Melancong telah menjadi kegiatan yang diminati banyak orang. Namun, tiap orang memiliki alasan tersendiri melakukannya. Jika dipilah, terdapat macam-macam tipe pelancong (traveler). Nah, dari tujuh tipe pelancong berikut, termasuk yang manakah Anda?
Pencari Liburan
Pelancong tipe ini tidak bisa melihat tanggal merah, bawaannya langsung pengin berlibur. Bagi mereka, jangan sampai kerjaan mengganggu jadwal libur. Para pelancong tipe ini tidak terlalu khawatir tentang tujuan berlibur, yang penting dapat keluar dari rutinitas. Mereka berusaha pergi setidaknya dua kali setahun untuk liburan yang panjang dan memanjakan diri. Mereka melihat perjalanan sebagai kesempatan untuk melakukan dua hal sekaligus: bersenang-senang sembari menemukan tujuan wisata baru.
Pelancong Fungsional
Pelancong tipe ini sejatinya bukan benar-benar ingin melancong. Mereka “terpaksa” melakukannya karena keperluan bisnis. Sehingga, perjalanan menjadi alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Oleh karena itu, mereka kadang-kadang tidak sepenuhnya menikmati perjalanan, karena banyak yang terlalu sibuk dengan tugas atau bisnis yang dilakukan. Bersenang-senang menikmati destinasi yang dituju sekadar sampingan atau jika waktu masih memungkinkan. Dalam banyak kasus, mereka justru sudah terlalu lelah untuk dapat benar-benar menikmati destinasi yang mereka kunjungi.
Pelancong “Ransel Punggung” (Backpacker)
Mereka ini tipe yang benar-benar ingin bepergian jauh dengan bawaan ringan. Mereka tidak mau terbebani oleh aturan dan berusaha menikmati setiap kesempatan yang ada. Mereka siap untuk menjajal hal baru yang tidak biasa, semisal kuliner atau tradisi khas setempat. Mereka berusaha menikmati perjalanan bukan sebagai turis atau orang asing, tapi ingin merasakan pengalaman menjadi warga setempat. Itu sebabnya, mereka tidak terlalu tertarik untuk menyambangi obyek-obyek turisme, melainkan tempat-tempat khas yang lazim dikunjungi warga setempat.
Pencari Sensasi
Mereka ini adalah orang yang selalu mencari hal yang lain daripada yang lain. Adrenalin mereka terpacu untuk menjajal berbagai hal yang menantang. Tak heran jika rata-rata mereka adalah pemberani yang senang menantang diri dengan hal-hal berisiko. Mereka misalnya berkelana jauh sekadar untuk menemukan tempat terjun lenting (bungee jumping) tertinggi di dunia, mendaki gunung tertinggi di dunia, serta berbagai hal ekstrim lainnya. Pelancong tipe ini mungkin tidak akan pernah ditemui di berbagai destinasi wisata yang lazim dan banyak dikunjungi orang, karena mereka memilih tempat yang justru tidak dikunjungi pelancong lain.
Pelancong Akhir Pekan
Mereka ini mirip-mirip “pencari liburan” yang akan mengintip setiap kesempatan berlibur. Bedanya, mereka tidak mencari “hari kejepit” yang memungkinkan untuk berlibur lebih panjang. Justru, setiap akhir pekan dapat menjadi waktu liburan. Juga, libur panjang yang sudah terjadwal, seperti libur anak sekolah atau libur akhir tahun. Secara finansial, mereka tergolong mampu sehingga dapat berlibur lebih sering pada akhir pekan. Tidak perlu panjang, tetapi yang penting sering. Maka, pilihannya juga bukan tempat-tempat yang jauh atau ekstrim. Staycation pun tak masalah, yang penting ganti suasana.
Si Paling Trendi
Pelancong tipe ini mirip-mirip dengan pencari sensasi. Hanya saja, mereka bukan mencari hal-hal yang ekstrim dan tidak biasa, melainkan hal-hal yang terbaru dan sedang hype. Mereka ini tipe FOMO (fear of missing out), yang tidak mau ketinggalan apa pun yang sedang populer. Jadi, mereka tidak peduli apakah tempat yang dikunjungi akan menarik hati atau sesuai minat mereka. Yang penting, mereka menjadi yang pertama datang ke situ. Dan, mereka akan berusaha untuk mempublikasikan liburan mereka secepat mungkin, kalau perlu secara real time.
Penjajal Kuliner
Melancong bukan sekadar masalah destinasi yang unik atau tradisi khas. Ada juga pelancong yang memilih destinasi karena kulinernya yang khas. Terlepas dari hal-hal biasa yang menjadi pertimbangan dalam menentukan sebuah destinasi, bagi mereka petualangan gastronomi atau memuaskan selera lidah menjadi hal yang penting. Mereka biasanya telah melakukan riset seperlunya, termasuk jam buka atau hal-hal yang diperhatikan untuk memastikan bahwa mereka dapat menjajal kuliner yang diinginkan. Maklum saja, gerai ramen kelas Michelin di Tokyo, misalnya, selalu antre panjang sehingga bakal tidak kebagian kalau datang tanpa rencana.