Home Mau Ngapain?Wisata Sejarah dan Budaya Mengenal “Tsukemono”, Acar Jepang dengan Beragam Rasa

Mengenal “Tsukemono”, Acar Jepang dengan Beragam Rasa

oleh Fellycia Novka Kuaranita

Kamu yang menggemari masakan Jepang mungkin sudah akrab dengan hidangan-hidangan pendamping pada kuliner ini. Yang paling sering kita temui, gari. Acar jahe untuk melengkapi sushi. Itu adalah salah satu jenis tsukemono, acar Jepang. Masih banyak yang lainnya.

Jauh sebelum kulkas ditemukan, orang Jepang mengawetkan makanan dengan mengolahnya sebagai acar. Beberapa jenis acar tradisional bahkan bisa disimpan sampai kapan pun tanpa masa kedaluwarsa. Namun, lebih dari itu, acar yang disebut tsukemono telah menjadi tradisi di Jepang. Resepnya diturunkan dari generasi ke generasi. Orang Jepang mengonsumsinya sebagai hidangan pendamping, campuran makanan, pencuci mulut, atau pugasan (garnish).

Tsukemono dalam budaya makan Jepang berarti menciptakan keseimbangan antara warna, rasa, dan estetika. Gari pada sushi, misalnya, rasanya yang asam, pedas, dan manis memberikan sensasi segar tersendiri ketika kita menyantap sushi yang gurih, manis, dan sedikit amis.

Ada banyak varian tsukemono. Mengenali dan mencicipinya bisa memperkaya pengalaman kulinermu. Berikut ini, beberapa di antaranya.

  • Gari

Gari adalah acar irisan jahe yang bertekstur renyah dengan rasa sedikit manis, pedas, dan asam. Perpaduan gula, garam, dan cuka beras memberikan hidangan ini warna merah jambu yang menarik. Gari biasanya disajikan dengan sushi, sashimi, atau nasi goreng.

  • Beni shoga

Yang ini juga acar jahe. Namun, beni shoga diiris tipis-tipis dan pendek, seperti batang korek api. Irisan jahe ini lalu direndam di dalam acar buah prem (plum). Warna acar ini merah cerah. Rasanya lebih pedas. Biasanya, beni shoga dipakai sebagai pendamping ramen tonkotsu, mi goreng yakisoba, atau dadar okonomiyaki.

  • Umeboshi

Umeboshi adalah acar prem yang dimarinasi dengan garam dan daun shiso yang berwarna ungu. Teksturnya berdaging, rasanya asam dan asin. Umeboshi biasanya disajikan dengan onigiri (nasi kepal) atau makanan dalam kotak bento. Konon, samurai pada zaman dahulu menggunakannya untuk memulihkan rasa kelelahan setelah berperang. Acar ini juga masih kerap digunakan sebagai remedi untuk mabuk berat atau membantu masalah pernapasan dan pencernaan.

  • Takuan

Ini adalah acar lobak yang renyah, yang diberi nama seperti penemunya, seorang biksu Buddha. Takuan dibuat dari lobak yang dijemur dan diasinkan, dan diperkaya dengan kulik kesemek atau bunga nasturtium yang memberinya warna kuning cerah. Acar yang rasanya seperti asam jeruk ini biasa disajikan dengan nasi putih, tuna, atau sushi maki.

  • Kyurizuke

Acar ini terbuat dari timun yang dimarinasi dengan cuka beras, garam, gula, dan saus kedelai. Sebagai hidangan, acar ini biasa dipasangkan dengan donburi (rice bowl) atau nasi teh hijau ochazuke. Di Jepang, timun utuh yang dibuat acar kyurizuke kerap dijual dengan ditusukkan pada stik kayu atau bambu pada festival musim panas dan musim dingin. Kamu bisa menjumpainya di kuil-kuil atau tempat wisata.

Artikel yang mungkin kamu suka