Home Lomba Blog KTF 2015 Asyiknya Liburan Rame-rame di The Kingdom of Butterfly: Bantimurung Bulusaraung

Asyiknya Liburan Rame-rame di The Kingdom of Butterfly: Bantimurung Bulusaraung

oleh

Siapa yang gak ngerasa senang bisa liburan bareng keluarga? Momen spesial ini selalu dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai quality time terutama untuk keluarga yang jarang kumpul. Aku sangat bersyukur di lebaran tahun 2015 ini cukup berbeda. Aku bisa merasakan liburan bareng keluarga…dan itu adalah keluarga baruku.

Aku baru menikah bulan Maret lalu. Dan pernikahanku adalah lintas suku, lintas pulau. Suamiku adalah orang bugis tules, sementara aku orang sunda. Setelah menikah kami langsung terbang ke Palembang, karena di sanalah kami ditugaskan. Jadi tidak sempat liburan atau kumpul-kumpul bersama keluarga besar. Kumpul hanya saat resepsi berlangsung di Sukabumi dan Maros.

Saat libur menjelang lebaranlah kesempatan bagi kami untuk mudik dari Sumatera Selatan ke Sulawesi Selatan. Tapi sebelumnya kami niatkan untuk liburan dulu di Sukabumi selama satu minggu. Setelah itu barulah kami terbang ke Makassar. Saat resepsi dulu, aku baru sempat diajak keliling di pantai Losari dan sekitarnya. Sementara untuk berlibur di objek wisata yang terkenal dengan kupu-kupunya, dan letaknya dekat dengan rumah belum pernah sama sekali. Akhirnya saat dua hari setelah lebaran, keluarga besar suamiku mengajakku untuk bisa berlibur di the kingdom of butterfly: Bantimurung Bulusaraung.

Bantimurung yang dikenal dengan keindahan alamnya sering diceritakan suamiku. Banyak kupu-kupu yang terbang di dalamnya dengan berbagai spesies. Selain itu, air terjunnya yang begitu deras sangat menyenangkan jika kita mandi bersama-sama di sana. Air yang segar dan jernih membuat kita bisa merefreshing pikiran yang cukup penat. Di sana ada pula objek wisata gua mimpi, yang dikenal dengan stalaktit dan stalagmit nya yang masih aktif. Pokoknya aku tidak sabar untuk segera bisa ke Bantimurung.

Akhirnya hari itu tiba. Kami bersiap-siap untuk berangkat menuju Bantimurung. Awalnya aku dan suami yang akan pergi. Mama mertua sudah sibuk menyiapkan bekal. Padahal, tadinya aku berencana hanya membawa mie goreng, dadar telur, cemilan coklat, dan air minum. Trenyata kebiasaan piknik orang Maros adalah membawa bekal nasi kuning dan rendang telur. Mama sudah menyiapkan bekal dengan rapi. Namun tiba-tiba, adik iparku yang merupakan anak paling bontot mendadak ingin ikut. Di rumah memang ada dua motor. Dan kami berencana naik motor ke sana. Jadi bisa empat orang pergi. Adik iparku terlihat ingin sekali pergi. Dia coba membujuk mama mertua untuk ikut. Akhirnya mama pun memutuskan untuk pergi. Motor yang dipakainya adalah motor kakak ipar. Kebetulan ia sudah sering ke Bantimurung. Jadi ia memutuskan tidak pergi. Namun yang jadi masalah bapak mertua sepertinya ingin ikut juga. Hmm…

Kalau dulu pas ada mobil di rumah, banyak anggota keluarga yang bisa masuk ke mobil. Namun karena dijual, dan hanya tinggal dua motor, untuk pergi hanya bisa beberapa orang. Kalau naik angkot mama mertua suka mabok. Jadi serba salah juga. Kalau bapak tidak diajak kasihan juga. Lagian ini acara jalan-jalan perdanaku di sini. Masa tidak bareng keluarga lainnya? Untunglah keluarga Om mau pergi juga. Tapi mereka akan pakai mobil. Akhirnya kami minta om untuk berangkat bareng Bapak dengan motor. Dan masalah ini pun teratasi.

Aku dibonceng Aa daeng. Dengan bekal makanan dan tikar yang disimpan di motor kami. Sepanjang perjalanan lumayan penuh mobil, sampai akhirnya kami tiba di kecamatan Bantimurung. Di sana terasa hawa pedesaan nya. Gunung yang menjulang, dan sawah-sawah hijau yang baru ditanami padi. Aku lihat tulisan yang sangat besar di tebing sebelah kiri bertuliskan “Taman Nasional Kupu-Kupu Bantimurung.” Tapi ternyata itu masih agak jauh dengan pintu masuknya.

Sampai di pintu masuk, ternyata ada patung kupu-kupu yang besar di atas nya dan ada tulisan “Taman Wisata Alam Bntimurung.” Kemudian ada patung gorilla besar di belakangnya, dengan satu tangan terangkat ke atas. Sementara tangan lainnya berada di bagian dahi. Aku tertawa dan sangat senang, karena gorilla itu dijadikan bahan ejekan untuk Aa Daeng. Motor kami parker, kemudian kami ganti dengan semacam odong-odong yang bisa kami naiki bersama banyak orang dengan harga lima ribu rupiah. Setelah menempuh jarak beberapa meter, odong-odong pun menurunkan kami di lokasi. Sepanjang jalan menuju tempat penjualan tiket, banyak souvenir khas Bantimurung yang disuguhkan. Yaitu kaos-kaos dengan tulisan Bantimurung, kupu-kupu awetan, dan berbagai souvenir lainnya dengan kupu-kupu sebagai hiasannya. Mamaku di Sukabumi sangat ingin souvenir itu. aku berencana membelinya sepulang mandi di air terjun Bantimurung.

Ternyata hari itu ada promo. Anak berusia tiga tahun gratis. Kebetulan sepupu kami, yang anaknya Om itu masih kecil. Suasana Bantimurung sudah sangat terasa. Pengunjung hari itu sangat penuh. Setelah pintu penjualan tiket bnayak pemandangan cantik yang disuguhkan. Ada patung kupu-kupu. Banyak yang mengambil foto di situ. Kemudian ada beberapa kolam, yang airnya berasal dari air terjun Bantimurung. Anak kecil banyak yang mandi di situ. Lalu ada museum kupu-kupu di dekat musala. Kemudian tak lama, terlihatlah air terjun Bantimurung yang terkenal. Airnya sangat deras. Banyak orang mandi di sana. Langsung di bawah air terjunnya. Selain cantik, segar juga rasanya. Tak sabar aku ingin segera mandi. Sebelumnya kami disuruh makan dulu sama mama. Untuk isi energi supaya mandinya semangat. Anak-anak langsung ganti baju dan turun ke bawah. Sementara Aa Daeng mengajakku untuk jalan-jalan ke gua mimpi dulu. Supaya nanti pas terasa gerah, barulah kami mandi di air terjun.

Perjalanan menuju gua sangat panjang. Menanjak, melewati aliran air terjun. Kami pun sampai di danau yang di sana dilarang untuk mandi. Terlihat tenang, namun sebenarnya sangat dalam. Dan di gua, aku dan Aa dan adik iparku langsung mengeksplor keindahan stalaktit dan stalagmit nya. Ada mata air di dalamnya, yang dipercayai sebagai air suci. Katanya yang memegangnya bisa cepat dapat jodoh. Kami pun memotret keindahan gua. Setelah cukup puas, akhirnya kami kembali. Dan air terjunlah sasarannya. Seketika Aa mengajakku pergi mandi dan alngsung berdiri di bawah aliran airnya. Sehingga air langsung jatuh di atas kepala. Segarnya bukan main. Bapak pun terlihat sangat antusias bermain air.

Wah, pengalaman yang menyenangkan bisa berwisata bersama rame-rame. Indonesia itu cantik, jangan hanya diam di rumah. Tempat wisata kita tidak jauh dibandingkan panorama luar negeri. Semoga diberikan kesempatan lagi untuk kembali menjelajah.

 

 

Penulis

Novianti Islahiah

Twitter: @Novi_Islahiah

Artikel yang mungkin kamu suka