965
Bagi pelancong yang senang dengan suasana alam maka berwisata ke Bukit Lawang di Medan menjadi pilihan tepat. Kabar gembiranya, dalam satu lokasi pengunjung dapat menikmati enam wisata sekaligus. Diantaranya, Sungai Bahorok, Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Air Terjun, Goa Kampret (Goa Kelelawar), rafting, dan Batu Kapal.
Bergegas gue sama para sohib untuk menuju ke sana. Butuh waktu sekitar tiga jam dari Kota Medan. Meski lumayan tapi kami tak sedikit pun bosan, mobil selalu ramai dengan kekonyolan teman-teman. Dalam perjalanan juga dimanjakan dengan udara sejuk karena hampir sepanjang perjalanan melewati perkebunan sawit.
Tiba dilokasi, tujuan utama adalah tracking ke kaki Gunung Leuser untuk melihat Orang Utan liar. Namun, tidak setiap wisatawan bisa menjumpai pramata yang hampir punah itu, hanya pengunjung yang beruntung saja.
Eitsss, tunggu dulu, sebelum tracking kami harus sewa pemandu perjalanan. Sebab, untuk menelusuri hutan yang licin dan tebing harus didampingi. Apalagi hewan di dalam hutan itu liar. Pemandu juga sudah menyediakan makanan untuk Orang Utan sebai pancingannya.
Beruntungnya, baru 15 menit kami menelusuri hutan langsung bertemu dengan seekor Orang Utan betina yang menggendong anaknya. Kereeennnn abis cuyyy!!!!
Suasana makin menggembirakan ketika primata tersebut mendekat ke arah kami untuk mengambil pisang. Peristiwa menebarkan juga sempat terjadi ketika asisten pemandu ingin memasukkan tas kami kedalam kantong plastik karena saat itu turun hujan. Yakni, secara perlahan Orang Utan mendekat ingin merebut tas tersebut.
”Orang Utan di sini kalau melihat tas terbuka selalu ingin merampas. Dikira ada makanan di dalamnya,” jelas Eric yang menjadi guide.
Setelah puas memotret aktivitas Orang Utan, kami diajak rafting. Permainan yang dinanti-nanti setelah keringat membasahi baju. Keseruan makin bertambah saat hujan lebat menemani meluncur di sungai yang dikelilingi bukit pepohonan. Dipertengahan terdapat air terjun yang kian mempertegas kecantikan Bukit Lawang.
Sekitar 2 km menikmati dinginnya air sungai di atas ikatan ban, kami menjajal berbagai wisata kuliner di sana. ”Walaupun hujan lebat air di sini tetap jernih. Soalnya ini merupakan aliran dari hutan hujan,” ujar Erik.
Jika belum puas berpetualang, pengunjung dapat melanjutkan rafting sejauh 2 km lagi untuk melihat Goa Kampret dan 2 km lagi untuk menuju ke Batu Kapal.
Banyak hotel dengan nuansa alam yang tersedia di sana. Bangunan yang hampir semuanya tersusun dari kayu semakin menyatukan jiwa dengan alam. Airnya yang jernih dan bersih membuat banyak pengunjung yang mandi di sungai. Tak terkecuali wisatawan asing.
Sepanjang jalan antara tempat makan dan penginapan banyak penjual kerajinan tangan seperti aksesori, perabotan, dan pakaian. Asyiknya, di sana juga terdapat fasilitas warung Internet.
Lokasi Bukit Lawang
Terletak 68 km sebelah Barat Laut Kota Binjai dan sekitar 90 km di sebelah Barat Laut Kota Medan.
Kalau dari Kota Medan, Bukit Lawang berjarak sekitar 90 kilometer dari titik nol Kota Medan yaitu Kantor Pos Besar.
Rute Menggunakan Angkutan Umum
Titik keberangkatan dari Terminal Pinang Baris Kota Medan menggunakan angkutan umum/minibus L300/Pembangunan Semesta dengan rute Terminal Pinang Baris–Binjai–Bukit Lawang.
Tarif angkutan umum Rp.15.000,-/orang.
Dari Terminal Pinang Baris Kota Medan–Kota Binjai: 45 menit.
Dari Kota Binjai–Bukit Lawang: 2 jam.
Dari Terminal Bus Bukit Lawang menuju pintu masuk Bukit Lawang menggunakan Betor (Becak Bermotor)
Tarif Rp.10.000,-