Home Lomba Blog KTF 2014 pengalaman yang mengesankan

pengalaman yang mengesankan

oleh

Pengalaman yang sangat mengesankan

 

oleh : Muslim

 

Oke temanya adalah pengalaman yang mengesankan. Sebelum kita membahas tentang pengalaman yang mengesankan ada baiknya kita lihat dulu arti kata ayau pun kalimat tersebut. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengalaman adalah “sesuatu yang pernah dialami”. Yang adalah “menyatakan bahwa kata keterangan yang berikut diutamakan atau dibedakan dengan yang lain; menyatakan bahwa kalimat berikut ialah penjelasan kata yang didepan; dipakai kata penyerta; adapun akan; bahwa; yang-yang; dewa; beryang-yangkan dewa dewata; memuju kepada dewa-dewa; keyangan; tempat dewa-dewa; sorga”. Dan mengesankan adalah “apa yang terasa, terpikir, dsb. Sesudah melihat atau mendengarkan sesuatu. ” . Dan jadi arti sesungguhnya adalah sesuatu yang pernah dirasakan dan itu selalu terpikir dan susah untuk dilupakan

 

 

Semua orang tentunya punya pengalaman yang mengesanakan. Termasuk juga saya. Dan sekarang saya akan bercerita tentang pengalaman yang mengesankan. Jadi begini ceritanya. Mohon dibaca dengan seksama.

 

 

Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah bagi indonesia. Yah hari ini adalah tanggal 17 Agustus. Aku beserta teman dan guru-guruku pergi kesuatu tempat. Kami pergi ke Bandar kebang. Yah Bandar kebang tempat pembuangan sampah akhir dari kota-kota besar. Kami disana berencana akan melakukan upacara kemerdekaan bersama anak-anak sekolah yang ada disekitar situ.

 

 

Dan awalnya saya tidak percaya kalau saya melihat gunung. Tapi ini gunungnya beda sekali. Sangat-sangat beda dari gunung pada umumnya. Dan disini saya melihat gunung sampah. Yah gunung sampah. Yang awalnya berwarna hijau banyak pepohonan dan sekarang kini sudah banyak sampah. Dan sekarang kini sampah itu menjadi parasit bagi pepohon yang hidup digunung itu. Perlahan-lahan tapi pasti. Dan sekarang sampah berhasil menggapai mencapai tujuan. Dan terbentuklah gunung sampah.

 

 

Oh yah sekolah ini adalah sekolah yang gratis bagi anak-anak disekitar situ. Disini ada beberapa kelas. Mulai dari SD sampai SMA. Dan pada saat kami sampai disana kami langsung melakukan upacara. Itu dikarenakan kalau kami belum datang upacara tidak akan berjalan. Saya rasa itu adalah upacara mereka. Karena bisa dilihat dari pemimpin upacara yang masih menggunakan sendal dan pemimpin upacara yang masih ragu-ragu untuk berbicara.

 

 

Dan saya sangat terharu sekali saat saya menyanyikan lagu tujuh belas agustus. Yang saya ingat saya menyanyikan itu terakhir kali ada waktu SD. Dan saya sekarang sudah SMA. Sudah 3 tahun lamanya saya tidak menyanyikan lagu tersebut. Jadi pas saya menyanyikan lagu itu saya merinding. Teringat masa-masa SD saya. Ketika pertama kali saya masuk sekolah dan berbagai macam kegiatan lain yang saya lakukan di SD.

 

 

Upacara telah selesai. Dan sekarang adalah waktunya mewawancari orang yang ada disekitar sini. Ini sangat Fantastis saya belajar tentang berwawancara itu di Pekanbaru sewaktu SMP. Dan sekarang saya mempraktekkannya di Bandar Kebang. Memang tuhan punya kejutan yang tak terduga untuk hamba-hambanya. Saya mewawancari seorang bapak yang profesinya itu adalah pemulung. Dan memang disana itu rata-rata mata pencahariannya adalah sebagai pemulung. Dan bapak itu banyak bercerita tentang hidupnya. Lalu bapak itu juga berharap kepada presiden yang baru agar memperhatikan rakyat kecil. Dan bapak itu juga bilang bahwasannya dibawah rumahnya ini dahulunya adalah sampah dan sekarang ditimbun. Dan sekarang diatasnya adalah rumah bapak itu.

 

 

Setelah memewancari bapak itu saya penasaran dengan gunung sampah itu. Jadi saya dan teman-saya pergi kesan untuk melihat lebih dekat. Setelah sampai di sana saya melihat itu memang asli. Semuanya isinya sampah. Banyak sekali lalat disana. Dan sempat terpikir oleh saya mungkin populasi lalat disini itu lebih banyak dari pada populasi warga yang tinggal di daerah situ.

 

 

Dan setelah puas melihat sampah di sana kami pun segera bersiap-siap untuk melanjutkan perjalan pulang ke Bogor.

 

 

Bogor, 18 September 2014

 

Pengalaman yang sangat mengesankan

 

oleh : Muslim

 

Oke temanya adalah pengalaman yang mengesankan. Sebelum kita membahas tentang pengalaman yang mengesankan ada baiknya kita lihat dulu arti kata ayau pun kalimat tersebut. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengalaman adalah “sesuatu yang pernah dialami”. Yang adalah “menyatakan bahwa kata keterangan yang berikut diutamakan atau dibedakan dengan yang lain; menyatakan bahwa kalimat berikut ialah penjelasan kata yang didepan; dipakai kata penyerta; adapun akan; bahwa; yang-yang; dewa; beryang-yangkan dewa dewata; memuju kepada dewa-dewa; keyangan; tempat dewa-dewa; sorga”. Dan mengesankan adalah “apa yang terasa, terpikir, dsb. Sesudah melihat atau mendengarkan sesuatu. ” . Dan jadi arti sesungguhnya adalah sesuatu yang pernah dirasakan dan itu selalu terpikir dan susah untuk dilupakan

 

 

Semua orang tentunya punya pengalaman yang mengesanakan. Termasuk juga saya. Dan sekarang saya akan bercerita tentang pengalaman yang mengesankan. Jadi begini ceritanya. Mohon dibaca dengan seksama.

 

 

Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah bagi indonesia. Yah hari ini adalah tanggal 17 Agustus. Aku beserta teman dan guru-guruku pergi kesuatu tempat. Kami pergi ke Bandar kebang. Yah Bandar kebang tempat pembuangan sampah akhir dari kota-kota besar. Kami disana berencana akan melakukan upacara kemerdekaan bersama anak-anak sekolah yang ada disekitar situ.

 

 

Dan awalnya saya tidak percaya kalau saya melihat gunung. Tapi ini gunungnya beda sekali. Sangat-sangat beda dari gunung pada umumnya. Dan disini saya melihat gunung sampah. Yah gunung sampah. Yang awalnya berwarna hijau banyak pepohonan dan sekarang kini sudah banyak sampah. Dan sekarang kini sampah itu menjadi parasit bagi pepohon yang hidup digunung itu. Perlahan-lahan tapi pasti. Dan sekarang sampah berhasil menggapai mencapai tujuan. Dan terbentuklah gunung sampah.

 

 

Oh yah sekolah ini adalah sekolah yang gratis bagi anak-anak disekitar situ. Disini ada beberapa kelas. Mulai dari SD sampai SMA. Dan pada saat kami sampai disana kami langsung melakukan upacara. Itu dikarenakan kalau kami belum datang upacara tidak akan berjalan. Saya rasa itu adalah upacara mereka. Karena bisa dilihat dari pemimpin upacara yang masih menggunakan sendal dan pemimpin upacara yang masih ragu-ragu untuk berbicara.

 

 

Dan saya sangat terharu sekali saat saya menyanyikan lagu tujuh belas agustus. Yang saya ingat saya menyanyikan itu terakhir kali ada waktu SD. Dan saya sekarang sudah SMA. Sudah 3 tahun lamanya saya tidak menyanyikan lagu tersebut. Jadi pas saya menyanyikan lagu itu saya merinding. Teringat masa-masa SD saya. Ketika pertama kali saya masuk sekolah dan berbagai macam kegiatan lain yang saya lakukan di SD.

 

 

Upacara telah selesai. Dan sekarang adalah waktunya mewawancari orang yang ada disekitar sini. Ini sangat Fantastis saya belajar tentang berwawancara itu di Pekanbaru sewaktu SMP. Dan sekarang saya mempraktekkannya di Bandar Kebang. Memang tuhan punya kejutan yang tak terduga untuk hamba-hambanya. Saya mewawancari seorang bapak yang profesinya itu adalah pemulung. Dan memang disana itu rata-rata mata pencahariannya adalah sebagai pemulung. Dan bapak itu banyak bercerita tentang hidupnya. Lalu bapak itu juga berharap kepada presiden yang baru agar memperhatikan rakyat kecil. Dan bapak itu juga bilang bahwasannya dibawah rumahnya ini dahulunya adalah sampah dan sekarang ditimbun. Dan sekarang diatasnya adalah rumah bapak itu.

 

 

Setelah memewancari bapak itu saya penasaran dengan gunung sampah itu. Jadi saya dan teman-saya pergi kesan untuk melihat lebih dekat. Setelah sampai di sana saya melihat itu memang asli. Semuanya isinya sampah. Banyak sekali lalat disana. Dan sempat terpikir oleh saya mungkin populasi lalat disini itu lebih banyak dari pada populasi warga yang tinggal di daerah situ.

 

 

Dan setelah puas melihat sampah di sana kami pun segera bersiap-siap untuk melanjutkan perjalan pulang ke Bogor.

 

artikel ini juga diterbitkan  www.muslimsyuhadah.wordpress.com

 

 

Bogor, 18 September 2014

Penulis

muslim

Twitter: @cekerkambing