Satu lagi kekayaan alam Nanggroe Aceh Darussalam, Danau Laut Tawar. Danau ini berlokasi di Kota Takengon, Aceh Tengah. Danau Laut Tawar memiliki panjang 17 kilometer dan lebar 3219 kilometer. Pesona danau ini terletak pada gugusan bukit yang berbaris di belakangnya.
Danau ini menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat Takengon. Sebab, di danau ini, hidup beragam ikan, terutama ikan depik (Rasbora tawarensis) dan airnya menjadi sumber irigasi persawahan.
Ikan depik bentuknya ramping, bersisik putih berkilau, dan berukuran sebesar jempol tangan orang dewasa. Seturut kepercayaan masyarakat tradisional, ikan depik berasal dari butiran nasi yang dibuang ke danau.
Ikan ini akan muncul ke permukaan pada musim tertentu, terutama saat musim hujan. Sebelum musim untuk berenang di permukaan, biasanya ikan depik hidup menggerombol di sebelah selatan danau, di kaki Gunung Bur Kelieten.
Untuk mencapai Danau Laut Tawar sebetulnya tak susah. Rute yang disarankan untuk menuju ke sana adalah melalui Kota Bireun. Dari Bireun, ada angkutan yang khusus menuju Takengon. Perjalanan ini akan memakan waktu sekitar 5 jam. Ada juga jalur alternatif melalui Blang Kejeren dan Kutacane.
Jika destinasi wisata ini dipromosikan lebih gencar ditambah kemudahan akses transportasi dan akomodasi, bukan tidak mungkin danau ini menjadi magnet bagi wisatawan domestik di luar Aceh dan mancanegara. Ditambah letak Danau Air Tawar yang berada di dataran tinggi Gayo membuat suhu di tempat ini berkisar 20 derajat celsius. Cukup oke untuk melepas penat.
Hhmm…. Bisa dibayangkan betapa nikmatnya memandang danau yang tenang ditemani sepiring ikan depik goreng garing plus sambal bawang dan nasi panas. Apalagi disambung dengan menyeruput kopi khas Gayo yang legendaris itu.