Pengantar
Saat saya masih aktif “bekerja” sebagai salah satu sukarelawan (volunteer) Kang Guru Indonesia dari tahun 2005 sampai dengan 2010 , kami selalu mengadakan conference dan meeting dengan Indonesia Australia Language Foundation (I/A/L/F) dan Kang Guru Indonesia yang berlokasi di Denpasar Bali. Dalam catatan saya selama ini tidak kurang dari 30 (tiga puluh) aktifitas penerbangan saya lakukan dan sebagian besar moda yang saya pakai adalah Garuda Indonesia. Berikut catatannya.
Oleh : Asep Haryono
Selama rentang waktu tahun 2005 sampai dengan 2010 , falam catatan yang saya punya ternyata saya sudah 10 (sepuluh) kali kami para perwakilan Kang Guru se Indonesia berkumpul di Denpasar Bali tepatnya di Gedung I/A/L/F yang terletak di jalan Sesetan Bali, Denpasar Bali. Suka dan Duka tentu saja ada selama saya menggunakan maskapai ini sejak tahun 2005 hingga periode Desember 2010 yang lalu. Sayang sekali kenyataannya lebih banyak SUKA daripada DUKA nya
Fasilitas Yang Nyaman
Salah satu yang membuat saya kagun dan selalu rindu untuk terbang lagi bersama Garuda Indonesia adalah fasilitas yang sangat nyaman yang saya rasakan terbang puluhan kali dengan Garuda Indonesia sejak tahun 2005 sampai 2010 kemarin. Sangat nyaman ini memang relatif, dan setiap pengguna maskapai penerbangan ini yang tentu saja mempunyai kesan masing masing dalam hal ini. Namun bagi saya pribadi sangat berkesan dan mendalam.
Kemudahan dalam memesan tiket (booking) bias melalui ATM pada Bank Bank tertentu. Namun untuk hal yang satu ini saya belum ada pengalaman membayar (booking) tiket sendiri khusus untuk tujuan penerbangan dari Pontianak -Denpasar, Bali. Karena seluruh jadual , accommodation , return ticket, dan spending money (Uang saku-red) sudah di arrange oleh Mba Ogi Yutarini , yang saat itu menjabat Project Coordinator Kang Guru Indonesia di Denpasr Bali.
Menu Nusantara
Menu (meals) dalam pesawat memang full of Indonesia cuisine selalu tersedia , dan kadang juga menu yang disajikan khas Eropa yang terdiri dari sandwich, dan lain sebagainya. Saya sendiri agak kurang terbiasa dengan menu “ajaib” ala Europe seperti itu karena lidah saya dari dulu memang lidah Indonesia yang senang dengan cita rasa masakan tanah air , sebut saja Gado gado, Pdcel, Bubur Ayam dan bakwan.
Ada kisah kecil juga. Kejadian unik. Dalam suatu kesempatan terbang dengan Garuda Indonesia saya sempat mengisi lembaran kuesioner dan suggestion yang ada di Majalah Garuda Indonesia yang tersedia di lipatan bangku di kelas Ekonomi. Saya tulis sambil duduk, agak sulit memang tapi kan ada meja lipat yang bisa digunakan sebagai tatakan bisa digunakan sebagai “meja kerja”. Nah saya pun mengisi form suggestion tersebut. Setelah form selesai saya isi, saya pun memberikannya kepada awan kabin atau Pramugari nya.
Tak disangka sangka, datanglah co Pilot dan mendatangi seat saya dan beliau mengucapkan terima kasih atas form dan suggestion yang saya tulis’ Wah kaget juga saya. Tidak menyangka dapat response yang cepat seperti itu.
Beliau juga menjelaskan sambil berdiri dekat seat saya tentang menu menu di pesawat yang berganti ganti setiap saat dan semuanya diusahakan sesuai dengan selera lidah orang Indonesia. Rupanya beliau memang membaca form isian yang saya isi berupa “protes” terhadap menu ala Bule di Garuda Indonesia, maunya saya menu Nusantara terus. Rasanya bosam juga kalau terus menyantap Sandwich, roti daging isi dan buah anggur terus.
Sering Ketemu Selebriti
Dalam catatan saya sudah sering bertemu atau satu pesawat dengan tokoh daerah, pejabat setingkat Gubernur, selebritis dan juga artis yang terbang bersamaan dengan saya atau satu pesawat di Garuda Indonesia. Dan sepanjang ingatan saya rute rute yang banyak disambangi oleh para selebriti tanah air adalah berasal dari rute yang relatif ramai tujuan dDenpasar – Jakarta, atau sebaliknya dari Jakarta ke Denpasar. Biasanya selalu begitu.
Pengalaman trip ke Bali bersama Garuda Indonesia menjadi semakin berkesan saat saya bertemu secara tidak sengaja dengan artis Idola. Saya tidak menyangka sama sekali teryata saya pernah satu pesawat dengan Diva Krisdayanti atau bias disingkat dengan nama pendekk KD
Nah ketemu secara tidak sengaja dengan Diva yang saat itu bersama Raul Lemos di pesawat Garuda Tujuan Denpasar dengan nomor penerbangan- Jakarta GA405 tanggal 8 Oktober 2010 sekitar puku; 13.40 Waktu Bali. Saya sampai hapal tanggalnya karena ada dalam buku travel note saya yang selalu saya bawa setiap kaali saya trip ke Denpasar, Bali.
Kesempatan langka itu pun tidak saya sia siakan saat bersama Diva Kris Datanti. Dengan meminta izin kepada KD, saya pun dizinkan foto bersama sang Diva. Bagi yang belum tahu, silahkan lirik aja fotonya bisa di sini
Saya usahakan memang selalu siap kamera mini di saku jadi jika ketemu even atau acara yang mendadak dan menurut saya menarik , maka akan langsung bisa diambil gambarnya. Walau tidak selalu juga dengan kamera saku, pake kamera HP pun kadang “terpaksa” saya lakukan jika kepepet Kamera SLR tidak di bawa karenau ukuran fisiknya yang berat.
Kangen Terbang Lagi
Biasanya saat saya terbang ke Denpasar Bali, selalu saya usahakan untuk berangkat pagi , agar sesampainya di Bandara Ngurah Rai awal sehingga masih siang atau sore saya masih bisa santai di Bandara Ngurah Rai. Atau kalau sudah keburu lapar ya makan saja dulu di Kafe Kafe yang tersedia berjejer di Bandara Ngurah Rai. Minimal buat ganjal perut
Nah jika para pembaca mendarat di Ngurah Rai Bali, begitu sudah ambil bagasi, langsung saja ke luar Bandara lalu belok ke arah kanan, dan cari Taxi Bandara yang resmi yang sudah tersedia loketnya di sana. Datang saja ke loket Taksi resmi Bandara Ngurah Rai, dan kawan kawan akan ditanya mau ke mana? Jawab saja di Hotel ini atau hotel itu.
Sebut saja nama hotelnya, dan kawan kawan akan diberikan kupon atau tiket yang sudah tertera harga Taxinya. Bayar saja angka itu di loket, simpan nota receipt Taxi nya buat kenang kenangan. Bagi kami tanda bukti karcis TAXI itu harus disimpan sebagai bukti saat pencairan kembali atau Claim kelak sesampainya di kantor.
Nah jika pun terpaksa sampai sore hari tentu akan sampai di Bandara Ngurah Rai menjelang Magrib pun tidak apa, dan pengalaman ini juga pernah saya rasakan. Saya sempat mengambil gambar matahari terbenam (Sunset) dari balik kaca pesawat. Ini bisa dilakukan dengan bebas tanpa gangguan jika kawan kawan duduknya dekat Jendela. (Asep Haryono)
URL : http://www.simplyasep.com/2012/11/asyiknya-terbang-bersama-garuda.html