Bali, tempat yang menjadi tujuan wisata mancanegara baik dalam negeri maupun luar negeri. Pantai yang indah dan eksotis diikuti dengan kesenian bali yang menawan berupa tarian menjadi sorotan mata dunia. Saya beserta teman sedapartemen dalam dunia kampus (THP47) merencanakan untuk berpergian ke daerah Jawa-Bali. Untuk bisa melakukan perjalanan ini dikenakan biaya Rp1.100.000/orang. Perjalanan dimulai pada tanggal 21-27 Januari 2013 dengan meyewa 2 bis “Blue Star”. Perjalanan yang dilakukan tidak hanya untuk bersenang-senang saja melainkan bersenang sambil menimba ilmu ehemm.
First time bagi saya dan sebagian besar teman-teman mengunjungi Bali dan menyusuri sekeliling pulau Jawa. Dengan hati yang riang gembira, kita pun berangkat. Selama perjalanan dalam bus, umumnya dihabiskan dengan ngobrol-tertawa-fotoin orang saat tidur-makan-shalat-tidur begitu saja rutinitasnya HAHAHA harap maklum. Tempat tujuan yang akan ditempuh selama menyusuri pulau Jawa yaitu PPN (Pelabuhan Perikanan Nusantara) Pekalongan, pabrik pengalengan ikan sarden di Banyuwangi, dan pabrik-pabrik lainnya. Sedangkan tujuan selama di pulau Bali yaitu kerajinan kerang mutiara, jalan-jalan ke Tanjung Benoa, Bedugul, Tanah Lot, GWK (Garuda Wisnu Kencana), dan sanggar tari Kecak. Berhubung di pulau Jawa kita hanya berkunjung ke beberapa pabrik pengolahan dan tidak perlu dibahas sebab di sana kita hanya mengamati, mencatat, dan mendokumentasikan perihal pengolahan. So, mari kita ke tujuan utama yaitu “BALI”.
Berhubung saya lupa tempat pertama yang dikunjungi jadi random aja ya readers. Saya mulai dari “Kerajinan Kerang Mutiara”, di sana kita mengunjungi budidaya kerang mutiara berikut dengan pengolahannya menjadi kerajinan. Ternyata, yang punya kerajinan kerang mutiara ini bukan dipegang orang Indonesia langsung, melainkan milik orang asing (berdasarkan tanyajawab saya dengan salah satu pekerja) hemm sangat disayangkan sebenarnya kenapa harus orang asing. Kerang mutiara yang dipanen dari laut harus sesuai dengan umur siap panen untuk menghasilkan mutiara yang berkualitas. Masa panen kerang mutiara +/- 4 tahun, mutiara yang telah dipanen kemudian dijadikan kerajinan misalnya kalung, gelang, anting, ataupun hanya mutiaranya saja. Harga yang dipasarkan mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah sesuai dengan kualitas mutiara yang dihasilkan.
Selanjutnya beranjak ke “Tanjung Benoa”. Bagi readers yang belum tahu tanjung benoa itu apa, ya sesuai namanya ‘Tanjung’ yaitu wilayah daratan yang berbentuk memanjang dan menjorok ke wilayah lautan. Tanjung Benoa terletak di ujung tenggara pulau Bali dan bertetanggaan dengan kawasan Nusa Dua Bali, yang menyuguhkan keindahan lautan Bali dan di sana terdapat wisata watersport (seawalker, jetski, parasailing, banana boat, scuba diving, snorkeling, dll) dan wisata bahari (turtle island). Turtle Island “Deluang Sari” yaitu tempat penangkaran penyu yang dapat ditempuh dengan menggunakan kapal boat dari tanjung benoa. Waktu tempuh untuk menuju Deluang Sari +/- 15 menit. Deluang Sari selain sebagai tempat penangkaran penyu (utama) juga terdapat berbagai hewan lainnya di antaranya ular, burung elang, dan sebagainya.
Dari Tanjung Benoa, kita menuju sanggar tari “Kecak”. Kita disajikan tarian khas Bali, tari kecak dengan dibalut oleh alur cerita selama +/- 1 jam. Penonton yang berdatangan tidak hanya wisatawan domestik melainkan wisatawan mancanegara ikut turut serta menyaksikan tarian ini.
Next chapter, “Bedugul”. Bedugul itu danau, danau itu Bedugul, jadi danau Bedugul. Bedugul terletak diantara perbatasan Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Buleleng. Danau yang indah dengan pemandangan gunung yang mempesona disertai dengan adanya kabut. Saya dan teman-teman sedapartemen ke Bedugul hanya untuk persinggahan buat makan siang dengan ditemani keindahan alamnya huuu segar banget udaranya.
Next destination is “Tanah Lot”. Tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Tanah lot menyuguhkan 2 buah pura yaitu pura yang berada di atas bongkahan batu dan pura yang berada di atas tebing yang menjorok ke laut. Selain itu, di tanah lot juga banyak terdapat art shop yang menawarkan beragam produk kerajinan lokal, kedai makanan-minuman, dan sebagainya.
Last chapter “Garuda Wisnu Kencana (GWK)” semacam taman budaya yang terletak di Kabupaten Badung. Taman budaya GWK merupakan jendela seni dan budaya Pulau Dewata dengan latar belakang panorama alam yang indah dan terdapat berbagai pertunjukan kesenian maupun pameran. Tak kalah penting, icon dari GWK ini yaitu berupa patung Dewa Wisnu yang sedang menunggangi burung Garuda (seharusnya). Akan tetapi pada saat berkunjung, patung Dewa Wisnu, tangan Dewa Wisnu, dan burung garuda terpisah. Proyek pengerjaan patung belum selesai dikerjakan oleh tangan ahli para pengrajin seni, sebut dia ‘Bli’ (panggilan sapaan orang bali laki-laki). Chapter-chapter selanjutnya dikondisikan (ada yang pergi ke pantai kuta, ada yang jalan-jalan di sekitaran penginapan, ada yang cari makan di luar, dan lain-lain).
Menurut guide kita waktu itu, lupa siapa namanya…memberikan informasi tentang Bali yang tidak terpikirkan oleh kita. Apa kepanjangan dari Bali? Kenapa plat kendaraan Bali itu DK? Karena kita tidak tahu, maka dijawablah oleh Bli. Bali (Banyak Libur) dan DK (Daerah Kerajinan) HAHAHA kita pun tertawa dibuatnya. Kenapa kepanjangannya bisa banyak libur, tanya kita. Sebab banyak tanggal di Bali yang diliburkan karena banyak upacara keagamaan dan sejenisnya, beda dengan tanggal nasional kalender. Daerah kerajinan, yak karena Bli dan Mbok dan sebutan sapaan panggilan lainnya yang ada di bali memiliki keahlian sebagai pengrajin umumnya. Oh gituu ….”sahut kita”.
Link blog : https://rahayuasih.wordpress.com/2014/07/27/dk-is-bali/