Pemandangan elok dan menawan. Inilah suguhan mata bagi siapa pun yang datang ke Selandia Baru. Kalau ingin membuktikannya, kamu bisa memulai dengan mengunjungi Matamata.
Matamata adalah kawasan yang populer berkat film trilogi besutan sutradara Peter Jackson, The Lord of The Ring. Bukan Mordor atau Minas Tirith tentunya, melainkan desa asal hobbit Frodo dan Bilbo Baggins. Lokasi ini adalah Hobbiton.
Penyebab meroketnya popularitas lokasi pengambilan gambar The Lord of The Rings ini tentu saja karena pemandangannya yang cantik. Perbukitan dengan hamparan padang rumput yang menyelimuti permukaannya sungguh indah.
Kamu bisa datang ke sana saat musim panas atau sekitar akhir tahun untuk mendapatkan langit biru cerah. Namun, cobalah cermati sekali lagi. Kamu akan menemukan sesuatu tersembul dari balik perbukitan. Apabila didekati, inilah bentuk-bentuk rumah yang mirip dengan rumah para hobbit dalam film The Lord of The Ring.
Bila penasaran dengan isinya, kamu bisa masuk ke rumah-rumah ini. Selain menampilkan isi rumah yang serupa dengan kediaman para tokoh The Lord of The Ring, kamu juga bisa duduk-duduk di sejumlah bar hobbit. Tidak perlu menjadi hobbit untuk menikmati suasana kehidupan para hobbit.
Tradisi Maori
Sebenarnya masih ada sejumlah destinasi spesial lainnya di Selandia Baru, misalnya Rotorua. Ini sebenarnya merupakan kawasan geotermal di pulau utara. Salah satu atraksi yang menarik di sini adalah Pohutu Geyser. Di Te Puia, kamu bisa menyaksikan semburan sumber air panas dengan ketinggian hingga 30 meter.
Masih di Te Puia, terdapat New Zealand Maori Arts and Crafts Institute. Inilah lokasi ketika kamu bisa mendapatkan informasi mengenai Suku Maori, suku asli Selandia Baru. Sejumlah pengukir dan penenun Suku Maori dengan senang hati akan membagikan informasi mengenai kekayaan seni tradisinya kepada pengunjung yang datang.
Malamnya, kamu bisa menikmati Hangi Dinner. Sajian santap malam ini semakin berkesan berkat hiburan berupa pertunjukan kesenian dari Suku Maori.
Rainbow Spring
Kunjungilah Rainbow Spring. Lokasi ini bisa dikatakan sebagai salah satu pusat konservasi untuk spesies asli Selandia Baru yang berada di ambang kepunahan. Misalnya, burung kiwi; dan tuatara, kadal unik asli Selandia Baru.
Burung kiwi merupakan maskot Selandia Baru. Burung ini dipandang sebagai simbol ketangguhan karena mampu bertahan hingga melintasi zaman. Kiwi merupakan salah satu burung yang memiliki sejarah hingga ratusan tahun yang berevolusi dan bertahan hidup.
Meskipun tangguh, spesies ini berada di ambang kepunahan. Jadi, tidak ada salahnya kamu menyempatkan diri untuk memotret burung kiwi di lokasi konservasi ini saat berwisata ke Selandia Baru.
Rainbow Spring juga dikenal sebagai kawasan yang cukup atraktif. Lokasi konservasi ini dibuat semirip mungkin dengan habitat satwa endemik Selandia Baru. Jadi, tidak perlu terkejut ketika kamu menemukan banyak semak belukar di Rainbow Spring.
Agrodome Sheep Show
Nah, jika kamu penasaran tentang asal-muasal benang wol, Selandia Baru memiliki Agrodome Sheep Show. Wol, salah satunya dihasilkan dari bulu domba. Namun, cara mencukur bulu domba ini tidak asal-asalnya. Agrodome Sheep Show ini akan menunjukkan cara pemotongan bulu domba yang benar.
Berkeliling kota Rotorua pun tidak kalah mengasyikkan. Beberapa destinasi yang menarik adalah Goverment Gardens, Rotorua Museum, dan Buried Village of Te Wairoa. Kamu tidak hanya menemukan keindahan kota, tetapi juga kisah-kisah sejarah yang terperam di sana.
Masih ada segudang destinasi menarik di Selandia Baru. Kota-kota di sana memang menyuguhkan pesonanya sendiri. Sebut saja, Christchurch, Queenstown, dan Mount Crook.
Yang perlu kamu lakukan sekarang adalah mulailah menabung dan buat perencanaan perjalanan ke sana. Jangan lupa untuk tetap menjaga pola hidup sehat agar tubuhmu selalu bugar. Taati selalu protokol kesehatan, bahkan jika kelak pandemi ini telah berlalu. [*] (TYS)