Kekhasan arsitektur, keelokan lanskap, dan kebersihan di Desa Penglipuran, Bali, layak dikagumi. Apa yang di luar tampak kasatmata itu berakar dari nilai-nilai dan tradisi yang dihidupi setiap warganya.
Di Penglipuran, rumah-rumah bergaya Bali yang hampir seragam, dengan angkul-angkul atau pintu gerbang yang khas, berjajar rapi. Tak tampak sampah berserakan di area desa. Hutan bambu yang mengitari desa kian menegaskan pesona desa ini.
Lestarinya hutan bambu dan lingkungan yang begitu bersih adalah ejawantah dari nilai warga untuk menjaga keselarasan dengan alam, seperti salah satu prinsip dalam tri hita karana. Orang Bali percaya, kebahagiaan atau kesejahteraan bersumber pada hubungan yang harmonis dengan Tuhan, sesama, dan alam.
Ditetapkan sebagai desa wisata pada 1993, Desa Penglipuran terus mengundang orang untuk tetirah dan belajar. Lebih dari sekadar menikmati daya pikat visual, bersama-sama dengan warga desa pengunjung dapat memahami lebih dalam tradisi dan falsafah Bali, belajar membuat beragam kerajinan, dan bertualang rasa lewat sajian kuliner khas.