“Focus on the journey, not the destination. Joy is found not in finishing an activity but in doing it.” Kutipan dari penulis Amerika Greg Anderson barangkali terdengar klise. Namun, kerap kali sebagian orang tidak benar-benar menyadari bahwa tujuan bukanlah segala-segalanya. Ketika bepergian ke suatu tempat, pembelajaran justru lebih banyak hadir dalam perjalanan.
Hal yang sama diakui oleh travel blogger Marischka Prudence. Menurutnya, banyak manfaat yang bisa didapat selagi traveling. Ada kebahagiaan yang tak bisa dibandingkan dengan hitungan materi.
“Memori dari traveling bisa mendatangkan kebahagiaan,” ujar Marischka Prudence. Baginya, memori ketika bepergian akan menjadi ingatan yang lama tersimpan. Meski tidak begitu ingat secara detail mengenai runutan cerita atau nama tempat-tempat yang dituju, tentu ada pengalaman berkesan yang begitu melekat. Pada saat melihat kembali foto-foto dan tulisan lama, memori itu bisa menghadirkan kebahagiaan. “Lama perjalanan juga tidak memengaruhi intensitas kebahagiaan. Perjalanan singkat pun bisa membahagiakan,” lanjutnya. Lalu, apa saja kebahagiaan lainnya? Ini dia kebahagiaan-kebahagiaan lainnya yang juga sempat disebutkan oleh Marischka.
Lebih toleran
Menurut penelitian, traveler yang bepergian secara reguler akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain. Cara pandang akan lebih luas dan semakin memahami orang lain. Ini dikarenakan individu itu sering bertemu dengan orang-orang yang memiliki budaya yang berbeda. Wajar saja jika traveling bisa meningkatkan kemampuan bersosialisasi.
Lebih intim
Jangan sungkan untuk mengagendakan liburan bersama dengan orang kesayangan, entah itu keluarga atau pasangan. Rasakanlah momen istimewa dan waktu berkualitas. Uniknya, sebagian orang menjadikan traveling sebagai salah satu cara untuk melihat karakteristik calon pasangan.
Belajar dari orang lain
Inspirasi bisa datang dari siapa saja, termasuk orang-orang yang ditemui selama perjalanan. Marischka bercerita, ia bertemu dengan anak-anak yang menginspirasi sewaktu berlibur di Misool, Papua. Mereka tidak mampu membeli kelereng. Kemudian, Marischka dan rombongan membelikan kelereng kepada mereka. Tanpa ada aba-aba dan arahan, sebagian dari mereka membagi-bagikan kelereng kepada teman lainnya. Apa yang telah diberikan tak hanya dinikmati sendiri.
Marischka juga menyampaikan bahwa traveling bisa membawa seseorang keluar dari zona nyaman untuk merasakan pengalaman yang luar biasa. Bahkan, pengalaman-pengalaman tak terduga pun bisa menjadi cerita yang kelak mendatangkan kebahagiaan walau momen liburan telah berlalu. Nah, bagaimana dengan bahagia versi Anda? [GPW]