Home Mau ke Mana?DestinasiLokal Taman Nasional Alas Purwo di Banyuwangi Bersiap Sambut Kembali Wisatawan

Taman Nasional Alas Purwo di Banyuwangi Bersiap Sambut Kembali Wisatawan

oleh Fellycia Novka Kuaranita

Banyuwangi sedang bersiap membuka kembali destinasi-destinasi wisatanya. Taman Nasional Alas Purwo bisa kamu masukkan ke bucket list.

Setidaknya ada 10 destinasi di Banyuwangi yang sedang disiapkan untuk menyambut kembali wisatawan. Destinasi tersebut adalah Kawah Ijen, Bangsring Underwater, Grand Watu Dodol, Agro Wisata Tamansuruh, Taman Gandrung Terakota, Pantai Cacalan, Pantai Pulau Merah, Hutan De Djawatan, Pantai Mustika, dan Taman Nasional Alas Purwo. Pada Juni lalu, Pemkab Banyuwangi telah menggelar simulasi penerapan kebiasaan baru (new normal) di tujuan wisata tersebut.

Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) menjadi salah satu destinasi yang patut kamu kunjungi, terutama ketika kamu sangat menikmati alam terbuka dan aktivitas trekking. Taman nasional yang terletak di ujung tenggara Banyuwangi ini memiliki total luas 434 kilometer persegi. Di dalam taman nasional yang begitu luas itu, terdapat beberapa tipe ekosistem yang tergolong masih utuh di Pulau Jawa. Ekosistem itu antara lain hutan pantai, hutan mangrove, hutan dataran rendah, hutan bambu, hutan tanaman, dan sabana.

Terdapat lebih dari 700 jenis tumbuhan di Alas Purwo. Sawo kecik (Manilkara kauki) adalah tumbuhan khas dan endemik di taman nasional ini. Taman nasional Alas Purwo juga kaya akan jenis fauna daratan. Ada sekitar 50 jenis mamalia, 302 jenis burung, serta 63 jenis amfibi dan reptil.

Ada banyak obyek daya tarik wisata di dalam taman nasional ini, antara lain Savana Sadengan, Pantai Plengkung (G-Land) yang cocok untuk olahraga selancar ombak, dan Pantai Triangulasi yang berpasir putih. Selain itu, kamu bisa mengunjungi Pura Luhur Giri Salaka, pura peninggalan sejarah yang sampai sekarang masih dipakai untuk acara upacara keagamaan umat Hindu. Yuk, kita tengok satu per satu!

Sabana Sadengan

Sabana Sadengan.

Sabana Sadengan hanya berjarak 2 kilometer dari Gerbang Rowobendo, pintu masuk TNAP yang akan kita lintasi jika berkendara dari arah Kota Banyuwangi. Ini adalah padang penggembalaan yang dibuat oleh manusia (padang penggembalaan sekunder). Sadengan menjadi habitat bagi sejumlah hewan, antara lain banteng, kijang, dan rusa.

Di sini, pengunjung tidak boleh masuk ke padang. Pengelola TNAP pun memagari area batas akses pengunjung dan membuat menara pandang. Dari menara tiga lantai yang terbuat dari kayu ini, kita bisa memantau dari kejauhan hewan-hewan yang tampak di Sadengan. Selain mamalia yang berkeliaran, di Sadengan kadang-kadang kita juga bisa berjumpa merak yang cantik.

Pura Luhur Giri Salaka

Pura Luhur Giri Salaka

Tak hanya kekayaan alam, TNAP menjadi tempat bagi tempat persembahyangan umat Hindu, Pura Luhur Giri Salaka. Pura dari susunan batu bata yang merupakan peninggalan sejarah ini berada di jalan masuk ke Pantai Triangulasi. Setiap 210 hari sekali pada Rabu Kliwon, umat Hindu mengadakan upacara keagamaan Pager Wesi. Upacara ini menyimbolkan rasa syukur umat atas ilmu pengetahuan yang telah diturunkan para dewa.

Pantai Triangulasi

Pantai Triangulasi.

Nama Triangulasi diambil dari tugu buatan pengelola TNAP untuk keperluan pemetaan taman nasional ini. Tak banyak orang yang berkunjung ke sini, maka suasananya sangat tenang. Fasilitas memang minim, tetapi bukan berarti tak ada yang bisa kita nikmati. Pantai ini punya garis pantai yang cantik dengan hamparan pasir putihnya. Kadang kera-kera berlarian di sekitar pantai ini.

Pemandangan paling elok adalah ketika matahari terbenam. Sinar keemasannya memulas bentangan laut yang luas. Langit menguning, memerah, sampai meninggalkan jingga ketika matahari seolah terbenam ke dalam lautan itu. Jika hanya kamu dan teman-temanmu yang menikmati saat-saat senja itu, rasanya benar-benar mewah.

Pantai Plengkung

Pantai Plengkung

Pantai Plengkung atau G-Land menawarkan pengalaman menunggangi ombak yang tak terlupakan. Dengan sudut lekuk yang tepat, ombak yang dihasilkan sempurna untuk berselancar. Panjang ombak bisa mencapai 2 kilometer dengan formasi gelombang tujuh bersusun.

Untuk mencapai G-Land, kamu mesti menyusuri jalan utama di kawasan Taman Nasional Alas Purwo sampai di Pos Pancur, perhentian terakhir sebelum G-Land. Dari sini G-Land berjarak 7 kilometer dan dapat ditempuh dengan menyewa kendaraan dari Pos Pancur. Sejumlah penginapan, bar, dan restoran tersedia di sekitar lokasi berselancar. Waktu terbaik adalah antara April hingga September.

Taman Nasional Alas Purwo menyajikan ragam pengalaman dan petualangan yang menyenangkan. Jika kamu berkunjung dalam beberapa waktu ke depan, pastikan terapkan selalu protokol kesehatan, ya!

Artikel yang mungkin kamu suka