Wah, negeri mana itu Estonia, apakah di dekat Narnia?
Bisa jadi.
Kami, bertiga, pun merasakan excitement dan deg-degan yang sama. Ya, sejatinya, negeri yang berada di kawasan Baltik-Nordic ini kelihatan kecil. Karena penduduknya sedikit dan namanya sempat hilang karena masuk dalam Uni Soviet sejak akhir perang dunia, dan dijajah negara yang sama sebelum perang dunia.
Wisata andalannya adalah Old Town, yang merupakan kota tua abad pertengahan yang paling terawat di eropa. Membayangkan suasana seperti era Robin Hood dan kerajaan antah berantah macam cerita Ela Enchanted atau masa silam perang Salib, wah, sangat bikin deg-degan.
Menaiki Qatar Airways, transit di Qatar dan tiba di Bandara Arlanda, Swedia hari berikutnya. Perjalanan belum tuntas. Dari Skandinavia, kami menaiki pesawat berbaling kecil, Estonian Air menuju Tallinn, Ibukota negeri kecil Estonia.
Segarnya udara bulan September sudah mengakhiri musim panas. Masuk ke musim dingin. Jaket yang saya pakai jenis army yang tak terlalu tebal, jadi agak dingin, walau masih cocok dengan suasana disana. Sementara, Edi, masih merasa pas dengan sweaternya. Li, peranakan Cina, menjadi pengompor kami ke negeri baltik ini, karena ada temannya Crystal, pengajar bahasa Mandarin yang akan jadi guide kami mengitari pulau Saaremaa. Sebuah pulau yang katanya indah dan bisa dijelajah hanya dalam 1 hari saja.
Sedangkan di Tallinn, ada teman kami, Kasheef dan Makkey, pelajar Pakistan yang akan mengajak kami mengitari Tallinn. Itupun cukup satu hari saja. Betapa kecilnya Estonia. Tapi tidak juga. Penduduknya sedikit, tapi luas wilayahnya lebih besar dari Denmark, Belgia, bahkan Belanda.
Seru-nya trip kali ini tentu dimulai di Kota Tua abad pertengahan. Menaiki bus listrik yang gratis bagi warga kota, kami tiba di Olde Hansa.
Bus Listrik ini jadi kendaraan utama kami di Tallinn
Selamat datang di Tallinn, Perpaduan Kota Tua dan Gedung Modern disekitarnya
Aroma lembab sangat terasa. Dinding-dinding berjamur dan warna abu-abu menyapa kami. Lingkungan Old Town sangat ramai. Bar, restoran, toko baju, toko suvenir ada disana. Walau demikian, semua keadaan masih seperti aslinya. Nuansanya pun tetap Medieval.
Sudut Dalam Kota Tua yang Gelap namun Aman dan Terawat
Kota Tua yang ramai turis sajikan pengalaman eksotis abad pertengahan
Gerbang Old Town yang legendaris
Berfoto bersama kami dan Duo Pakistani
Di bawah tanah, ada penjara yang dapat kami lihat melalui kaca di kaki kami. Namun demikian tidak dapat dimasuki lagi. Ada pula berbagai bar, kedai kopi ala abad pertengahan hingga gereja dan rumah penjagalan dan penyiksaan.
Labirin Ruang Bawah Tanah yang masih terawat tapi dilarang dimasuki
Sudut Old Town yang indah dan terawat
Unik, para pelayan restoran dan toko suvenir di Old Town ini memakai pakaian abad pertengahan untuk menarik wisatawan. Selain itu, kacang panggang ditawarkan dulu gratis, untuk icip-icip. Jika suka, silakan beli.
Gerobak Pedagang kakilima abad pertengahan masih dipakai untuk menjual berbagai khas Estonia. Salah satunya kacang panggang
Estonia juga memiliki Senayan atau GBK sendiri, namanya Vabaduse Valjak alias Freedom Square, tempat deklarasi kemerdekaan sekaligus tempat berkumpul massa hingga sekarang.
Vabaduse Valjak si Lapangan Merdeka Estonia
Selepas dari Old Town, saatnya beristirahat, karena esoknya, kami akan ke Saaremaa. Pulau yang akan kami jelajahi pula dalam satu hari. Untuk itu, kami sudah siapkan mobil yang disewa oleh Crystal, yang akan jemput kami di pulau.
Kami menaiki Bus dan melintas Laut melalui kapal. Kurang lebih, jaraknya 1 jam, dari Tallinna Sadama (Pelabuhan Tallinn) dengan laut yang biru dan hijau, mulai mendingin. Salju di Estonia sangat tebal, dengan suhu bisa mencapai minus 20, kurang lebih sama dinginnya dengan di Rusia di kanan batas negaranya, maupun negara Skandinavia diatasnya. Jika musim dingin tiba, kita ternyata bisa menaiki Mobil melintas Laut yang membeku!
Perjalanan mengantri naik Ferry. Saya, Edi dan Li berada di dalam Bis Ecolines
Tiba di Kuressare, kota kecil di Saaremaa, kami bertemu Crystal. Dia siap dengan Honda Jazz sewaan. Bertualang menaiki mobil, kami menemukan banyak spot eksotis.
Tebing-tebing yang indah ini berbatasan dengan laut baltik, menyuguhkan pemandangan abad pertengahan. Jam matahari menjadi salah satu penandanya. Di puncak tebing dengan angin sejuk dan udara menusuk tulang ini, kami menyaksikan horison utara. Terbayang, seorang wanita yang setia menunggu di tebing ini menunggu kekasih pulang dengan menanti sedikit demi sedikit ujung layar kapal diufuk mendekat..
Tebing tinggi yang indah menghadap lautan baltik dan jam kuno matahari
Prajurit-prajurit yang makamnya tersebar di dekat tugu menjulang yang kami saksikan adalah korban dari pertempuran berdarah di Tehumardi antara pasukan Soviet yang didalamnya banyak orang Estonia, dengan pasukan Jerman yang diakhiri oleh pertempuran hand-to-hand jarak dekat saling bunuh.
Terpesona akan Makam Prajurit di Perang Dunia II
Makam Prajurit di Medan Tempur Tehumardi
Di Saaremaa juga kami menemukan banyak benteng. Kami menelusuri semua bagian benteng, merasakan setiap sensasi syahdu di dalam benteng ini. Danau-danau yang indah dan bebek yang berenang di danau.
Yipieee Petualangan 4 Sahabat di Saaremaa
Mempelajari Estonia
Benteng Abad Pertengahan yang Indah
Salah satu sudut benteng yang ingatkan tentang negeri damai masa lampau
Seperti berada di Negeri Nun Jauh di Dongeng
Rumah rakyat jelata di Negeri Dongeng ini..
Ada sapi-sapi berbulu tebal dan lebat, seperti banteng. Mungkin kami tak akan ketemu Aslan sih hehe..
Sapi Lebat Berbulu dari Estonia
Indahnya Estonia, Semacam dunia lain ^^
Kami menemukan pula sebuah jembatan tua yang berasal dari abad lampau, bahkan lebih tua dari abad pertengahan. Kebayang prajurit Narnia berbaris melewati jembatan ini.
Jembatan Kuno yang masih terawat walau tak dipakai lagi, sudah ada jalan aspal
Bebek lincah berenang di Danau yang Eksotis
Danau di Negeri Dongeng yang Damai
Danau Indah yang Menenangkan…
Sejuknya dan Damainya Negeri Antah Berantah yang ternyata Nyata ini
Kunjungan terakhir di pulau ini adalah Mercusuar di titik terbawah pulau, dan menjadi ujung selatan dari pulau. Ini spot yang seru, dengan guratan mercusuar bercat garis merah putih jadi inget bendera bangsaku.
Mercusuar terujung di Estonia.
Foto bersama Sahabat di Ujung Nol Estonia. Ujung Pulau Selatan yang sudah Lautan Landai
Indahnya Narnia di Estonia
Menjelajah negeri eksotik estonia, memang tak seideal seperti Narnia pada akhirnya, tapi, siapa yang ingin ke negeri yang tak ada, lebih baik ke negeri yang nyata, dengan teman-teman baru, lama, dan saat ini yang ada untuk merasakan suasananya, pengalamannya, dan keseruannya!
Sahabat Petualang di Negeri Nyaris Antah Berantah
Di Garis pantai Estonia
Mencari Narnia, Menemukan Estonia
Bogor, 20 Agustus 2015. Berdasarkan memori dan foto-foto dari cerita di September 2012.