Home Mau Ngapain?Wisata Sejarah dan Budaya Mengenal “Walewangko”, Rumah Adat Elok dari Minahasa

Mengenal “Walewangko”, Rumah Adat Elok dari Minahasa

oleh Fellycia Novka Kuaranita

                  Bentuk walewangko, rumah adat Minahasa, menjadi inspirasi bagi banyak arsitektur resor di Pulau Bunaken. Terbuat dari kayu lokal dengan gaya rumah panggung, rumah ini mampu memberikan pengalaman kultural bagi siapa pun yang memasukinya.

Di berbagai area di Pulau Bunaken, kamu bisa menjumpai rumah-rumah kayu khas Minahasa. Dominasi elemen kayu membuatnya begitu menyatu dengan sekitar. Warna cokelatnya menciptakan atmosfer hangat. Di beranda-berandanya, orang bisa merasa sangat relaks. Membaca buku, berayunan di hammock, atau bahkan sekadar duduk santai menikmati panorama.

Bentuk-bentuk rumah Minahasa yang kini kita temui di Bunaken tentu saja sudah dimodifikasi. Namun, sebagai bagian dari tradisi, rumah asli Minahasa sesungguhnya punya makna dan filosofinya tersendiri. Setiap bagian rumah dan desainnya memiliki arti tertentu.

Makna “waleangko”

Proses pembuatan walewangko di Desa Woloan, Tomohon

Walewangko biasa pula disebut wale atau bale. Artinya, tempat melakukan aktivitas dalam keluarga. Dulu salah satu karakteristik khas rumah ini adalah hanya terdapat satu bangsal untuk semua kegiatan penghuninya. Waktu itu, 1 rumah panggung bisa dihuni 6–8 keluarga. Pembatas teritorial hanya berupa bentangan rotan, tali ijuk, atau tikar.

Saat ini, bagian interior rumah sudah mengalami perubahan. Rumah sudah disekat-sekat dalam beberapa ruang. Badan rumah yang paling depan berfungsi sebagai ruang tamu. Ruang tengah atau pores difungsikan untuk menerima kerabat dekat. Ada pula ruang tidur untuk orangtua dan anak. Di bagian belakang ruang tengah, terdapat lumbung padi atau sangkor. Ruang masak terpisah pada bangunan yang lain.

Di sisi depan rumah Minahasa, terdapat dua tangga, yang di kanan dan di kiri. Tangga ini juga memiliki makna khusus, terutama saat upacara peminangan. Pihak lelaki yang hendak meminang gadis akan masuk lewat tangga kiri. Jika pinangan itu diterima, lelaki dan keluarga yang menyertainya akan keluar rumah lewat tangga kanan. Jika ditolak, mereka akan kembali melalui tangga di sisi kiri.

Rumah Minahasa dibuat dari bahan-bahan alami. Material yang digunakan umumnya kayu dari jenis pohon yang ada di hutan, yaitu kayu besi, linggua, kayu cempaka utan atau pohon wasian, kayu nantu, dan kayu maumbi.

Seiring perkembangan zaman, kini rumah panggung Minahasa juga sudah bisa diperjualbelikan dengan sistem knock-down. Sentra pembuatannya berada di Desa Woloan, Tomohon.(NOV)

Artikel yang mungkin kamu suka