Vice president bagian product and market development leisure travel management di sebuah agen wisata ternama di Jakarta tak menampik kenyataan bahwa wisatawan Indonesia gemar berbelanja. Meski jumlah pengeluaran saat berada di luar negeri lebih tinggi dibandingkan di dalam negeri, keinginan untuk membawa pulang beragam cendera mata telah menjadi naluri pelancong.
Tidak ada yang salah dengan membeli buah tangan, apalagi setiap daerah di penjuru Nusantara memiliki keunikan tersendiri. Siapa yang tak tergoda dengan keunikan kain tenun Songket khas Sambas, Kalimantan Barat, roncean manik-manik khas Dayak, atau penganan kuliner bika ambon dari Medan. Wisatawan pun dapat membantu perekenomian penduduk setempat dan semakin melestarikan kearifan lokal Tanah Air.
Akan tetapi, segala hal yang berlebihan tidaklah baik, termasuk saat membawa cenderamata yang jumlahnya tak terkira. Alih-alih ingin memiliki kenangan-kenangan dari tujuan wisata, Anda justru kewalahan membawanya. Tak menutup kemungkinan, barang dapat tertinggal atau rusak akibat penempatan yang keliru. Nah, untuk menghindari hal tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pecah belah
Tak memiliki tempat yang cukup untuk membawa oleh-oleh, mau tak mau Anda harus membeli tas baru. Jika ingin berhemat, sejumlah wisatawan kerap menyiasatinya dengan membawa tas kosong saat bepergian yang nanti dikhususkan sebagai wadah buah tangan.
Sebelum menata, pisahkanlah barang bawaan sesuai kategori masing-masing, misalnya suvenir pecah belah, makanan, atau barang berbahan kain. Selain melapisi dengan kertas atau lapisan karton kardus, suvenir pecah belah dapat diselipkan di antara pakaian. Lapisan kain dapat mengurangi benturan yang menyebabkan barang pecah atau tergores. Agar lebih aman, jangan ragu untuk memberi tanda fragile pada koper atau tas yang dibawa agar penyedia jasa angkut barang dapat memperlakukannya lebih berhati-hati.
Makanan
Anda yang membawa makanan khas daerah, kemaslah dengan hati-hati, jangan sampai bocor. Kemasan yang rusak dapat mengakibatkan makanan berantakan, bahkan tidak layak dikonsumsi lagi akibat terkontaminasi udara luar. Kini sejumlah tokoh oleh-oleh telah menyediakan jasa pengemasan yang rapi. Semua barang belanjaan ditempatkan dalam satu kardus sehingga lebih praktis.
Barang bawaan yang berlebihan menuntut wisatawan ekstra waspada dalam menjaganya. Ini juga berpengaruh ketika Anda menggunakan moda transportasi umum, seperti bus, kereta api, dan pesawat. Jika memungkinkan, gunakanlah jasa pengiriman untuk mengirimkan barang bawaan secara terpisah ke daerah asal. [GPW]