Sebenarnya perjalanan ini sudah lama, Desember 2012, tapi baru sempat saya tulis. Perjalanan ke Semarang ini awalnya direncanakan untuk menghadiri acara keluarga, tapi karena saya belum explore Kota Semarang lebih banyak, maka sekalian saja direncanakan untuk city tour beserta kuliner.
FYI saja, dulu pernah ke Semarang sekitar Tahun 2007. Waktu itu pergi kesana dalam rangka backpacker ke beberapa kota di Jawa bersama teman.
Kali ini perjalanan dilakukan bersama my Lovely Mom. Beda dengan perjalanan saya sebelumnya ngebolang bareng teman, pergi dengan orang tua tentu tidak hanya memikirkan “maunya saya”. Tapi juga harus diperhatikan kenyamanan dan keamanan beliau.
Pertama: Transportasi
Karena Semarang tidak begitu jauh dari Jakarta, dan lokasi stasiun yg dekat, saya memilih kereta api untuk berangkat ke Semarang. Untuk naik kereta tidak diperlukan waktu yang lama (untuk check in dan boarding) belum lagi lokasi bandara yang jauh dari lokasi tempat tinggal. Apalagi untuk usia manula, PT KAI memberi potongan diskon tiket sebesar 20% 🙂
Kedua: Penginapan
Kalau biasanya ketika backpacker hanya berpikir “asal bisa untuk tidur”, di sini saya memilih untuk mencari penginapan yang nyaman dan aman. Untuk mendapatkan hotel dengan harga miring, bisa mencarinya di web khusus booking hotel (misalnya) di Agoda.com. Biasanya disitu suka ada harga penawaran khusus.
Ketiga : Lokasi Tujuan Wisata.
Selama di Semarang, saya memilih untuk mengunjungi lokasi wisata yang tidak jauh dan memang biasa dikunjungi untuk wisata keluarga. Bukan wisata extreme macam ke alam bebas 🙂
Berangkat dari Jakarta Jumat malam, sampai Semarang sekitar dini hari. Langsung menuju penginapan dengan menggunakan taksi,karena lokasi yang cukup jauh dr stasiun. Kita menginap di Hotel Pandanaran. Sampai hotel langsung istiharat. Tiduuuur!
Karena pesan kamar promo, no breakfast. Sengaja juga sih..biar bisa kuliner cari makanan diluar. Ternyata lokasi hotelnya dekat banget dengan lokasi kuliner khas Semarang. Pas di depan hotel pun ada resto yang makanannya serba bandeng. Saya memilih Bandeng Bakar, sementara Ibu memilih menu Nasi Pecel. Hmmmmmmm…..Yummmy! Tapi rasanya serba manis 🙂
Kelar makan, kita menuju lokasi wisata pertama yaitu Lawang Sewu, dengan menggunakan angkutan kota karena jaraknya sangat dekat. Dulu pernah ke Lawang Sewu, dan tidak memakai guide. Sekarang karena pengen lebih memahami seluk beluk lawang Sewu, kita pilih tiket masuk + guide. Lumayan lah bisa bantu buat fotoin juga 🙂
Jadi,lawang sewu itu dulunya adalah kantor perkereta apian di jaman Hindia Belanda. Sempat ber-image “horror” dan pernah dijadikan lokasi adu nyali, kini Pemkot Semarang sepertinya mencoba merubah image tempat ini dengan merenovasi dan menambahkan lampu2 biar lebih terang (Ini kata si Bapak Guide-nya sih…). Namun sayangnya, pas kemarin itu karena ada bagian gedung yang direnovasi jadi beberapa ada yang tidak bisa kita masukin. Untung dulu pernah masuk kesitu, yang keren itu adalah ornamen di kaca-kacanya yang sangat indah. Dapat kita temukan gambar sejenis di gedung-gedung tua yang ada di lokasi wisata kota tua di Jakarta. Contoh ornamennya seperti ini :
Setelah puas menikmati Lawang Sewu, kita lanjut ke lokasi wisata kedua yaitu Klenteng Sam Poo Kong. Dari Lawang Sewu kita naik taksi kesana, karena kalau naik angkutan katanya lumayan jauh. KlentenG Sam Poo Kong ini terletak di wilayah Barat Daya Semarang, yaitu di daerah Simongan. Menurut info yang saya baca di Wikipedia “Klenteng Sam Po Kong ini adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He /Cheng Ho”. Namun disini saya cuma melihat-lihat saja, tidak sampai masuk-masuk ke dalam Klenteng-nya.
Karena lokasinya yang tidak begitu luas, kita hanya sebentar disini dan lankut ke lokasi tujuan terakhir dan merupakan tujuan utama kita yaitu ke Mesjid Agung Jawa Tengah yang katanya arsitekturnya mirip dengam mesjid nabawi di Madinah, lengkap dengan ciri khas payung-payung di halamannya. Berbeda dengan Mesjid Nabawi, ternyata “payung” tersebut hanya dibuka di saat tertentu. Saat Idul Fitri misalnya. plus yang mebuah Indah adalah sentuhan arsitektur Romawi-nya
Sempat menunaikan shalat disini, setelah itu kita juga naik ke atas menara Asmaul Husna setinggi 99 meter dan melihat kota Semarang dari ketinggian. Coba ya kalau payungnya terbuka, pasti lebih keren. Di dalam menara tersebut juga ada museum Kebudayaan Islam. Dengan senang hati yang jaganya menjelaskan kepada kita mengenai foto-foto dan peninggalan sejarah Islam yang dipamerkan disitu.
Setelah puas keliling, dan waktu yang sudah sore juga, kita memutuskan untuk pulang dan mencari makan di restauran Bandeng Juwana (lagi) 🙂 pokoknya, kalau yang suka bandeng adalah sangat tepat berkunjung ke Semarang. Karena di resto ini tersedia segala macam bandeng olahan.
Setelah kenyang makan,kita kembali ke hotel. Dan ternyata… Kita satu hotel dengan band Musikimia! 🙂 Dari dulu saya pengen Mama foto bareng mas Fadly. Tapi karena personel Musikimia dalam formasi lengkap siap untuk check sound, akhirnya Mama bisa foto bareng sama semua mas-mas Musikimia 🙂 terimakasih semua….
BLOG LINK :