Kawasan Gunung Bromo saat ini sedang diselimuti suhu udara dingin ekstrim. Suhu dingin di Bromo sempat dikabarkan menyentuh minus 3 derajat celsius.
“Cuaca Bromo sangat dingin. Informasi teman-teman Cemorolawang sempat menyentuh minus 3 derajat celsius,” kata Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas pada Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Sarif Hidayat saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/7/2020).
Fenomena munculnya embun es atau embun upas juga diperkirakan akan terlihat. Namun, menurut Sarif, wisatawan tetap tidak bisa melihat fenomena tersebut lantaran kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) masih tutup untuk umum.
Ia mengatakan, saat ini, pihaknya tengah menunggu keputusan reaktivasi kembali kawasan Gunung Bromo dari empat bupati yang menyangga kawasan tersebut.
Adapun kawasan wisata Gunung Bromo berada di dalam empat wilayah kabupaten di Jawa Timur yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.
Meski masih menunggu keputusan, Sarif menekankan bahwa pengelola TNBTS sudah menyiapkan standar operasional prosedural (SOP) reaktivasi tersebut. Salah satunya, membatasi kapasitas pengunjung 739 orang per harinya atau 20 persen dari kapasitas normal.
“Untuk reaktivasi wisata BTS secara bertahap, pada tahap awal ini, pengunjung akan dibatasi 739 orang per harinya,” ujarnya.
Dari total 739 orang tersebut dibagi ke dalam lima area wisata Bromo yaitu sebagai berikut.
- Area penanjakan di Kabupaten Pasuruan sebanyak 178 orang per hari
- Area Bukit Cinta di Kabupaten Pasuruan sebanyak 28 orang per hari
- Bukit Kedaluh di Kabupaten Pasuruan 86 orang per hari
- Savana Teletubbies di Kabupaten Probolinggo 347 orang per hari
- Mentigen di Kabupaten Probolinggo 100 orang per hari
Selain mengatur jumlah pengunjung setiap harinya, pihak TNBTS juga meminta agar wisatawan yang hendak pergi ke Gunung Bromo, dapat membeli tiket secara daring. Reservasi tiket daring, kata dia, dapat dilakukan melalui bookingbromo.bromotenggersemeru.org.
“Sistem pembelian tiketnya melalui booking online murni. Tidak melayani pembelian tiket on the spot,” terang Sarif.
Sebelumnya, Kepala TNBTS John Kenedie, di kantornya, Rabu (1/7/2020) mengatakan, kawasan konservasi Gunung Bromo akan dibuka pada Agustus 2020. Hal ini dilakukan agar pihak TNBTS bisa mempersiapkan fasilitas penunjang untuk menerapkan protokol kesehatan selama satu bulan.
“Yang jelas sampai akhir bulan ini masih persiapan lapangan dulu. Yang jelas (pembukaan kembali) di Agustus. Tanggal berapa tergantung kapan keluarnya rekomendasi dari Bupati,” jelasnya. [*]
Artikel ini telah tayang di Kompas.com Penulis: Nicholas Ryan Aditya, Editor : Ni Luh Made Pertiwi F.