Disudut kota Semarang, ada banyak tempat menarik yang bisa ditemukan untuk melihat sejarah masa lalu, atau hanya sekedar refresing mencari kesegaran pikiran. Kalau petualang terbiasa dengan suasana pantai dan semilir anginnya, silakan berkunjung ke Pantai Maron atau Pantai Marina. Untuk mengenal sejarah jawa dan budayanya bisa berkunjung ke Museum Rongowarsito, Lawang Sewu atau Kota Lama. Sejenak, catatan sejarah bekunjung di abad ke 14 Masehi. Seorang penjelajah samudra dunia, yang mengintari hampir seluruh dunia yang bernama Cheng Ho atau Zheng He atau Haji Mahmud Shams. Dalam tulisan terdahulu tentang Laksamana muslim cheng ho yang mengungkapkan tentang siapa sebenarnya Laksamana Cheng Ho. Nah, sekedar berbagi tentang peninggalan yang menurut sejarah adalah petilasan Cheng Ho ketika berada di Jawa terutama Semarang.
Selain menjadi tempat beribadah, Sam Poo Kong juga menjadi salah satu tempat wisata di Semarang yang cukup populer, terutama dikalangan anak muda, kawasan Sam Poo Kong terbilang cukup luas jadi bisa menampung banyak pengunjung.
Sam Poo Kong sendiri merupakan sebuah bangunan peninggalan Laksamana Cheng Ho, seorang Laksamana bergama Islam dari China, ketika kamu memasuki kawasan Klenteng, maka kamu bisa melihat patung Laksamana Cheng Ho yang sangat besar terlihat berdiri kokoh.
Kembali mengingat siapa sebenarnya cheng ho, Cheng Ho, adalah seorang pelaut dan penjelajah Cina terkenal yang melakukan pelayaran jelajah samudra antara tahun 1405 hingga 1433. Cheng Ho memang dari keluarga muslim. Ia anak dari Haji Ma Ha Zhi dan ibu dari marga Oen (Wen) di Desa He Tay, Kabupaten Kun Yang. Cheng Ho merupakan salah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan yang baik kepada Kaisar Cina Yongle yang berkuasa dari tahun 1403 hingga 1424 yang merupakan kaisar ketiga dari dinasti Ming. Dalam semua ekpedisi pelayaran dunia, tak bisa melepaskan sebuah nama bernama Cheng Ho. Namanya bisa disandingkan dengan Bartolemeus Dias, Marco Polo, Vasco da Gama, Christopher Colombus,dan lainnya. Nama-nama pelaut bangsa Eropa yang sudah tersohor. Namun para petualang laut itu masih sangat kecil bila dibandingkan dengan nama Laksamana Muslim Cheng Ho. Sejarah juga mencatat bahwa kapal laut Cheng Ho 7 kali lebih besar dari kapal yang digunakan Culombus, si penemu benua Amerika.
Dalam setiap penjelajahan yang dilakukan oleh Cheng Ho, melewati kepulauan Indonesia hampir sebagian besar berhenti dipulau-pulau yang sebelumnya Cheng Ho kunjungi salah satunya adalah Semarang. Walau tak meninggalkan sisa peninggalan bercirikan islam namun beberapa tempat menjadi saksi keberadaaan Cheng ho. Salah satu bangunan islam adalah masjid Cheng ho yang ada di Kota Surabaya. Namun, di semarang hanya meninggalkan seperti klenteng dan patung. Klenteng tersebut berada di Simongan tak jauh dari Tugu Muda Semarang. Suasana Tiong Hua lebih banyak menghiasi tempat ini dibandingkan dengan ormanen islam, oleh sebab itu lebih cocok disebut dengan klenteng (kuil).
Bangunan inti dari klenteng Sam Poo Kong adalah sebuah Goa Batu yang dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan markas Laksamana Cheng Ho beserta anak buahnya ketika mengunjungi Pulau Jawa di tahun 1400-an.
Goa Aslinya tertutup longsor pada tahun 1700-an, kemudian dibangun kembali oleh penduduk setempat sebagai penghormatan kepada Cheng Ho.
Didalam bangunan Goa Batu tersebut terdapat patung Laksamana Cheng Ho yang berbalut emas dan difungsikan sebagai tempat bersembayang untuk memohon rezeki, keselamatan dan kesehatan, tak hanya itu saja, di kawasan Klenteng Sam Poo Kong juga terdapat bangunan lain seperti :
Klenteng Thao TeeKong
Bangunan ini difungsikan sebagai tempat pemujaan Dewa Bumi untuk memohon berkah dan keselamatan hidup.
Kyai Juru Mudi
Yaitu merupakan makam dari juru mudi kapal yang ditumpangi oleh Laksamana Cheng Ho.
Kyai Jangkar
Di area ini terdapat jangkar asli dari kapal Laksamana Cheng Ho yang dibalut oleh kain berwarna merah, selain itu tempat ini juga digunakan untuk mendoakan arwah yang tidak bersanak keluarga yang mungkin belum mendapat tempat di alam baka.
Kyai Cundrik Bumi
Merupakan tempat penyimpanan segala jenis senjata milik awak kapal Laksamana Cheng Ho.
Kyai dan Nyai Tumpeng
Merupakan tempat penyimpanan bahan makanan pada masa Laksamana Cheng Ho.
Karena Klenteng Sam Poo Kong merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungi utama untuk sembayang, jadi tidak semua orang diperbolehkan memasuki setiap ruangan, pun begitu kita masih tetap bisa melihat keindahan arsitektur bangunan Klenteng dari luar kok.
Klenteng Sam Poo Kong bisa menjadi lokasi keren bagi kamu pecinta fotografi, sebab bangunan-bangunan di kawasan Klenteng terlihat sangat unik dengan ciri khas bangunan China, jadi kamu tidak perlu jauh-jauh pergi ke China untuk melihat bangunan seperti itu, cukup ke Sam Poo Kong saja.
Sesampainya di perempatan silahkan belok kekanan melewati Jalan Veteran (ambil arah Bandara) hingga kamu sampai di RSUP Dr. Kariadi, tepat didepan RSUP Dr. Kariadi silahkan belok kekiri dan ikuti saja jalan tersebut, Klenteng Sam Poo Kong berada di kiri jalan setelah jembatan, tidak perlu takut tersesat karena sudah terdapat banyak petunjuk jalan.
Selain menggunakan kendaraan pribadi, Sam Poo Kong juga bisa dijangkau menggunakan transportasi umum, baik taksi maupun bus trans semarang yang menuju ke Mangkang atau sebaliknya. Pengunjung pun bisa melihat atraksi barong sai di depan kuil Sam Poo Kong