Pad thai menjadi salah satu makanan paling sering disantap di Thailand, semacam nasi goreng di Indonesia. Di restoran atau kedai di pinggir jalan, penganan ini mudah ditemui.
Pad thai adalah tumisan mi beras dengan beragam campuran, terutama udang dan tauge. Charlemsak, seorang pemandu wisata asal Bangkok, mengatakan ia begitu menyukai pad thai. Menurut Charlemsak, cita rasa makanan ini sangat kaya. Ada manis dan gurih pada bumbunya, pedas dari taburan cabainya, dan asam dari perasan jeruk nipis.
Charlemsak berkata, dalam satu minggu, ia makan pad thai setidaknya satu kali. Tidakkah ia bosan?
“Memakannya sesering apa pun tak akan membuat saya bosan. Apalagi, harganya murah,” ujarnya tertawa. Ia menyarankan siapa pun yang berkunjung ke Bangkok mencicipinya.
“Paling nikmat makan pad thai di pinggir jalan. Sebelum kita benar-benar menyantapnya, hidung sudah dibuat tak sabar duluan ketika aroma pad thai yang sedang dimasak menguar di udara,” tambahnya.
Ia benar. Begitu mi beras dan saus pad thai bercampur di dalam wajan panas, baunya langsung meruap. Penjual pad thai lalu menambahkan potongan tahu, tauge, udang, dan daun bawang mengaduknya cepat-cepat, lantas memindahkannya ke piring. Sentuhan terakhir, ia menaburi kacang di atas hidangan dan menaruh tauge mentah serta potongan jeruk nipis di pinggir piring.
Tidak salah kalau Charlemsak mengatakan ia tak akan bosan meski memakan pad thai sesering apa pun. Rasa pad thai yang begitu kaya membuat indra pencecap terhibur. Pedas dan asamnya begitu khas hidangan Thailand. Taburan kacang membuat cita rasanya kian kompleks.
Teksturnya pun berpadu begitu rupa hingga dalam sekali kunyah kita bisa merasakan mi beras dan tahu yang lembut, tauge yang segar dan berair, udang yang kenyal, serta kacang yang renyah. Baik rasa maupun teksturnya, benar-benar seimbang.
Kekayaan kuliner Thailand yang mewujud pada pad thai konon bermula dari keinginan Perdana Menteri Thailand (waktu itu bernama Siam) Plaek Phibunsongkhram untuk mengonsolidasikan rakyat Thailand lewat budaya. Waktu itu, pada 1930-an, ia khawatir akan kolonialisasi, yang notabene sudah terjadi di negara-negara tetangga.
Phibun ingin ada sesuatu yang menyatukan rakyat, dan baginya makanan adalah sarana yang tepat. Ia lalu memperkenalkan kuliner baru, pad thai. Konon, ini bermula dari versi masakan mi beras dari salah satu pelayan Phibun di rumah. Phibun sangat menyukainya dan resepnya lantas distandarkan agar seantero Thailand mengenal pad thai.
Saat ini, tak hanya di negeri asalnya, pad thai sudah dikenal banyak orang lewat kunjungan ke Negeri Gajah Putih ini atau restoran-restoran Thailand di penjuru dunia. Kalau belum pernah mencicipinya, rencanakanlah sekali waktu. Percaya saja kata Charlemsak, pad thai tak akan membuat lidah bosan. [NOV]