Sebenarnya cerita perjalanan ini sudah 2 tahun yang lalu kalau tidak salah tahun 2013 bulan Februari.
Bermula ketika teman saya mengajak saya untuk membeli tiket promo salah satu maskapai, karena merasa murah maka saya setuju untuk membeli.
Singkat cerita tiket sudah di booking dengan tujuan surabaya, dan teman saya sudah mempersiapkan catatan perjalanan, yaitu dari surabaya kami akan menuju probolinggo yang akan menemui salah satu kenalan teman saya yang tahu betul seluk beluk menuju bromo, karena ia orang wisata, makanya kami bisa menghemat ongkoa karena dapat harga lebih murah.
Disitulah pertama kalinya saya melihat gunun bromo yang biasanya hanya bisa saya lihat ditelevisi.
perjalanan selanjutnya kami menuju ke malang dan disitu kami kenal sama salah seorang backpacker yang kuliah di malang dan pernah ke banjarmasin, kalimantan selatan, tempat tinggal saya.
selama dimalang kami tinggal dirumah kawan kami itu, namanya Fikri. sebetulnya bukan rumah pribadi dia sih, itu umah sewaan yang berada disebuah komplek, ia sewa patungan sama temannya bernama Babe.
awal mula kenal Babe pasti mengira dia orang jahat, tapi ternyata ketika sudah akrab dia baik banget, dia juga orang yang mau mengantarkan kami menuju ke daerah Batu.
Ada kejadian lucu ketika kami di Batu, kebetulan saat itu musim hujan dan kami ingin menuju ke kebun apel, biasanya didaerah kami yang tropis maka mendadak kaget dengan iklim batu yang menuut kami super dingin, makanya selama perjalanan harus nahan kencing karena kedinginan, dan puncaknya saking tidak tahannya, kami berniat untuk kencing dipinggir jalan, kalo saya sih sebagai lelaki agak wajar, tapi kasian temen saya yang wanita, akhirnya kami lebih memilih untuk mencari musholla dan kencing di wc nya.
sebelum ke kebun apel sesuai rencana yang saya bikin, kami menuju ke sebuah perbukitan didaerah batu, disitu saya naik Paralayang, cuma saya sendiri soalnya yang lainnya tidak berani. Awalnya memang deg deg an karena kita harus lari sekencang mungkin di ujung bukit, tapi ketika udah naik ke atas tuh rasanya plong sekali, berasa jadi burung. Saat itu saya mengeluarkan biaya tiga ratus ribu rupiah.
Paralayangnya sebentar saja lagi sayangnya, soalnya angin tidak terlalu kencang.
Di Malang Fikri mengajak Kami City Tour ke beberapa tempat yang ada di Malang, salah satunya sebuah restoran bertema Jadul, seperti gabungan antara restoran dan museum, bagus sekali tempatnya namun saya lupa namanya.
Sehabis dari Malang Kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Papuma, sebetulnya saya bukan pecinta pantai tapi karena teman teman saya mau kesana akhirnya saya ikut saja.
Pantainya cukup bagus dan terdapat batuan besar seperti tiang disekitar bibir pantainya, awalnya saya mau mandi namun melihat ada tulisan dilarang berenang, akhirnya saya urungkan niat itu.
selama diperjalanan menuju ke Papuma saya tidur saja, karena ngantuk berat dan tidur yang tidak nyenyak selama di bis.
Sehabis dari Papuma kami harus kembali menuju Surabaya untuk pulang besoknya ke Banjarmasin.
di Surabaya saat malam karena bingung mau apa, akhirnya kami diajak teman kami Mba Sehat yang juga tempat kami menginap untuk jalan jalan ke rumah hantu yang ada di Surabaya. Letaknya didalam sebuah komplek elit, karena yang cewe cewe tidak berani maka saya dan seorang cowo temannya Mba Sehat berdua saja menjelajah rumahnya.