Perbedaan mendasar antara liburan dan traveling yakni pada tujuan. Liburan murni untuk bersenang-senang sedangkan traveling biasanya lebih untuk mencari pengalaman disetiap perjalanan.
Redefine What is Traveling Really Means
Ada dilema yang muncul diskusi tentang traveling. Traveling dipercaya dapat memberikan banyak sekali manfaat. Dari sebuah , nspirasi, manusia, alam dan budaya hingga seseorang bisa saja menemukan jati dirinya seketika pulang. Traveling adalah sebuah cara hidup yang tidak bisa didapatkan jika hanya berdiam diri di zona nyaman saat ini.
Bagi , menghabiskan waktu muda untuk melakukan traveling adalah sebuah yang layak dilakuka. Traveling adalah obat yang digunakan untuk melepas penat maupun menemukan suatu bagian yang hilang dalam hidup. Hal itulah yang membuat sebuah fenomena baru di dunia saat ini, bagaimana banyak berbondong-bondong traveling
Bombardir media baik media massa maupun yang terlalu mengekspose kata traveling menjadi sebuah komoditas konsumsi sukses membuat sebuah generasi baru. Media dengan baik perjalanan seseorang yang digambarkan dengan model tampan/cantik dengan dukung kualitas gambar luar negeri. Fakta menunjukkan bahwa generasi muda milenial menghabiskan $1.4 Triliun per tahun untuk traveling. Hampir 23% millenial cenderung Bagi orang yang hanya memakan mentah-mentah informasi yang ada di media, mereka hanya merugi karena mengeluarkan banyak biaya (waktu, tenaga, untuk sebuah manfaat yang tak .
Sacrifice now, travel later easily
mendengar kata traveling atau liburan jalan-jalan asumsiku, traveling adalah kegiatan yang relatif mahal, membutuhkan alokasi waktu yang cukup dan nilai manfaat yang tak dapat diukur. Aku lebih memilih untuk kerja keras di waktu muda dibandingkan melakukan perjalanan yang condong hanya tentang ego. Toh juga sama-sama tentang perjalanan kan?
Prinsip menjalani hidup seperti itulah yang mengantarkanku terjebak dalam sebuah lingkungan dimana orang-orang dengan idealisme yang sama. Ini juga merupakan sebuah jebakan yang mengantarkanku menjadi manusia yang workaholic. Tak salah memang, karena didalamnya ada nilai manfaat berupa pengembangan dan pengalaman. Jika dibandingkan memilih untuk bersenang dalam konteks traveling, aku lebih memilih untuk bekerja. Stoic person beberapa orang menyebut.
Epicurean live for now, there were consumers, the principle is ”you only live once”. Stoic were people willing to sacrifice present pleasure for something better later
It’s Time to Travel Time
dimulai disebuah tempat yang biasa kami juluki Coliving Space. Tempat dimana sekumpulan anak muda masa muda-nya untuk berjuang menyelesaikan permasalahan sosial melalui teknologi tanpa mengenal waktu. Tiba-tiba terdengar sebuah celetukan yang mengheningkan ruangan dalam beberapa detik. ”Yuk ke Gunung Api Nglanggeran!”
“Apaan sih”, ”Ngapain”, ”Duh, buang-buang waktu saja” dan berbagai penolakan lain pun muncul. Waktu yang tak bisa terbeli itu mungkin kami nilai lebih bermanfaat jika dihabiskan dengan .
Entah mengapa, momen itu terasa berbeda. Dari sekian banyak yang pesimis akan perjalanan ke Nglanggeran, ada beberapa suara optimis yang ternyata mampu memprovokasi para geek ini untuk bergerak keluar. Akhirnya perjalanan itu pun dimulai.
Perjalanan kami mulai sekitar ba’da shubuh karena kami ingin mengejar sunrise legendaris di. Sebagai traveler pemula, tak banyak persiapan yang dilakukan. Makanan dan minuman seadanya serta beberapa alat pendukung seperti senter dan sepatu yang sudah cukup sebagai bekal kami memiliki waktu daki hanya satu jam. Bagi orang urban seperti kami yang biasa menghirup polusi, udara segar pegunungan cukup merekahkan sedikit senyum.
Nuansa purba masa lalu itupun hadir disetiap sudut mata memandang.Imelintasi masa lalu di kala dinosaurus masih. Keindahan alam yang ternyata tak bisa dirasakan jika hanya melihat di . . Puncak Nglanggeran adalah bentuk kesuksesan kami dalam perjalanan ini. Rasa bangga, puas hingga sedih bercampur ketika .
Ternyata perjalanan itu menyenangkan. Walau ada bumbu emosi, keringat, guyonan yang mencerminkan perbedaan sepanjang perjalanan, sirna ketika sudah sampai titik akhir. Ya, barangkali ini yang dikatakan orang tentang traveling itu membantu menemukan jati diri sesungguhnya. Perjalanan itu bukan tentang lokasi atau tujuan, namun tentang bagaimana kita memaknai perjalanan.
Mungkin itu lah arti hidup. Kita selalu melihat bahwa kesuksesan adalah sebuah puncak tapi terkadang terlupa bahwa untuk mencapai puncak kesuksesan diperlukan pengorbanan berupa keringat, tangis, malu dan bahkan kegagal. Siapa yang mampu bangkit dan terus berjalan yang pada akhirnya sampai puncak. Saya menyikapi perjalanan hidup saya ini seperti saya memaknai perjalanan menuju ke puncak gunung purba ini.
Semua asumsi itu pun patah. Jika awalnya ada asumsi bahwa perjalanan atau traveling itu mahal, membuang waktu dan kurang bermanfaat itu tak terbukti. Faktanya perjalanan ke Nglanggeran hanya menghabiskan kurang dari Rp 50.000 per orang, . Saya pun menemukan banyak manfaat dari perjalanan ini.
Pada akhirnya, saya menyadari bahwa jika kita mampu mengontrol waktu, yakni menghentikan sejenak dan melihat kembali apa yang terjadi pada diri saya untuk merefleksikan ziarah kehidupan saya, mensyukuri apa yang saya jalani saat ini, dan mengintip sedikit masa depan dengan optimis lewat perjalanan. Karena perjalanan itu adalah sebuah kata kerja yang harus dijalankan, dan tak akan bisa terjadi jika hanya dengan diam.
Oleh : Dimas Ragil Mumpuni
Silakan login/daftar akun kompas.id untuk dapat melakukan voting