How traveling brings strangers into friends. Saya salah satu yang tidak mempercayai itu,awalnya. Liburan harusnya membuat kita bahagia bersama orang terdekat. Mana mungkin saya gambling dengan mempertaruhkan waktu liburan saya bersama dengan orang yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Tapi kemudian saya beranikan diri untuk menerima ajakan sahabat saya Ayu, dia bilang akan mengajak saya liburan bersama dengan teman yang dikenalnya dari facebook tepatnya dari fanbase salah satu band yang digandrunginya. Pertama kali saya liburan bersama mereka tepatnya Mei 2014 lalu,dari Jakarta ada Saya, Ayu,Depe,Melsa dan Maza. Ayu bilang di Jogja nanti akan bertemu dengan tiga orang temannya lagi yaitu Mbak Sari,Adit,dan Mbak Wilma. Hal yang membuat saya takjub adalah ketika itu pertama kali kami bertemu,tapi rasanya sudah seperti bertahun-tahun kenal. Perjalanan panjang dan melelahkan tidak kami rasakan,bahkan apapun bisa kami jadikan bahan tertawaan.
Tahun ini kami kembali merencanakan perjalanan liburan kami ke Jogja,tentunya dengan team yang sama dari Jakarta tapi sayang kali ini Maza tidak bisa ikut bergabung namun ada satu tambahan personil baru yaitu Mas Rozy suami dari Ayu.
Perjalanan saya mulai dari Jakarta hari Kamis 13 Agustus 2015 dengan Kereta Senja Utama Solo bersama dengan Depe dan Melsa. Ayu dan Mas Rozy sudah berangkat lebih dulu ke Purworejo. Sesuai rencana,kami akan menjemputnya besok. Sampai di Jogja pukul 7 pagi,kami langsung menuju hotel. Setelah mencari makan dan bersiap-siap kami di jemput Adit dan Mbak Sari untuk menuju Purworejo.
Sepulang dari Purworejo kami menuju tempat makan,letaknya tidak jauh dari Stasiun Lempuyangan,Bakmi Jowo Pak Komar namanya. Siapkanlah ekstra kesabaran kalau berkunjung ketempat ini, karena antriannya lumayan panjang.
15 Agustus 2015, perjalanan kami dimulai dengan menjemput satu lagi teman baru kami namanya Niya. Dia yang akan mengantar kami menuju Pantai Nglambor di Gunung Kidul. Bayangan saya saat itu adalah,sampai parkiran kemudian jalan 500m sudah langsung pantai. Untuk apa ada ojek,pikir saya. Dan Niya hanya bilang “jalan kaki aja ya,kuat kan jalan kaki?” dengan semangatnya kami semua menjawab ”oke”,“kuat dong”. Ternyata saya salah,jarak yang harus kami tempuh kira-kira 2km menuju pantai dengan kontur jalan bebatuan yang naik turun. Dan sekarang saya tau kenapa ojek itu ada.
Tak ada yang sia-sia setelah kita lelah berusaha,itu yang bisa saya simpulkan ketika saya melihat keindahan pantai Nglambor dari atas bukit. Lebih dari indah dan mempesona,sejauh saya mengunjungi pantai di Jogja,Nglambor adalah pantai Favorit saya.
Meskipun snorkeling dengan air yang mulai surut, tidak lantas menyurutkan keseruan yang ada sampai tak terasa satu jam berlalu sangat cepat. Dan kami pun harus mengakhiri sesi snorkeling dan bersiap menuju destinasi berikutnya.
Pantai Wediombo, menjadi pilihan kami selanjutnya. Sayangnya kami tiba disana sudah sore, sehingga air sudah mulai surut. Tapi justru karena surut kami jadi bisa berfoto di batu karang tengah-tengah laut. Setelah itu kami lanjutkan perjalanan menuju Jogja dan mampir makan malam di Sogul Jugak yang terkenal dengan Gule Ayam Kampungnya.
Lelah? Tentu tidak. Kami mampir ke Wedangan Kampoeng untuk nyemil-nyemil dan main UNO. Setelah pukul sebelas akhirnya kami bertolak ke hotel untuk beristirahat.
Taman buah Mangunan, Imogiri. Rupanya pemandangan dari atas taman buah inilah yang menjadi daya tarik orang-orang untuk berkunjung. Sayang kami mengunjunginya pada saat kemarau sehingga terlihat sekali gersangnya. Kemudian kami mengunjungi Hutan Pinus, Imogiri. Mulai berfoto ala-ala india sampai berpose ala-ala Twilight kami lakukan, sungguh sangat tidak tau malu.
Pilihan tempat selanjutnya adalah Air Terjun Srigethuk,kami menaiki perahu menuju air terjun. Karena tempatnya terlalu ramai,tidak lebih dari 2 jam disana kemudian kami pulang.
Kami tiba di hotel jam 6 sore,sudah mandi dan sholat,kami semua malah tertidur. Hanya Ayu yang terbangun saat itu sudah jam 10 malam dan dia berinisiatif keluar sendiri untuk mencari makan karena kelaparan. Sedangkan saya,Depe,danMelsa terlelap sampai pagi. Dan keesokannya kami bangun dengan rasa menyesal (dan lapar tentunya). Kami bertiga hanya bisa sama-sama tertawa sambil geleng-geleng kepala. Kenapa bisa kami tertidur sesore itu pada saat liburan.
Senin pagi kami bersiap menuju Kalibiru di Kulonprogo. Sebelum kami sampai di Kalibiru kami menyempatkan sarapan di Soto Ayam Pak Slamet yang bertempat di Gamping,Sleman. Saya heran dengan teman-teman saya ini,apapun bisa jadi kosakata baru bagi mereka. Seperti Lenthuk,atau Perkedel yang mereka plesetkan jadi Potato blended,sate telur puyuh jadi little egg satay,peyek kacang jadi crispy peanut. Hal-hal seperti ini yang justru bikin kangen karena hal yang tak terduga pun bisa jadi bahan candaan.
Kami tiba di Kalibiru pukul 12 siang, Sesampainya di post foto 1,antrian sudah mengular. Saya langsung mengurungkan niat saya dan mengajak Melsa untuk mencari spot foto lainnya. Beruntungnya Depe saat itu ada yang menjual tiket foto dengan urutan 23, dan pada saat itu sudah urutan ke 17. Itu artinya dia hanya menunggu 6 antrian saja. How lucky she is.
Setelah menunggu Depe selesai berfoto kami turun dan mampir ke Waduk Sermo. Disana kami naik perahu untuk mengarungi waduk dengan membayar Rp. 10.000,-. Meskipun waduk buatan,tapi sangat terawat dan bersih.
Kami makan malam di Enthok Rempah,bertempat di Jl. Imogiri KM 8 Botokenceng,Bantul sekalian merayakan Anniversary Ayu & Mas Rozy yang pertama. Suasana resto yang nyaman,makanan serta minuman enak dengan harga terjangkau membuat restoran ini layak menjadi pilihan bagi yang sedang mencari kuliner beda diantara deretan resto klathak yang ada di sepanjang jalan Imogiri ini.
Malamnya,kami keluar untuk sekedar ngopi. #HestekKopi namanya,kedai kopi ini buka sampai jam dua malam. Pelayannya sigap,kami langsung di sodori buku menu. Tapi rupanya saya yang gagal fokus,sampai-sampai terjadi percakapan absurd ini:
Mas: Mau pesan apa Mbak?
Saya: Hot Capuccino mas
Mas: Yang?
Saya: Iya *dengan mata berbinar dan ekspresi senang*
-dan ini ekspresi spontan karena merasa dipanggil “Yang” oleh pacar-
Serentak teman saya berteriak “YANG MANA KOPINYA??”
saya langsung sadar,maksud masnya adalah pilihan kopinya yang mana. Duh,malu sekali rasanya. Sampai masnya pun ikutan malu dan tidak mau lagi melayani meja kami karena teman-teman saya terus meledeknya.
Kami pulang setelah penjaga kafe membalik tulisan “Tutup” di pintu,menandakan bahwa kami sudah harus pulang.
18 Agustus 2015 pukul 05:30 kami menuju stasiun Tugu Jogjakarta. Liburan usai,dan kami semua harus kembali ke Jakarta. Sampai bertemu kembali Adit,Mbak Sari,terima kasih sudah menemani perjalanan kami lagi. Sampai bertemu kembali Jogja,kota yang manis dan romantis.
Bagi saya,Jogja seakan tak pernah habis cerita. Dan Jogja selalu istimewa,dihati perindunya.