Bukan cuma anak muda, manula pun butuh dan bisa berlibur.
Kebutuhan untuk terus bergerak sambil melepas penat menjadi dorongan bagi manula untuk berlibur, di samping keinginan untuk menikmati masa tua. Kalau dulu biasanya wisata religi menjadi favorit bagi sebagian besar golongan usia tersebut, sekarang, kebutuhan itu semakin beragam.
Banyak pihak memperkirakan, pada abad ke-21, pariwisata untuk manula akan menjadi kekuatan utama sektor ini. Kekuatan daya beli dan waktu luang yang lebih lama menjadi alasan mengapa prediksi ini menjadi masuk akal.
Dalam berwisata, para senior saat ini tidak hanya ingin datang untuk berfoto, menikmati makanan, tetapi juga ada kebutuhan untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar tempat wisata atau ikut serta menikmati seni dan budaya tempat tersebut. Mereka tidak hanya butuh kenyamanan dan keamanan, tetapi juga wisata yang interaktif.
Agen perjalanan beradaptasi
Perubahan ini membuat para agen perjalanan juga ikut beradaptasi dengan menawarkan jenis paket wisata yang menarik dan cocok bagi segmen manula masa kini. Agen-agen perjalanan mulai banyak menghadirkan beragam paket wisata untuk lansia, berbeda dengan orang dewasa bahkan dengan anak muda. Jumlah destinasi pun dibatasi dan jarak antarkegiatan dibuat lebih fleksibel dan longgar agar peserta tur nyaman.
Destinasi untuk para senior ini biasanya dikombinasikan. Ada destinasi yang mengajak mereka berjalan untuk sekalian berolahraga. Ada juga akomodasi yang lebih santai dan relaks, seperti kafe yang tenang, taman, atau keliling di dalam kota saja untuk menikmati suasana kota. Adapun kota yang dipilih punya suasana tenang dan cocok untuk manula.
Paket wisata yang disukai manula
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh lembaga riset di Eropa menemukan, wisatawan manula cenderung lebih menyukai paket wisata dalam rombongan yang dipimpin oleh seorang pemandu wisata. Bagi anak muda, tentu saja mode wisata seperti ini tidak populer.
Namun, bagi wisatawan lanjut usia, berwisata dalam rombongan lebih membuat mereka bersemangat karena ada rasa kebersamaan yang muncul dan tentu saja ada rasa aman karena ada seorang yang bertanggung jawab atas dirinya.
Alasan lainnya, dengan bepergian dalam rombongan, paket wisata menjadi lebih terjangkau. Waktu luang yang lebih banyak juga menjadi alasan selanjutnya. Mereka bisa bepergian saat low season, yaitu para agen perjalanan bisa memberikan diskon lebih banyak.
Faktor kesehatan juga menjadi alasan mengapa para manula ini suka berwisata secara rombongan. Dengan bepergian secara grup, otomatis semuanya sudah terorganisasi dengan baik. Agen perjalanan pun sudah menyesuaikan paketnya agar sesuai dengan kebutuhan mereka. Bahkan, beberapa agen perjalanan yang menyediakan paket wisata khusus manula memiliki prosedur untuk memeriksakan kesehatan pesertanya setiap pagi dan sore.
Outbound dan inbound diprediksi naik
Kemunculan agen wisata yang menyediakan paket wisata ke luar negeri untuk lansia sejalan dengan prediksi Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Berdasarkan penelitian, jumlah wisatawan outbound Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh hingga 10,6 juta pada 2021.
Peran agen perjalanan pun pelan tapi pasti kembali penting. Alasannya, agen perjalanan memiliki kelebihan dalam hal menghemat waktu dan biaya. Selain itu, biasanya servis yang diterima biasanya sepadan atau justru lebih baik. Sebab, tren wisatawan tahun adalah mereka ingin kenyamanan, leisure, dan pengalaman yang maksimal di samping harga ekonomis yang ditawarkan.
Dalam sebuah penelitian bertajuk Future of Outbound Travel in Asia Pacific 2016 to 2021, proyeksi wisatawan outbound akan tumbuh lebih cepat dari PDB riil. Dalam riset tersebut, Indonesia akan tumbuh sebesar 8,6 persen dibandingkan proyeksi PDB yang hanya sebesar 5,7 persen dengan rasio jumlah perjalanan wisata outbound sebesar 15,4 persen.
Dalam riset tersebut, negara berkembang di Asia Pasifik memang mengalami peningkatan jumlah wisatawan yang bepergian. Selain Indonesia, negara berkembang lain seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Thailand menyumbang peningkatan wisatawan. Bersama China dan India, jumlah wisatawan outbound ini sudah melampaui negara maju di kawasan ini, seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hongkong, dan Singapura. Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara ketiga tercepat di Asia Pasifik tentang pertumbuhan wisata outbound dengan 8,6 persen, di bawah Myanmar dan Vietnam.
Naiknya outbound juga sejalan dengan inbound. Tercatat, Indonesia terus kedatangan wisatawan dari luar negeri. Secara perlahan, jumlah turis mancanegara meningkat. BPS mencatat, ada kenaikan yang lumayan besar jika dilihat dari pintu masuk negara. Turis China merupakan yang terbesar hingga Juli 2018, yaitu naik 14,61 persen.
Data Badan Pusat Statistik pun mencatat, tingkat penghunian kamar (TPK) juga naik 1,78 poin menjadi 59,3 persen untuk seluruh hotel berbintang di Indonesia. Rata-rata lama menginap tamu asing di Indonesia berkisar 1,73 hari. [VTO]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 6 September 2018.