Home Mau ke Mana?DestinasiMancanegara Cara Menemukan Kafe dan Tempat “Nongkrong” Harga Miring di Gangnam

Cara Menemukan Kafe dan Tempat “Nongkrong” Harga Miring di Gangnam

oleh Tyas Ing Kalbu

Dunia pernah terguncang dengan goyang PSY alias Park Jae Sung. Joget bertajuk Gangnam Style itu meledak di berbagai penjuru bumi. Gangnam pun menjadi sorotan.

Gangnam dikenal sebagai distrik elite di Korea Selatan. Kesan serba mewah, trendi, dan mahal melekat di benak warga Korea ketika menyebut Gangnam Gu atau Distrik Gangnam. Namun, apakah Gangnam hanya untuk kaum berduit?

Kawasan yang berlokasi di sebelah selatan Sungai Han ini sebenarnya bukan termasuk kawasan yang dilirik pada masa lampau. Gangnam awalnya hanya dikenal sebagai kawasan pertanian. Namun, melihat Gangnam tidak berkembang, Pemerintah Korea Selatan berniat memindahkan sebagian warganya untuk tinggal di kawasan Gangnam.

“Tapi, banyak orang tidak mau pindah ke Gangnam. Alasannya, di Gangnam tidak ada apa-apanya. Makanya, pemerintah awalnya memindahkan sekolah-sekolah ke Gangnam. Ini kemudian disusul dengan perumahan, perkantoran, dan Gangnam menjadi ramai seperti sekarang,” tutur Peter Bae, salah seorang pemandu wisata di Seoul.

Penduduk yang berpindah ke Gangnam memang pertama-tama masyarakat kelas atas yang ingin menjalani hidup secara lebih eksklusif. Jumlah orang kaya di Gangnam ini pun semakin banyak, pertokoan dibuka di sana dan gaya hidup di Gangnam mulai berubah sehingga kian identik dengan kalangan atas. Apalagi kantor-kantor perusahaan multinasional akhirnya masuk ke Gangnam. Di sana berdiri Hankook Tire, Posco, Toyota, dan Google.

Gaya hidup kelas atas juga tecermin dari deretan pertokoan yang menghiasi sisi-sisi ruas jalan utama di Gangnam. Ada Giorgio Armani, Louis Vuitton, dan Gucci. Perusahaan yang bergerak dalam dunia hiburan dan kerap mengorbitkan selebritas Korea Selatan, baik dalam musik maupun film juga membuka markas di Gangnam. Contohnya, SM Entertainment dan JYP Entertainment.

Dari sisi nilai properti, kawasan Gangnam termasuk yang memiliki harga properti paling mahal di Korea Selatan. Akibatnya, hanya warga kaya saja yang mampu membeli hunian di Gangnam. Tak mengherankan jika kawasan lantas menjadi pilihan tempat tinggal bagi para selebritas Korea Selatan dan pejabat pemerintahan.

Namun, Gangnam bisa diakses dengan mudah dari Seoul. Tersedia angkutan umum bus dan taksi. Lama perjalanan kurang lebih setengah jam. Turis pun bisa leluasa main ke sana.

 

Kafe harga miring

Sebenarnya tidak hanya butik-butik mahal, deretan pertokoan mewah dan restoran berkelas yang berdiri di Gangnam. Apabila mau menelusuri kawasan Gangnam lebih dalam, kamu akan menemukan banyak kafe dan tempat nongkrong yang nyaman, tapi dengan harga yang lebih “miring”.

Caranya, kamu harus mau berjalan kaki menyusuri beberapa area hingga masuk ke jalan-jalan kecil. Meskipun aksesnya berupa jalan kecil atau gang, Gangnam relatif aman.

Sebelum pandemi, suasana malam Gangnam terasa begitu hidup. Anak muda Korea Selatan biasa bergerombol di kafe-kafe atau restoran sederhana untuk menikmati Gangnam.

Di beberapa titik di Gangnam juga terdapat pedagang kaki lima yang menawarkan pernak-pernik dengan harga yang lebih terjangkau. Kamu bisa membeli oleh-oleh dengan lebih hemat.

Bagi penggemar kosmetik, di sini juga terdapat gerai kosmetik lokal Korea, seperti Etude, The Face Shop, dan Nature Republic. Di Indonesia, harga kosmetik ini terbilang cukup mahal. Namun, di Korea, harganya bisa lebih terjangkau apalagi jika dibandingkan dengan kosmetik dari Eropa.

Sebenarnya, jalan-jalan di Gangnam juga tidak mengharuskan kamu mengeluarkan duit untuk berbelanja atau sekadar ngopi di sana. Kamu bisa juga hanya berfoto-foto lalu update status media sosialmu.

Tetap ingat, meski kelak situasi sudah membaik, kamu harus selalu menjalankan protokol kesehatan. Memakai masker, sering-sering mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak. [*]

Artikel yang mungkin kamu suka