Home Lomba Blog KTF 2014 Kembali Ke Bona Pasogit

Kembali Ke Bona Pasogit

oleh

Bagi orang Batak, Bona Pasogit (tanah kelahiran) di Sumatera Utara tidak akan terlupa. Parapat di dekat Danau Toba misalnya, merupakan cikal bakal dari banyak orang Batak. Parapat tidak hanya berkesan, tapi juga indah!

Perjalanan singkat ini selama 7 hari. 2 Hari di Medan, dan 5 hari di Parapat. 5 Hari di Parapat dihabiskan dengan berjalan-jalan menikmati indahnya Parapat, seperti ke Ajibata, Bukit Senyum Desa Motung, dan pasti ke Pulau Samosir.

Perjalanan ini sebenarnya tidak terencana karena saya masih ada kegiatan kuliah, dan lagi memegang tanggung jawab sebagai panitia acara di kampus. Awalnya dari ajakan ibu tercinta untuk ikut perjalanan dinas, karena ibu saya dapat tiket lebih dan tiket itu saya manfaatkan.

Perjalanan pun dimulai tgl 8 Agustus 2011 dari Soekarno Hatta ke Polonia, Medan (dulu masih pakai Polonia sebelum Kuala Namu). Sampai di Medan, saya dan ibu diajak ke penginapan di Jl Sisingamangaraja. Sampai di hotel, saya istirahat dan ibu saya pergi ke kantor.

Malamnya saya pergi dengan Ibu dan seorang saudara ke Komplek Cemara Sari, yang di sana terkenal sebagai kawasan Chinatown di Medan. Saya lupa apa nama makanan yang dipesan, yang saya ingat hanya kepiting goreng yang bentuknya bulat.

Besok siang saya dan Ibu akhirnya ke kampung tercinta yang kecil, Parapat, dengan menggunakan Paradep Taksi. Perjalanan selama 4 jam lamanya kami tempuh untuk melihat kampung halaman.

Selama perjalanan dari Medan ke Parapat, kami melewati Kota Lubuk Pakam, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, dan akhirnya Parapat. Kami juga lewati perkebunan Kelapa Sawit yang sangat eksotis di kiri kanan jalan. Saya sampai sore di Parapat, jadi saya putuskan untuk istirahat.

Besoknya perjalanan pun dimulai. Destinasi pertama saya adalah Bukit Senyum, Desa Motung, yang kurang lebih ada di ketinggian 150 mdpl. Sangat indah bisa melihat Danau Toba dari lokasi ini.

Karena saya juga bisa melihat betapa kecilnya kampung halaman saya, tapi banyak mengundang wisatawan lokal dan asing untuk berkunjung. Pulangnya, tentu saya tidak lupa untuk berziarah ke makam Opung saya.

Besoknya saya melakukan perjalanan panjang ke Pulau Samosir, dengan menggunakan motor. Banyak sekali sebenarnya spot foto yang bagus bila menggunakan motor, karena tidak ribet untuk menghentikan motor di pinggir jalan. Dari Pelabuhan Ajibata, saya menyeberang dengan menggunakan kapal motor dengan tiket kurang lebih Rp 15.000 untuk 1 orang dan motor pribadi.

Tujuan pertama saya adalah tempat pemandian air panas Pangururan, di gunung Pusuk Buhit. Di sini enaknya mandi dengan air panas asli dari belerang, dan bisa menikmati indahnya Danau Toba karena letaknya yang lumayan tinggi.

Selanjutnya saya ke Desa Tuktuk atau desa wisatanya bule-bule. Dalam perjalanan, saya menemukan batu besar di pinggiran Danau Toba yang entah apa namanya. Kata saudara saya, bisa pindah-pindah sendiri letaknya. Saya pun lupa untuk memfotonya. Sampai di Desa Tuktuk, saya makan di tempat makan yang ada di hotel. Sempat saya kenalan dengan turis asing dari Italia yang membawa 2 anaknya.

Setelah makan, saya lanjut pulang dan mampir sebentar ke Makam Raja Sidabutar dan melihat boneka Sigale-Gale. Sayang waktu itu sangat sepi, jadi tidak ada pertunjukkan boneka Sigale-gale. Saya pun hanya bisa memfoto Sigale-gale itu. Pulangnya ke Parapat, saya sempat membeli suling Batak untuk mainan saya di rumah.

Hari ke-4, di kampung saya hujan seharian dan saya cuma bisa melihat Batu Gantung yang terkenal karena sejarahnya. Pulang dari Batu Gantung itu, saya melihat kawanan monyet yang berada di pinggir jalan yang mengharapkan pemberian makan dari orang-orang yang menggunakan jalur lintas itu.

Hari ke-5, berangkat pagi-pagi dari Parapat ke Medan untuk kembali ke Jakarta. Liburan yang sangat singkat dan tidak terencana ini tidak akan pernah saya lupakan. Saya harus kembali ke Sumatera Utara khusus untuk ke Parapat, karena masih banyak potensi wisata di Sumatera Utara yang belom saya kunjungi. Misalnya Balige, Berastagi dan air terjun Sipiso-piso.

Para Traveler, berkunjunglah ke Sumatera Utara. Pulang dari sana, kalian akan mengagumi salah satu keindahan alam Nusantara.

Horas, Mejuah-juah!

Penulis

Once Sibarani

Twitter : @once_sibarani

Artikel yang mungkin kamu suka