Home Lomba Blog KTF 2014 Tak Sengaja Berkunjung ke Goa (Sukabumi)

Tak Sengaja Berkunjung ke Goa (Sukabumi)

oleh

Sukabumi merupakan salah satu kota yang masuk dalam wilayah bagian Jawa Barat. Banyak destinasi wisata yang dapat ditemukan di kota ini diantaranya pantai, rafting arung jeram, dan goa. Perjalanan saya ke Sukabumi bersama keluarga besar. Tujuan utama saya ke Sukabumi yaitu mengunjungi buyut dari Bapak, yang saat ini berusia +/- 87 tahun. Perjalanan dilakukan pada bulan Agustus usai shalat Jumat dengan menggunakan mobil pribadi sebanyak 3 buah yang berjalan beriringan. Waktu tempuh perjalanan +/- 4 jam. Setibanya disana menjelang maghrib. Satu per satu keponakan, anak, cucu, dan cicit langsung memasuki kamar buyut secara bergantian untuk bersalaman. Saat ini kondisi buyut terbaring di tempat tidur. Makan dan buang air kecil ataupun besar semua dilakukan di tempat tidur. Juju nama panggilan buyutku. Beliau satu-satunya buyut perempuan yang masih hidup diantara keluarga besar dari kedua orangtua saya.

 

Usai menjenguk buyut, berhubung ponakan, anak, cucu, dan cicitnya banyak, alhasil sebagian diungsikan ke hotel dan sebagian istirahat di rumah buyut. Hotel yang akan disinggahi untuk istirahat yaitu Hotel Pantai Mahkota, hotel yang menghadap langsung ke pantai. Pemilik hotel tersebut adalah tante Ida, tante dari Bapak. Kamar yang ada saat itu hanya 1 kamar dengan fasilitas 2 tempat tidur (1 bed besar dan 1 bed kecil), tv, kulkas, toilet, AC, dan ruang tamu di dalamnya (kursi dan meja) ditambah 2 kasur busa. Kamar yang lumayan besar. Sisanya yang tidak kebagian kamar, tidur di luar terutama bagi laki-laki. Tidur di teras depan kamar hotel beralaskan tikar dan adapun yang tidur di mushola atau di mobil, sesuka hati yang penting nyaman dan bisa beristirahat. Di hotel disediakan juga makanan kecil seperti kacang, pop mie, teh, dan kopi.

 

Keesokan harinya, pagi-pagi para wanita terutama ibu-ibu berbelanja ikan segar di pasar TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Pelabuhan Ratu untuk makan siang dan adapun untuk dibawa pulang. Saya jadi teringat saat trip kunjungan dari kampus. Letaknya dekat, tidak jauh dari hotel. Sekitar pukul 9’an pagi, saya bersama kedua orangtua, kakak, adik dan 2 saudara yang berada dalam 1 mobil pergi mengunjungi PLN Pelabuhan Ratu. Bapak saya yang bekerja di Indonesia Power UBP Suralaya Merak, ingin melihat perusahaan PLN Pelabuhan Ratu yang mempunyai dua tower ini. Karena ingin menunjukan kepada rekan kerjanya, maka Bapak saya mengabadikan foto dengan berfoto di sekitar perusahaan tersebut. Usai dari PLN, kita pun pergi untuk kembali ke penginapan.

 

Tak disengaja, dalam perjalanan kita melihat tempat wisata Goa yaitu Goa Lalay. Akhirnya kita pun menyempatkan berkunjung untuk melihat-lihat Goa. Goa Lalay adalah Goa tempat hidupnya ribuan kelelawar. Awalnya saya pikir, goa tersebut bisa dimasuki tetapi tidak, karena ketika mendekati Goa Lalay timbulah bau yang sangat menyengat. Bau tersebut berasal dari kotoran ribuan kelelawar yang jatuh ke tanah mengendap dan tertimbun. Selain terdapat Goa Lalay, masih dalam satu tempat wisata adapaun goa lainnya yaitu Goa Landak, Goa Himpu, dan Goa Larangan. Berdasarkan cerita dari penjaga setempat yang menjadi guide kita, Goa Landak dulunya sebagai goa tempat hidupnya hewan landak. Tapi saat ini hewan landak sudah tidak ada, yang tertinggal hanyalah goa’nya saja. Goa Himpu konon katanya berkaitan dengan sejarah Ki Himpu. Saya lupa cerita panjangnya. Dan terakhir Goa Larangan.

 

Saya, Bapak, Arya (adik), dan Opik (saudara) memberanikan diri untuk ke goa ini karena cerita mistisnya dan sisanya Mamah, Adi (kakak), dan Nita (saudara) tidak ikut dalam penelusuran ke goa larangan. Goa ini dulu pernah dijadikan tempat uji nyali salah satu stasiun televisi swasta. Peserta yang melakukan uji nyali tidak ada yang berhasil. Uji nyali dilakukan selama 3 malam. Goa tersebut dinamakan goa larangan karena banyak larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan saat berada di goa tersebut, dulunya. Ketika sampai di goa larangan, tak lupa kita membaca Bismillah dan izin pada penghuni goa yang tak kasat mata. Di dalam goa larangan terdapat sumur tua yang masih bisa digunakan. Air dari sumur tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dari cerita yang sudah-sudah dan cukup banyak pendatang dari berbagai kota untuk mengambil air dari sumur tersebut. Percaya tidak percaya. Bapak, adik, dan saudara saya menggunakan air tersebut untuk mencuci kaki sambil membaca Bismillah. Bukan mempercayai hal yang tak kasat mata (makhluk astral), kesembuhan hanya datang dari dorongan diri sendiri untuk sembuh dan atas izin Illahi. Kita sebagai manusia yang memiliki iman, janganlah percaya pada kekuatan lain, selain kekuatan “Allah”. Berdasarkan cerita si Bapak (guide) di goa ini terdapat pintu untuk menuju alam lain. Dulu, ada orang yang pernah melakukan hal ini. Adapun pintu yang disediakan untuk masuk ke dalam goa. Saya sih tidak masuk, hanya menunggu di depan goa, yang masuk hanya Bapak dan Opik (saudara). Ketika masuk tercium aroma menyan yang menyengat. Bapak dan Opik tidak memasuki goa lebih dalam lagi, hanya sebatas masuk sedikit dan melihat-lihat. Aroma mistis timbul saat mendekati hingga sampai ke goa larangan. Kita pun tak lupa mengabadikan momen ini dengan berfoto ria.

 

Selesai mengunjungi Goa, kita mampir untuk makan bakso ikan khas Sukabumi yang katanya enak dan memang enak. Tempatnya di sekitar deretan Pusat Studi Lapang Kelautan IPB, yang sebelumnya saya pernah berkunjung bersama teman-teman sedepartmen. Saya pun membeli 1 bungkus bakso ikan super untuk dibawa pulang.

 

Link blog : https://rahayuasih.wordpress.com/2014/09/06/tak-sengaja-berkunjung-ke-goa-sukabumi/

Penulis

ASIH RAHAYU

Twitter : @rahayuasih