Nanti, jika pandemi ini telah berlalu, mari kita jalan-jalan lagi. Tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara disiplin. Destinasi sejarah bisa kita pilih, salah satunya dengan mengunjungi sebuah candi di Sumatera Utara.
Candi Portibi namanya. Candi ini berdiri di Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara. Candi ini juga dikenal sebagai Candi Bahal atau Biaro Bahal yang merupakan kompleks candi Budha aliran Vajrayana. Disebut Bahal karena memang lokasinya berada di Desa Bahal, Kecamatan Portibi.
Dari Padang Sidimpuan, memerlukan waktu tempuh sekitar 3 jam untuk mencapai candi ini. Adapun dari Medan, jaraknya sekitar 400 kilometer.
Candi ini dibangun dengan bata merah yang diperkirakan berasal dari sekitar abad ke-11 dan memiliki hubungan dengan Kerajaan Pannai. Pada zaman dulu, ini adalah salah satu pelabuhan di pesisir Selat Malaka yang berada di bawah kekuasaan Mandala Sriwijaya.
Di sepanjang aliran Sungai Batang Pane, Sirumambe, dan Sungai Barumun tersebar sekitar 16 kompleks candi atau biaro dalam bahasa setempat. Biaro atau biara merupakan adopsi kata dari bahasa Sanskerta, wihara, yang artinya tempat belajar-mengajar dan ibadah umat Buddha.
Portibi sendiri berasal dari bahasa Batak yang berarti dunia atau bumi. Asal nama awalnya dari bahasa Sanskerta. Portibi merupakan pelafalan Batak untuk kata “pertiwi” atau kalau di India, “pritvi”.
Masa pendirian candi ini juga disebutkan dalam tulisan kuno dan prasasti yang menyebut bahwa biaro di Portibi sudah ada sejak abad 11 Masehi. Salah satu prasasti tersebut adalah Prasasti Gunung Tua yang ditulis dalam huruf Jawa kuno dan menggunakan bahasa Melayu kuno.
Ada beberapa candi di situs Candi Portibi, antara lain Candi Bahal I, Candi Bahal II, Candi Bahal III, Candi Sitopayan, Candi Bara, Candi Pulo, Candi Sipamutung, Candi Tandihat II, Candi Sisangkilon, dan Candi Manggis.
Sebetulnya, keelokan situs Candi Portibi tak kalah dengan candi-candi di Pulau Jawa. Untuk mengembangkannya sebagai lokasi wisata andalan, perlu penambahan fasilitas umum yang lebih memadai. [*]