuk mengikuti saran bapak itu. ” bapak tau jalannya? ” temanku bertanya “. ” ya tentu tau laah, wong bapak orang sini ko ” bapak itu menjawab. ” ya udah bapak tolong antarkan kami yaa ” pinta temanku. ” yoo wes lah ayo “. Bapak itu mengiyakan.
Sekitar 30 menit perjalanan kamipun sampai di obyek wisata gua pindul. Ada 2 pilihan, menyusuri gua pindul dan body rafting di sungai yang aku lupa namanya. Kami ambil keduanya dengan paket biaya 155rb/org.
Pertama kami ke gua pindul. Dengan di dampingi guide, kami menyusuri kegelapan gua pindul. Di dalam sangat gelap sekali, kami dapat melihat hanya dengan bantuan senter. Medan jalan ada yang berair, ada bebatuan, ada juga dimana kami harus masuk ke air yang dalamnya seleher dan atasnya hanya bisa dilewati kepala kami saja, untung kami memakai helm jadi tetap safety yaa. Kegiatan berikutnya yaitu body rafting. Karena turun hujan, tidak banyak yang bisa kami nikmati di sepanjang sungai.
Sekitar jam 3 sore kami selesai body rafting. Kami berdiskusi kembali. Dan kami putuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan ke pantai indrayanti. Dan akhirnyaaaaa.. jam setengah 5 kami pun sampai di tempat yang kami tuju.. yaahh.. pantai indrayanti, surga tersembunyi di pesisir selatan. Pasir putih, desiran ombak, membawa ketenangan yang jarang kudapatkan. for your information, pantai di gunungkidul sangat banyak dan berjejer, kami juga sempat bingung mencarinya, ada pantai klayar, baron, dan masih banyak lagi.
Setelah puas menikmati keindahan pantai indrayanti. Kami memutuslan untuk pulang agar tidak terlalu malam dijalan. Maklum saja, sepanjang perjalanan menuju pantai hanya ada hutan dan kebun. Jarang sekali ada pemukiman.
https://oretankecilku.wordpress.com/2015/08/21/1001-cerita-di-djogdjakarta/